Sang CEO dan dua dewan komisaris sedang menikmati coffee break setelah rapat selesai setengah jam lalu. Tanpa didampingi para PA, mereka menikmati obrolan dengan santai.
"Aku dengar Ma Bepeu sempat mengalami masalah di awal peluncurannya," celetuk Namjoon di sela menyesap kopi.
Ma Bepeu, salah satu produk jasa yang digagas oleh Chaeyoung karena keprihatinannya akan hubungan orangtua-anak yang terpisah oleh jarak. Ma sendiri merupakan pelafalan mudah dari kata my, sedangkan bepeu adalah akronim dari beseuteu peurendeu.
Produk ini menyediakan 3 layanan utama. Call Me A Friend, seseorang akan berperan sebagai pendengar, penghibur dan teman perjalanan yang menyenangkan layaknya seorang bestie saat klien memilih jasa ini. Just Count on Me, sebagian besar pemilih pelayanan ini berasal dari kalangan ibu rumah tangga atau kepala keluarga yang membutuhkan bantuan dalam menyelesaikan pekerjaan rumah mereka. Pleasant Home Care, dalam hal ini Ma Bepeu dapat menjadi penolong terutama untuk para lansia yang harus melakukan home care tanpa adanya pendamping keluarga di rumah.
"Kabar itu memang tidak salah." Chaeyoung mengelap bibirnya dengan tisu. "Kami minta maaf untuk hal itu, dan secara pribadi saya juga ingin meminta maaf kepada anda, Tn. Kim," tuturnya sungguh-sungguh. "Karena keteledoran saya, saham Dreamies sempat mengalami penurunan."
"Tidak, itu bukan salahmu." Namjoon menggeleng, menyandarkan punggungnya di kursi.
"Joon-ie benar." Suho menambahkan. "Masalah brand trust yang dialami Ma Bepeu bukanlah faktor utama dari penurunan saham Dreamies. Dan aku yakin oknum yang terlibat dalam masalah Ma Bepeu adalah sebuah sindikat."
"Kau tidak boleh lengah hanya karena 3 atau 5 orang telah dibereskan, Chaeyoung," kata Namjoon mengingatkan. "Karena Dreamies sendiri pun masih mengejar orang yang sama." Sorot matanya menajam.
"Apa orang itu—" Chaeyoung mencoba menebak.
Namjoon mengangguk. "Seseorang yang dikenal baik oleh publik."
"Hey, kenapa kita kembali membahas pekerjaan? Seharusnya kita menikmati waktu singkat ini sebelum para PA kita datang, kan?" Suho menggerutu.
"Yak! Kau sendiri yang memulainya," cibir Namjoon.
Chaeyoung terkekeh melihat tingkah dua orang penting itu. Namun, tawanya terhenti saat melihat Taehyung datang menghampiri.
"Maaf, mengganggu." Taehyung membungkuk.
"Sama sekali tidak." Suho menggeleng. "Rapatnya sudah selesai."
"Ada apa, Tn. Kim?" tanya Chaeyoung heran, melihat wajah tegang Taehyung.
"Begini, Nona." Taehyung mengerling Namjoon sebelum menjawab pertanyaan atasannya. "Ada masalah di bawah." Dia membungkuk, lalu berbisik di telinga Chaeyoung.
"Maaf, Tuan-tuan, kalau diperkenankan, saya ingin undur diri lebih dulu." Chaeyoung bangkit dari kursinya.
Namjoon mengangguk. "Tentu, kami tidak akan menahanmu."
"Terima kasih, Tn. Kim." Chaeyoung membungkuk, lalu mengikuti Taehyung. "Apa Tn. Na baik-baik saja?" tanyanya cemas.
"Ya, dia baik-baik saja, tapi wanita itu tidak mau melepaskannya begitu saja," tutur Taehyung. "Itu mereka, Nona."
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT'S WRONG WITH SECRETARY KIM
FanfictionBuntut dari kalah taruhan dengan duo sahabatnya, mengharuskan seorang Park Chaeyoung menonton K-drama yang dibencinya, apalagi kalau bukan What's Wrong With Secretary Kim. Chaeyoung yang mendadak terkena kutukan "tidak bisa berhenti memikirkannya" s...