Malam ini adalah malam terakhir Raya berada di Surabaya. Mulai besok ia akan kembali ke Malang, tinggal bersama dengan keluarganya. Tiga setengah tahun di Surabaya terasa sangat sebentar. Rasanya baru kemarin ia bertemu teman baru saat masa pengenalan kampus, kini ia harus segera kembali ke kota asalnya. Dua temannya, Erina dan Intan berasal dari kota Surabaya. Ia berharap mereka bisa berkumpul lagi meskipun sudah terpisah jarak.
Raya memutuskan mengajak kedua temannya untuk pergi ke salah satu mall di Surabaya. Rencananya, ia akan mentraktir makan dan tiket bioskop untuk Erina dan Intan. Karena film yang akan mereka tonton masih belum dimulai, akhirnya mereka memutuskan untuk mengisi perut terlebih dahulu.
"Cowok tadi siapa?" tanya Intan sembari tangannya memainkan sedotan.
"Cowok yang mana?" tanya Raya pura-pura tidak mengerti.
"Cowok yang datang sama Mas Gandi," jawab Intan. "Cowok yang tadi bantuin angkat-angkat kardus ke mobilnya Mas Gandi," tambahnya.
"Mas Jagad," jawab Raya tanpa minat. "Bukannya tadi kalian kenalan?" tanyanya menatap Erina dan Intan secara bergantian.
Intan dan Erina kompak menggelengkan kepala.
"Mas Jagad sibuk bantuin Mas Gandi bawain kardus ke mobil. Kita berdua nggak sempat kenalan sama sekali," ucap Erina.
"Mas Jagad ganteng. Sebelas dua belas sama kayak Mas Gandi," ucap Intan dengan wajah berbinar. "Sayang banget tadi nggak ada kesempatan buat kenalan."
Erina menyenggol lengan Intan. "Jadi, dari Mas Gandi berpaling ke Mas Jagad?"
Intan berdecak. "Mas Gandi tetap di hati," sahutnya. "Tapi hatiku masih bisa menampung banyak cowok ganteng," lanjutnya dengan cengiran lebar.
Tangan Erina menoyor kepala Intan pelan. "Dasar kampret."
Intan memandang Erina sebal. Kemudian tatapannya beralih ke Raya yang duduk di hadapannya. "Mas Jagad itu temannya Mas Gandi?"
Raya mengangguk.
"Emang kamu sama Mas Jagad gak akrab, ya?" tanya Intan.
"Iya, Raya sama Mas Jagad kayak nggak akrab gitu. Kelihatan canggung satu sama lain. Padahal kamu bilang Mas itu Jagad temannya Mas Gandi."
Raya mengerutkan keningnya dalam. "Udah lama nggak ketemu. Makanya agak canggung," jawabnya memberi alasan.
"Kamu udah kenal lama sama Mas Jagad?" tanya Erina.
Lagi-lagi Raya mengangguk. "Lumayan lama. Dari awal Mas Gandi temenan sama Mas Jagad. Mereka sering main PS bareng di rumah."
"Mas Jagad udah punya pacar?" tanya Erina lagi.
Raya mengedikkan bahunya. "Aku udah lama nggak ketemu. Mana aku tahu Mas Jagad udah punya pacar atau belum."
"Kerjanya apa?"
Kalau tadi Erina yang menoyor kepala Intan, kini gantian Intan yang menoyor kepala Erina karena temannya itu bertanya terus seperti wartawan.
"Apa sih?" decak Erina sebal.
"Nanya mulu, anjir. Kayak wartawan aja deh," sahut Inta menatap Erina yang duduk di sebelahnya.
"Namanya juga kepo."
"Penyakit kepomu makin akut."
"Biarin ajalah," balas Erina.
"Udah, nggak usah bahas Mas Jagad sama Mas Gandi lagi," ucap Raya menyela perdebatan antara Erina dan Intan. "Buruan habisin makanan kalian. Film yang mau kita tonton habis ini mau mulai. Kalo kalian masih nggak habis bakal aku tinggalin," lanjutnya mengancam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jagad Raya [Completed]
ChickLitJagad jatuh cinta pada Raya, Adik temannya yang manja, cerewet, berisik, tapi cantik luar biasa. Selama ini ia tidak bisa menunjukkan rasa sukanya dengan cara yang benar. Raya tidak terlalu suka dengan Jagad, teman Kakaknya yang sering main ke rumah...