Atmosfer di sekililing Taehyung terasa menyesakkan. Kebisuan Tn. Han mengunci urat sarafnya untuk tetap menegang. Dan kesendirian mereka di ruang tunggu rumah sakit membuat Taehyung tetap bergeming dengan wajah tertunduk.
"Rasa sayangku pada Rosie mungkin terlalu besar." Taehyung mendongak saat Tn. Han mulai berbicara. "Aku lupa kalau aku tidak punya hak untuk mencampuri hubungan kalian." Sambung Tn. Han tanpa melihat atau mengerling Taehyung.
Taehyung semakin merasa bersalah mendengarnya. "Paman, aku—"
"Kau sudah berjanji pada kami, Taehyung." Tn. Han memaku pandangannya pada Taehyung. "Kau berjanji untuk menjaga jarak dengan Rosie."
"Maaf," ujar Taehyung, kembali menundukkan kepala.
"Apa aku perlu mengulangi alasannya?"
Taehyung menggeleng. "Tidak, Paman."
"Aku memang bukan ayah kandungnya. Tapi sebagai orang yang telah diberikan amanah untuk menjaga Rosie, aku tidak bisa membiarkan perempuan yang sudah kuanggap sebagai putri kandungku sendiri berbuat dosa. Dan melihat kedekatan kalian—" Tn. Han menjeda ucapannya. "Kau mungkin akan merusak Rosie."
"Maaf, Paman," tutur Taehyung tanpa berani menatap mata Tn. Han. "Ini semua salahku."
"Semua sudah terjadi." Tn. Han berdiri. "Aku tidak bisa percaya lagi padamu, Taehyung." Memutar tubuh, membelakangi Taehyung. "Serahkan surat pengunduran dirimu besok!" Finalnya, berjalan pergi meninggalkan Taehyung.
Netra Taehyung membulat. Jantunganya seolah berhenti berdetak di saat tubuhnya membatu. Kalau saja kini ia tidak sedang mendudukkan bokongnya di kursi, mungkin kakinya tidak akan mampu menopang bobot tubuhnya.
Sementara itu di kamar Ny. Han dirawat, Chaeyoung sedang menyeka air mata sembari menggenggam erat tangan Ny. Han. "Bibi, tolong buka matamu." Matanya yang sembab terus mengamati, berharap wanita tua yang terbaring di ranjang membuka mata.
Flashback
"Sepertinya Rosie sudah pulang," tebak Ny. Han, melihat mobil Taehyung terparkir di halaman. "Kenapa dia tidak memberitahu kita kalau pulang lebih cepat?"
"Mungkin dia ingin memberikan kejutan," jawab Tn. Han sembari membuka pintu. "Untung kita pergi belanja lebih awal, jadi kau bisa menyiapkan makanan untuk Rosie."
"Ya, alhamdulillah," sahut Ny. Han diselingi senyum.
Abai dengan tempat presensi Chaeyoung berada, Ny. Han membawa tungkainya menuju dapur. Dia tidak ingin membuang waktu, mengingat kebiasaan Chaeyoung akan menodong untuk dibuatkan makanan selepas pulang dari bepergian.
Sayangnya langkah ringan dengan pikiran penuh ide-ide masakan untuk memuaskan lidah Chaeyoung harus dibayar dengan pemandangan yang telak membuat dirinya syok, jantungnya seolah diremas begitu dahsyat. Kantong belanjaan dalam pelukannya merosot jatuh. Spontan tangannya meraba sesuatu untuk dijadikan pegangan sebab kakinya melemas, ketika melihat intimasi skinship Chaeyoung dan Taehyung melalui ciuman mereka.
Tn. Han yang awalnya tidak tahu mengapa istrinya menjatuhkan belanjaan, bergegas menghampiri. Namun belum sampat ia bertanya tentang keadaan istrinya, netranya sudah menyaksikan tangan Taehyung menarik pinggang Chaeyoung saat lingualnya sibuk menginvasi milik Chaeyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT'S WRONG WITH SECRETARY KIM
Fiksi PenggemarBuntut dari kalah taruhan dengan duo sahabatnya, mengharuskan seorang Park Chaeyoung menonton K-drama yang dibencinya, apalagi kalau bukan What's Wrong With Secretary Kim. Chaeyoung yang mendadak terkena kutukan "tidak bisa berhenti memikirkannya" s...