***
Damar sudah seperti laki-laki yang dipenuhi oleh hasrat nafsu setan. Melihat Dini mengenakan pakaian super mini seperti sekarang, jelas sudah memancing naluri hewan buas di dalam dirinya.
Selama ini dia hanya bisa membayangkan Dini di dalam pikiran liarnya, tapi saat ini Dini telah berdiri tepat di hadapannya. Berada di dalam kungkungan tangan dan bibir tebalnya sudah berada di dalam pagutan bibirnya.
Damar mendorong keras tengkuk leher Dini dan terus menyecap bibir Dini tanpa henti. Tangannya mendorong kuat punggung perempuan dengan rambut tergerai panjang itu sehingga menabrak kencang dada bidangnya.
"Eeeeuummhh." Suara lenguhan yang Dini lontarkan dari bibirnya yang terus digigit oleh Damar semakin menarik keluar libido pria bertubuh gagah itu.
Ketika tangan Dini mulai menjelajah memasuki area di dalam kaos Damar dan menjamah otot-otot perutnya, secara tiba-tiba tubuh Dini didorong kuat oleh Damar. Dengan mata terbelalak dan nafas menderu, Damar berkali-kali membuang nafasnya dengan mata yang terus menjerat mata Dini.
"Kenapa, Damar?" tanya Dini dengan ritme nafas yang hampir sama dengan Damar.
"Maaf, lo udah membayar jasa gue untuk satu hari penuh jadi hari ini gue adalah budak seks lo yang siap melayani lo. Bukan lo yang melayani gue." Damar menundukkan kepalanya dengan tangan yang sudah meremas kuat.
Hati Damar tercubit sakit saat mengucapkan kalimat yang sebenarnya biasa dia ucapkan pada kliennya yang lain, tapi kenapa saat dia mengatakan itu pada Dini justru hatinya terasa sakit seperti ini. Damar benar-benar merasa sudah menjadi Jalang pria yang sangat kotor di hadapan Dini.
"Damar, gue bayar lo bukan untuk jadi budak seks gue," sanggah Dini seraya menggerakkan kakinya mendekati Damar dan melihat kedua tangan Damar yang menggantung di bawah.
Kedua tangan itu diambil oleh Dini. Dini menatap sendu pergelangan tangan Damar yang masih berwarna merah. Oleh Dini, Damar ditarik lembut berjalan menuju sofa besar yang berada di tengah-tengah ruangan.
"Kalau bukan untuk menjadi budak seks lo, lalu buat apa lo bayar gue dengan harga fantastis?" seru Damar tidak melepaskan pandangannya dari leher tank top Dini yang menjulur ke bawah. Memperlihatkan pakaian dalam berwarna merah nyala di dalamnya.
"Gue hanya ingin hari ini lo ngga melayani wanita lain. Ehmm ... kasarannya gue udah buat lo libur hari ini," canda Dini tertawa lebar kepada Damar.
"Siapa lo sebenarnya, Nona Muda?" tanya Damar kembali memanggil Dini dengan sebutan "Nona Muda".
Dini mengerutkan keningnya.
"Gue Andini Putri," jawab Dini sekenanya kembali menatap pergelangan tangan Damar.
"Nona Muda, bisa lo tatap mata gue kalau lagi bicara?" suruh Damar.
Wajah Dini mendongak, matanya bertemu dengan mata Damar.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIA BUNGA RAYA (END) (Revisi)
RomanceWARNING ONLY 21+ 🔞🚫 DI BAWAH 21 TOLONG DI SKIP Bukan tanpa alasan dia menjatuhkan dirinya ke dalam rengkuhan para mawar-mawar berduri itu. Mawar-mawar gila yang senang mendengar erangan kesakitan dari dirinya. Hidupnya sudah terlalu jatuh dan hin...