Permain? Tentu, setiap anak suka dengan hal-hal yang berhubungan dengan permainan. Namun, sejatinya hal yang paling disukai oleh anak-anak adalah kasih sayang melimpah dari kedua orang tua, benarkan?
Tumpukan permainan di tempat bermain ini rasanya begitu hampa, ketika hanya dirinya sendiri yang bermain. Di sekitarnya, anak-anak lain kelihatan senang, sebab di dekat mereka ada orang tua yang mendampingi. Terdengar jelas di telinganya, suara anak-anak seusianya yang tertawa bersama orang tua mereka, bahkan ketika ada yang menangis mereka ditenangkan, serta dipeluk.
Sebagai anak kedua dari tiga bersaudari, Senjani atau yang lebih sering disapa Senja itu harus selalu berada di antara. Dia harus menjadi seorang adik yang baik untuk kakaknya—Mentari, dan dia harus menjadi kakak yang patut dicontoh untuk adiknya—Rembulan. Perbedaan usia di antara mereka bertiga tidak begitu jauh, sehingga untuk usia Senja yang masih kecil, tentulah menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya.
"Ayah!!!"
Senja berseru kegirangan, akhirnya dia bisa beranjak dari tempat mainan tersebut setelah melihat keberadaan Sang Ayah. Bayangkan, selama satu jam lebih Senja berada di tempat bermain tanpa kedua orang tuanya, padahal akhir-akhir ini sedang rawan penculikan.
"Kenapa lama sekali?" tanya Senja.
"Kakakmu mendapat juara pertama lagi," ungkap Sang Ayah—Dirga. "Makanya tadi Ayah sama Bunda agak lama di sana, lagipula salah kamu sendiri, kenapa tidak mau menunggu di sana?"
"Kan, Ayah yang minta Senja buat main saja."
"Kamu suka rewel, beda banget sama Bulan, anteng."
Senja melepas genggaman Sang Ayah, dia berlari cepat dan berakhir dalam pelukan Sang Kakak.
"Selamat Kak Tari!" pekik Senja.
"Ish, kamu ke mana saja, sih?" tanya Mentari atau yang lebih sering dipanggil Tari. "Kakak cari-cari kamu, juga."
Senja cengengesan. "Habis main, lah!"
"Ayo pulang, Mas!" ajak Sang Istri—Ayu.
"Sini biar Bulan saya yang gendong," ucap Dirga. "Duh, tidurnya pules banget, sih~" gemas Dirga ketika mengambil alih tubuh Si Bungsu dari istrinya.
"Sini, biar Bunda pegang pialanya," kata Ayu pada Tari. "Ayo."
Ayah Dirga menggendong Bulan yang tidur, Bunda Ayu memegang piala besar milik Kak Tari, satu tangan Bunda Ayu menggenggam tangan milik Kak Tari. Senja berinisiatif menghampiri Ayah Dirga, tapi sepertinya dia kerepotan menggendong Bulan, beruntunglah ada tangan Kak Tari yang mau menggenggamnya.
Kak Tari selalu ikut kompetisi menyanyi, Kak Tari selalu jadi kebanggaan Ayah sama Bunda, dan Adik Bulan selalu menjadi kesayangan Ayah sama Bunda. Senja bagaimana?
Starring:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Senjani - Senja
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ayudia - Ayu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dirgantara - Dirga
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mentari - Tari
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.