CH. 14 MENIKAH 🔞 (Re-Pub)

1.7K 35 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Dua minggu berselang, Damar dan Dini benar-benar melaksanakan ucapan mereka tentang pernikahan. Melalui Jasa Nikah Siri yang mereka cari di laman situs pencarian internet, mereka pun akhirnya menemukan tempat yang cocok dan dapat mereka percaya.

Nyatanya di sana bukan hanya membantu jalannya pernikahan siri mereka, tapi rupanya tempat tersebut juga menyediakan saksi untuk keduanya. Sementara untuk wali, sudah dipastikan Dini menggunakan wali hakim. Dengan mahar cincin dan kalung emas seberat 10 gram, Damar pun akhirnya mengucapkan janji suci pernikahan kepada Andini Putri tepat di hari sabtu pukul 10 siang.

Mengenakan kebaya putih sederhana, dengan rambut yang dia ikat rapih, penampilan Dini tampak berbeda dari biasa Damar lihat. Begitu pun dengan Damar, mengenakan jas hitam dengan peci menutupi kepalanya, Damar terlihat mempesona di mata Dini.

"Setelah ini kita ke rumah sakit ya. Kamu harus bertemu mertuamu," canda Damar dengan Dini, yang kini sah menjadi istrinya.

Dini mengangguk setuju. "Tentu, sebagai menantu yang baik, aku harus memberi salam dan hormat kepada wanita yang sudah melahirkan kamu, suami aku," balas Dini seraya menggelayutkan tangannya pada lengan Damar dan menempelkan pipinya di sana.

"Setelah itu kamu harus menunaikan tugasmu yang tertunda dua minggu kemarin," lanjut Dini sembari berbisik dan membuat Damar tertawa gemas mendengarnya.

***

Keduanya kini sudah tiba di rumah sakit dan berada di depan ruang ICU tempat ibunya Damar di rawat selama beberapa tahun ini. Damar membuka pintu ruangan tersebut setelah sebelumnya sudah memakai pakaian khusus pengunjung pasien ICU.

"Ibu, bagaimana keadaannya? Ilham ke sini untuk memperkenalkan seseorang kepada Ibu." Damar menarik lembut lengan Dini. "Dia adalah Andini Putri, Bu. Istri Ilham, menantu Ibu. Ibu harus cepat bangun agar bisa melihat betapa menyebalkannya menantu Ibu ini," sambung Damar sembari melirik jahil kepada Dini.

Dini sedikit membungkukkan badannya. "Ibu,  saya Andini Putri. Benar kata Damar, Ibu harus cepat bangun. Nanti kita sama-sama menjewer anak Ibu ini. Selama Ibu tidur, dia jadi anak yang nakal," goda Dini membuat Damar menerbitkan garis melengkung naik dari dua sudut bibirnya.

Dini mempertontonkan dua jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V dan tersenyum lebar kepada Damar.

Tangan Damar mengusap rambut Dini seraya meremasnya pelan.

"Ngga perlu kamu ceritakan juga nanti Ibu pasti akan tahu. Ibu pasti akan bertanya dan ngga ada yang bisa bohong dari beliau," tutur Damar membuat Dini menunjukkan ekspresi bingung mendengar penuturan ambigu Damar.

"Maksudnya?" tanya Dini menampilkan wajah bodohnya.

Untung saja Damar masih ingat kalau ini di rumah sakit, kalau tidak, saat itu juga sudah pasti wajah Dini akan habis diterkam oleh Damar. Sungguh, wajah bodoh Dini membuat Damar geram ingin menciumnya.

PRIA BUNGA RAYA (END) (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang