19

199 34 7
                                    

Kembali pada hari dimana Chaeyoung mengancam Jimin akan menculik calon pengantinnya, tepat di hari pernikahannya.

Sepupu laki-laki Chaeyoung itu hampir membanting ponselnya karena kesal. Dia tahu kalau Chaeyoung itu perempuan yang keras kepala nan angkuh. Dan sayangnya, dia sendiri tidak pernah bisa mengalahkan Chaeyoung. Entah dalam ilmu beladiri, atau dalam adu wawasan, apalagi soal pekerjaan.

"Ada apa, Jim?" Sooyoung mengerutkan kening, menatap bingung sang adik.

"Sepupu kesayanganmu itu sudah gila." Jimin mengacak rambutnya frustrasi. "Dia memintaku menemani Taehyung selama lelaki bernama Jungkook menginap di rumahnya."

"Apa Chaeyoung menduga kalau Taehyung seorang gay?" Yoongi menimpali.

"Itu yang membuatku kesal, Hyung." Tubuh Jimin merosot ke sofa. "Sudah jelas Taehyung meminta Chaeyoung untuk menjadi kekasihnya, tapi perempuan sinting itu justru mengira kalau Taehyung itu mengidap kelainan orientasi seksual."

"Bukankah itu sudah jelas? Chaeyoung menyukai Taehyung, karena itu dia cemburu pada Jungkook." Yoongi menyuarakan konklusinya. "Jadi, kalian tidak perlu lagi ikut campur dalam urusan percintaan mereka."

"Maaf, Sayang ... aku tidak setuju. Kita tahu kalau Chaeyoung orang yang bebal. Dia tidak akan semudah itu mengakui perasaannya untuk Taehyung," ujar Sooyoung.

Tidak peduli apakah Chaeyoung sudah bertunangan dengan orang lain, yang Sooyoung yakini adalah Taehyung itu pria terbaik untuk Chaeyoung. Jadi tidak peduli apakah sekarang mereka punya pasangan masing-masing atau tidak, dia tetap bersikeras akan mempersatukan mereka.

"Hmm, kupikir juga begitu." Jimin sependapat dengan Sooyoung. "Aku sangat mengenal Chaeng-ie, dan pria yang akan bersanding dengannya harus mampu menjinakkannya. Tapi mencurigai Taehyung seorang gay itu sangat tidak masuk akal."

"Mungkin yang ditakutkan Chaeyoung dalam hal ini adalah Jungkook," kata Sooyoung, tak sependapat dengan adiknya. "Dia pasti takut kalau aktor itu akan berbuat macam-macam pada Taehyung."

"Aktor?" tanya Yoongi dan Jimin bersamaan.

"Hmm ... aku dengar desas-desus mengenai kelainan aktor tampan itu dari Chanyeol." Kedua pria itu saling pandang. "Tapi, kau tidak perlu khawatir. Aku punya ide bagus untuk membalas rasa kesalmu."

"Tidak-tidak-tidak! Aku tidak setuju!" Yoongi menolak tegas setelah melihat istrinya menaik-turunkan kedua alisnya.

"Tapi kau bahkan belum mendengar ideku, Sayang," rayu Sooyoung.

"Apapun idemu, aku tidak ingin terlibat dalam rencana gila kalian." Yoongi berdiri untuk melangkah pergi, namun kalimat Sooyoung berikutnya berhasil membuat tungkainya kembali terpaku.

"Tapi aku sudah menghubungi dia untuk membantu kita di Macau."

"M-Macau?" Perasaan Yoongi tidak enak.

"Hmm ... dan dia bersedia membantu kita," tutur Sooyoung girang.

Yoongi kembali mendaratkan bokongnya di sofa. "Sayang, aku tidak suka leluconmu."

"Tidak, Sayang ... aku benar-benar sudah menghubunginya, dan dia sangat menantikan hari untuk bertemu dengan Chaeyoung."

"Noona." Jimin mengambil koversasi. "Apa dia yang kau maksud itu adalah—"

WHAT'S WRONG WITH SECRETARY KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang