06

335 73 37
                                    

"Astaghfirullah!" pekik Ny. Han sambil mengelus dada. "Apa yang kau lakukan di dapur sepagi ini, Rosie?"

Ny. Han terlonjak mendapati presensi Chaeyoung dengan celemek menutupi bagian depan tubuhnya, sedang membuat adonan kulit mandu di dapur. Bagi Ny. Han sendiri, sebenarnya keberadaan wanita brunette itu di dapur bukanlah sesuatu yang aneh, kalau saja waktunya tepat. Namun lain cerita jika wanita brunette itu berkutat di dapur saat jarum pendek pada jam dinding berada di angka 4.

"Hai, Bibi." Chaeyoung mengerling sekilas, lalu kembali memipihkan adonan di depannya.

"Kau sedang apa?" Ny. Han saat menghampiri Chaeyoung. Beberapa lipatan terlihat jelas di keningnya, sementara netranya menatap penuh curiga wanita brunette di sebelahnya.

"Membuat sarapan." Chaeyoung menoleh dengan senyum yang membuat Ny. Han semakin heran melihatnya.

"Jam 4 pagi?" Chaeyoung hanya menanggapi pertanyaan Ny. Han dengan gumaman. Sementara Ny. Han membelalakkan netra mendengar Chaeyoung mendengungkan hmm tanpa mengerling dirinya. "Pasti telah terjadi sesuatu. Aku harus memberitahu Sejong."

Apakah benar telah terjadi sesuatu pada wanita brunette itu?

Kalau dilihat dari penampilannya memang tidak ada yang aneh, sebab yang aneh adalah tingkah lakunya. Walau dia sendiri sudah terbiasa bangun jam 5 pagi, namun tidak untuk bergelut dengan bahan makanan di dapur. Karena itulah Ny. Han menduga, sesuatu telah menggerakkan hati wanita yang selalu ia sapa dengan sebutan Rosie itu, atau otak wanita yang sudah dianggap sebagai putrinya itu memang tengah bermasalah.

Flashback

"Selamat ulang tahun, Nn. Park."

"Transparan? Tn. Kim, tintanya bahkan tidak terlihat. Lalu bagaimana aku menggunakannya? Ck! Kau memberiku sesuatu yang tidak berguna, tapi aku akan tetap menerimanya, hanya karena ada namaku di pena ini. Jadi jangan besar kepala."

Hadiah pertama yang Chaeyoung terima dari Taehyung adalah sebuah pena. Pena berwarna hitam seperti obsidian Taehyung dengan ukiran emas bertuliskan nama Park Chaeyoung, yang selalu ia bawa setiap menemui klien ataupun investor. Karena bagi wanita brunette itu, pena pemberian Taehyung sudah menyerupai jimat keberuntungan. Dan malam ini, di dalam kamar bernuansa monokrom klasik, jemari Chaeyoung memainkan pena itu layaknya fidget spinner.

"Nn. Park, saat saya menikah nanti ... mungkin saya akan berhenti menjadi PA anda."

Kalimat yang memasuki rungu Chaeyoung beberapa jam lalu memang bukan imajinasi belaka. Kalimat itu jelas disuarakan Taehyung, dan terdengar jelas pula di pendengaran Chaeyoung.

"Aku bekerja pada pukul 6 pagi dan tidak pernah pulang pada jam yang sama. Saat kau menghubungiku, aku bergegas datang meski saat itu aku sedang tidur. Jika terus seperti ini, aku akan tua tanpa menikah."

Dialog drama What's Wrong with Secretary Kim kembali melayang di benak Chaeyoung. Namun kali ini, dia tidak menjadi gusar seperti biasanya. Aneh memang, sebab apa yang sedang dirasakannya sekarang tidak bisa dia deskripsikan.

Jika ditanya apakah Chaeyoung merasa sedih setelah mendengar keputusan Taehyung beberapa jam lalu, tentulah dia sedih, namun dia sendiri tidak tahu kata yang tepat untuk menyebut perasaan yang kini sedang membelenggunya.

WHAT'S WRONG WITH SECRETARY KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang