30

213 35 20
                                    

Mata Chaeyoung terpejam saat hidungnya menarik lebih banyak oksigen, lalu menghembuskannya lebih lama dari ritme napas normalnya.

"Jangan khawatir, mereka pasti menyukaimu," kata Taehyung, menggenggam erat tangan Chaeyoung.

Chaeyoung menggeleng. Matanya melebar menatap Taehyung sedikit gusar. "Aku tidak khawatir soal keluargamu karena aku sudah bertemu dengan semuanya kecuali ibumu."

"Lalu apa yang kau cemaskan?" Alis Taehyung tertarik ke atas.

"Aku mencemaskan tentang hadiahnya." Chaeyoung mengeratkan genggaman tangan Taehyung. "Bagaimana kalau ayah dan ibumu tidak menyukainya? Bagaimana kalau ukurannya tidak sesuai? Bagaimana kalau mereka tidak menyukai warnanya? Bagaimana kalau—"

Telunjuk Taehyung menyegel bibir Chaeyoung. "Kau sudah melakukan riset jauh-jauh hari sebelum memutuskan untuk menggunakan jasa Seulgi noona. Jadi, aku yakin ayah dan ibu akan menyukai hadiah darimu."

"Tetap saja. Aku takut kalau mereka tidak menyukainya."

"Hey, kemana rasa percaya diri Park Chaeyoung yang aku kenal?"

Manik Chaeyoung sedikit membulat. Otaknya berseru membenarkan ucapan Taehyung, meski hatinya masih merasa sedikit was-was.

"Chaeyoung yang aku kenal selalu punya cara untuk bisa menyenangkan hati orang lain," kata Taehyung sembari menangkup wajah Chaeyoung.

Rona merah merambah di kedua pipi wanita brunette itu. Dia merasa malu sekaligus senang dengan kata-kata yang diucapkan Taehyung barusan.

Melihat wajah Chaeyoung merona, Taehyung tersenyum kecil. Sesekon berselang, pria itu mengulum lembut bibir Chaeyoung.

Chaeyoung mendorong dada Taehyung, lalu berkata, "K-kita sedang di dalam kereta."

"Memangnya kenapa kalau kita di dalam kereta? Apa aku tidak boleh menciummu di sini?"

"T-tentu saja tidak boleh!"

Taehyung melipat tangan. "Baiklah, aku tidak akan melakukannya lagi." Mengerucutkan bibir dan memaku pandangan ke depan.

Chaeyoung justru terkekeh melihat tingkah kekanakan Taehyung. Tentunya dia tidak menyangka kalau Kim Taehyung yang selalu bersikap dewasa dan terlihat keren bisa menunjukkan sisi imutnya.

Sementara Taehyung yang mendengar kekehan Chaeyoung mengerling sekilas, lalu tersenyum tanpa berniat menginterupsi kesenangan wanita brunette itu.

Setidaknya kini Chaeyoung bisa melupakan kekhawatirannya, begitu pikir Taehyung.



whαt's wrσng wíth sєcrєtαrч kím



"Eonnie!"

Jennie berseru, lalu berlari menghampiri Chaeyoung. Namun yang mendapat pelukan adalah Jisoo.

"Kau merindukanku?" tanya Chaeyoung.

Jisoo kecil mengangguk. Kembali memeluk Chaeyoung kemudian mencium kedua pipi Chaeyoung.

"Curang! Kenapa hanya Jiji yang mendapat pelukan?" Protes Jennie, merujuk pada gadis kecil dengan panggilan sayangnya.

"Kau tidak pantas bersaing dengan Jiji." Taehyung memutar kepala Jennie.

"Aww! Yak!" Jennie mengaduh. "Kepalaku bukan bola!" teriaknya kesal namun Taehyung mengabaikannya.

Pria bersurai eboni itu berjalan memasuki penginapan guna mencari keberadaan ayah dan ibunya.

WHAT'S WRONG WITH SECRETARY KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang