33

264 38 22
                                    

Satu bulan berlalu sejak pengunduran diri Taehyung, Chaeyoung masih tidak berniat untuk mencari pengganti. Kalau hanya posisi sekretaris, dia menunjuk Jihyo untuk mengambil alih tugas tersebut, tapi tidak dengan posisi PA. Sebab Chaeyoung merasa hanya Kim Taehyung lah yang layak dan mampu menduduki posisi itu.

Chaeyoung juga mengubah dirinya menjadi seorang workaholic untuk mendistraksi pikiran dan hatinya akan kerinduannya pada Taehyung. Selain itu, dia sengaja melakukannya agar pernikahannya bisa tetap diundur meski hanya untuk beberapa minggu.

Ya, seharusnya wanita brunette itu sudah menyandang status baru satu minggu setelah kejadian itu. Namun berkat label CEO Cloud Nine, dia dengan mudah membuat jadwal sehari-harinya menjadi lebih padat dengan gagasan proyek baru, acara amal, kunjungan ke cabang, makan malam bersama sejumlah investor, hingga bertemu dengan beberapa pemangku jabatan dunia. Semua itu sengaja ia lakukan agar bisa menunda hari pernikahannya. Tapi sayang, hal itu hanya bisa berlangsung selama satu bulan saja. Sebab orangtua Chaeyoung juga turut sependapat dengan tuan dan nyonya Han untuk menyegerakan pernikahan putri mereka tanpa ada penundaaan lagi.

"Jangan terlalu sering melamun, Nn. Park. Hantu yang jahil mungkin akan merasuki anda." Suara Taehyung mendistraksi lamunan Chaeyoung saat ia sedang memandangi kotak beludru berwarna hitam di tangannya.

Chaeyoung terkekeh tanpa memutar tubuh. "Apa menurutmu ada hantu yang berani merasuki seorang Park Chaeyoung?"

"Hmm ... jika anda bertanya seperti itu, saya menjadi ragu. Hantu itu mungkin akan lari terbirit-birit setelah berhadapan langsung dengan jiwa sadis anda." Kekehan Taehyung terdengar setelahnya.

Kontan Chaeyoung memutar tubuh. Dengan wajah kesal dia berseru, "Yak! Kau pikir aku—" Netranya memenuh. "Hanya imajinasi?"

Wajah cantiknya tertunduk sedih. Tubuhnya kembali merosot ke dalam kursi kerjanya. Kotak beludru dalam genggaman tangannya kembali dipandanginya. "Sial! Aku masih merindukannya." Lalu dimasukkan ke dalam laci.

Tidak ada waktu untuk larut dalam kesedihan. Rindu yang membelenggu hanya akan menurunkan kreatifitas dan kualitas hidup. Dia tidak ingin dan tidak akan membiarkan dirinya terjebak dalam masa lalu. Jadi dia mencoba untuk percaya dengan apa yang dituturkan Taehyung pada malam terakhir mereka di Daegu.

"Jika kau melihatnya dengan hati yang lapang, kau akan melihat sisi baiknya. Tapi jika kau melihatnya dengan hati yang sempit, mungkin kau akan menyalahkan Tuhan atas semua takdir ini."

* Tok-tok

"Masuk!"

Irene membawa tungkainya dengan berat memasuki ruangan Chaeyoung. Melihat beberapa berkas tersebar di meja serta komputer yang menyala, membuatnya berkali-kali meneguk ludah saat hendak menyampaikan maksud kedatangannya.

"Maaf, Sajangnim. Ada permintaan layanan Call Me A Friend," tuturnya dengan takut.

"Lalu?" sahut Chaeyoung tanpa mengalihkan pandangan dari berkas di tangannya.

"Permintaan ini berasal dari klien baru, dan—" Irene meneguk ludah.

"Katakan saja, Nn. Bae."

"Emm ... klien ini—"

* Tok-tok

"Maaf mengganggu, Sajangnim." Jihyo masuk setelah mendapat anggukan. "Ada seseorang yang memaksa untuk memberikan ini pada anda." Dia menyerahkan sebuah surat dan pouch serut berwarna merah dengan motif tupai.

"Ahh, itu!" pekik Irene sembari tangan menunjuk pouch yang diberikan Jihyo.

"Ada apa?" Chaeyoung menaikkan satu alis.

WHAT'S WRONG WITH SECRETARY KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang