"Aku akan menjemputmu saat makan siang."
"Hmm ..." Sebelum Eunwoo melakukan sesuatu, Chaeyoung sudah lebih dulu keluar dari mobil.
"Ck! Dia tidak berubah." Eunwoo menghela napas. "Tidak pernah membiarkanku mendekatinya lebih dari 1 meter. Nasibku benar-benar sial," gerutunya, lantas melajukan mobil.
"Selamat pagi, Sajangnim."
Sapaan dari para pegawai diabaikan Chaeyoung. Wanita angkuh itu tetap memacu tungkainya tanpa menghiraukan siapapun yang menegur atau menyapanya.
"Selamat pagi, Sajangnim." Salah satu security membungkuk, lalu mempersilakan masuk lift khusus untuk Chaeyoung.
Lagi-lagi sikap ramah tamah para pegawai tidak dihiraukan. Bukan karena dia sedang marah pada mereka, tapi entah karena apa, hari ini suasana hatinya sangat buruk.
* Ting
Pintu lift terbuka dan sekretaris Chaeyoung, Park Jihyo, langsung menyambutnya.
"Selamat pagi, Sajangnim." Jihyo membungkuk.
"Hmm ..." sahut Chaeyoung tanpa mengerling Jihyo. "Kau sudah menghubungi Tn. Lee?"
Jihyo berjalan mengikuti Chaeyoung. "Sudah, Sajangnim. Tapi, beliau sedang berlibur bersama dengan keluarganya." Membukakan pintu lalu masuk ke dalam ruangan Chaeyoung. "Beliau menyerahkan urusan Genesis sepenuhnya pada anda."
"Tidak masalah." Chaeyoung duduk di kursi kebesarannya. "Apa agenda hari ini?"
"Satu jam lagi Tn. Koo akan datang kemari untuk bertemu dengan anda dan Tn. Jung. Beliau tidak menyebutkan secara rinci alasannya, tapi beliau meminta saya untuk memastikan anda bisa hadir."
Kening Chaeyoung terlipat. "Apa ini ada hubungannya dengan kejadian Ma Bepeu tahun lalu?" batinnya menebak.
"Setelah itu tidak ada agenda khusus, selain acara nanti malam."
"Acara nanti malam?" Chaeyoung menaikkan satu alis.
"Ya, Sajangnim. Pesta akhir tahun Dreamies grup. Semua jajaran eksekutif harus hadir dalam pesta kali ini tanpa terkecuali." Jihyo tampak ragu untuk melanjutkan. "Jika tidak, akan ada sanksi khusus bagi perusahaan yang tidak hadir."
Chaeyoung memutar bola mata. "Siapa yang membuat aturan aneh seperti itu?"
"CEO Dreamies, Tn. Kim Seokwoo." Jihyo menundukkan wajah saat Chaeyoung menatapnya.
Chaeyoung berdiri, berjalan menuju jendela kaca. "Aku tidak paham dengan orang-orang besar itu. Kenapa mereka selalu membuat aturan yang aneh, Tn. Kim? Maksudku—" Bola mata Chaeyoung membulat. Sadar jika yang ada di ruangan itu hanya dirinya dan Park Jihyo. "Maaf, kau boleh pergi Ny. Park," ujarnya pada Jihyo.
"Baik, Sajangnim." Jihyo membungkuk, lalu keluar dari ruangan Chaeyoung.
Hari ini adalah tepat satu tahun sejak hari pernikahannya, dan sejak hari dia menghabiskan malam terakhirnya di Daegu bersama Taehyung, tepat di hari ulang tahun pria itu.
Kaki jenjang wanita brunette itu diseret gontai menuju meja kerjanya, lantas ia duduk di kursi. Tangan terulur membuka laci, mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna hitam. Kotak hitam yang sama dengan yang dipandanginya satu tahun lalu.
Dia termenung. Manik hazelnya menatap lekat benda di tangannya. Sesekon berselang, jemari lentiknya mengusap pelan kotak beludru itu lalu membukanya.
Sebuah dasi berwarna hitam berbahan satin sutra murni bertaburan kristal swarovski sebagai ornamennya masih terbungkus rapi di dalam kotak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT'S WRONG WITH SECRETARY KIM
FanfictionBuntut dari kalah taruhan dengan duo sahabatnya, mengharuskan seorang Park Chaeyoung menonton K-drama yang dibencinya, apalagi kalau bukan What's Wrong With Secretary Kim. Chaeyoung yang mendadak terkena kutukan "tidak bisa berhenti memikirkannya" s...