21

220 37 19
                                    

Hidung Lisa berkedut mengendus udara. Dia mencium aroma wewangian yang familiar.

"Ada apa?" tanya Hoseok bingung.

"Aku mencium wangi yang aku kenal," jawab Lisa, masih mengendus udara. Kepalanya celingukan mencari sumber aroma tersebut. "Apa kau melihat Chaeyoung?"

"Tidak." Hoseok menautkan kedua alis. "Memangnya kenapa?"

"Parfum." Lisa menegakkan tubuh. "Aku seperti mencium parfum Chaeyoung." Netranya masih menyisir penjuru lobi, barang kali Chaeyoung ada di dekat mereka.

Hoseok menghela napas. "Mungkin saja orang lain memakai merk parfum yang sama dengan Chaeyoung."

"Tapi aku yakin itu aroma parfum Chaeyoung." Lisa masih mendebat.

"Sudahlah, jangan dipikirkan. Kita akan kencan, Lis. Aku tidak mau Chaeyoung atau siapapun mengganggu kencan kita," rengek Hoseok.

"Maaf." Lisa menangkup wajah Hoseok lalu mengulum singkat bibirnya.

Hoseok tersenyum, menggandeng tangan istrinya dan menuntunnya berjalan keluar Gala*y Macau.

Apa yang diduga Lisa tidaklah salah. Dia memang mengendus aroma parfum Chaeyoung, sebab presensi wanita brunette itu berada dekat lobi utama.

Wanita itu berjalan dengan santai, penuh percaya diri seperti biasa, meskipun debaran jantungnya kian kencang setiap tungkainya diayunkan, saat mengikis jarak dengan sosok pria bersurai eboni yang berdiri lurus di depannya.

Jujur saja, Chaeyoung sangat gugup. Lebih gugup dari saat kencan pertamanya dengan Taehyung. Dan jantungnya semakin berdebar kencang tak karuan begitu manik hazelnya menangkap senyum menawan Taehyung.

"Kenapa dia begitu tampan?" Langkah Chaeyoung melambat saat batinnya bergumam. Padahal Taehyung hanya memakai setelan kasual biasa, kemeja dengan blazer kasual berwarna hitam sebagai outer."Sial, jantung ini masih berdebar kencang."

Senyum yang begitu memikat itu tak kunjung pudar dari wajah tampan Taehyung. Obsidiannya menatap kagum paras cantik Chaeyoung dalam balutan backless dress berwarna merah anggur seperti warna kemejanya. Rambut brunette-nya yang bergelombang dibiarkan tergerai di satu sisi, membuatnya terlihat semakin cantik, seksi, dan anggun.

Pria itu berjalan menghampiri Chaeyoung. Tatapannya tak sedikit pun terdistraksi oleh kilau pertunjukkan air mancur fortune diamond di sampingnya.

"Chaeyoung?"

Sang empu nama, juga pria bersurai eboni yang akan menghampiri pemilik nama yang digaungkan itu menghentikan langkah. Keduanya terpaku dengan manik sedikit membola.

"Kim?" Lirih Chaeyoung.

"Wow, lihat dirimu." Dengan didampingi oleh PA dan 2 pengawal pribadinya, Kim Mingyu mendekati Chaeyoung. "Kau sangat cantik." Pandangannya menyisir tubuh Chaeyoung dari atas ke bawah.

"Terima kasih, tapi aku memang selalu cantik, Kim." Chaeyoung tersenyum, menyerongkan tubuhnya menghadap Mingyu.

"Yah ... kau benar, karena itulah aku selalu jatuh cinta padamu." Mingyu menyuarakan isi hatinya tanpa canggung.

Akan tetapi, Chaeyoung hanya menanggapinya sebagai gurauan. Dia tidak pernah menganggap serius ucapan temannya semasa kuliah itu. "Aku tidak akan terjebak dengan rayuanmu, Kim."

Mingyu menarik satu sudut bibirnya. Melangkah lebih dekat dengan Chaeyoung. "Kau tidak berubah, selalu membuatku kagum dan ..." Sorot matanya tampak sedikit liar saat kembali menyisir lekukan tubuh Chaeyoung. "Ingin menaklukanmu."

WHAT'S WRONG WITH SECRETARY KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang