28

161 30 4
                                    

"Selamat, Yoda, akhirnya hari ini kau resmi menjadi Ny. Park."

"Selamat, Nn. Chou. Aku doakan yang terbaik untuk pernikahan kalian."

"Kau terlihat sangat cantik, suamimu pasti tidak bisa berpaling darimu."

"Aku menunggu bayi-bayi kecil kalian lahir."

"Aku sangat iri padamu, Jim. Istrimu sangat cantik."

"Apa kalian akan bulan madu di Indonesia?"

Ucapan selamat para tamu berlalu lalang di pendengaran Chaeyoung yang sedang menikmati camilan dengan duduk santai tak jauh dari kedua mempelai. Tanpa ditemani seorang pun di sisinya. Sebab ia sengaja menjauh agar tidak diganggu.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Si jangkung Park Chanyeol datang menghampiri, dan mengambil piring dari tangan Chaeyoung.

"Kembalikan makananku, Yeol-ie!" Chaeyoung merengut.

"Orang-orang sedang memberi selamat pada sepupu dan sahabatmu, tapi kau malah asik menghabiskan jatah makanan kami." Kini kakak Chaeyoung duduk di samping adiknya.

"Aku lapar," balas Chaeyoung singkat, merebut kembali makanannya.

Chanyeol hanya menggelengkan kepala. "Aku tidak melihat tunanganmu. Apa kau tidak memberitahunya kalau hari ini Jimin menikah?"

"Lebih bagus dia tidak datang." Chanyeol menoleh seketika mendengar ucapan Chaeyoung. "Dia sedang sibuk berkencan dengan gadis kurus itu."

"Gadis kurus?" tanya Chanyeol heran, lalu menyesap minuman yang dibawanya.

Chaeyoung memutar bola mata. "Gadis yang sedang ramai diperbincangkan. Dia si malaikat cantik yang berhasil menyihir Cha Eunwoo."

"Lalu kenapa kau malah duduk santai di sini? Bagaimana kalau publik tahu—"

"Aku tidak peduli padanya atau berita apapun tentangnya." Tangan Chaeyoung meraih gelas lalu meminum isinya. "Saat ini aku hanya butuh Taehyung untuk kukenalkan pada Jimin sebagai kekasihku."

Chanyeol tersedak minumannya. Dia terbatuk sebelum berkomentar, "Mengenalkan Taehyung sebagai kekasihmu? Apa kau sudah gila?"

"Ya, aku bisa menjadi gila untuk mendapatkannya," jawab Chaeyoung santai, melipat kedua tangan dengan netra terpatri pada sosok Taehyung yang sedang berbincang dengan Hoseok.

Kini Chanyeol menyerongkan tubuh menghadap adiknya, memaku atensi sepenuhnya pada wanita brunette itu. "Jelaskan padaku apa maksud dari kata mendapatkan itu."

"Aku tidak ingin kehilangan Taehyung. Apa sudah cukup jelas?" Satu alis Chaeyoung tertarik ke atas menunggu jawaban kakaknya.

"Ya, sangat jelas sampai membuatku menggelengkan kepala. Kau tidak bilang padaku kalau kau menyukai Taehyung. Kau hanya bilang tidak ingin kehilangannya. Tapi aku tidak sebodoh itu, Chaeng." Mata cokelat Chanyeol menatap lurus ke dalam manik hazel adiknya. "Aku sangat mengenalmu, Adikku sayang. Jadi, kalau kau hanya berniat mempermainkan Taehyung, sebaiknya hentikan. Karena aku tidak akan memaafkan siapapun yang menyakitinya."

"Yak! Seharusnya kau melindungiku bukan Taehyung."

Chanyeol kembali meneguk minumannya. "Tidak, kau tidak butuh perlindungan apapun dariku."

"Sialan kau, Yeol-ie."

"Yak! Aku kakakmu, bicaralah yang sopan padaku."

"Tidak, terima kasih. Kau tidak membutuhkan sopan santunku."

"Kau—"Hampir saja Chanyeol memukul kepala adiknya kalau saja Taehyung tidak datang menghampiri. "Taehyung!" Dia bangkit dan memeluk Taehyung.

"Apa-apaan ramah tamah itu? Kenapa dia selalu bersikap manis pada Taehyung?" Batin Chaeyoung menggerutu.

WHAT'S WRONG WITH SECRETARY KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang