"Sebenarnya Mas Jagad ke rumah mau ngapain?" tanya Raya begitu sudah duduk di dalam mobil baru Jagad. "Beneran cuma mau pamer mobil baru?"
Jagad melirik Raya sekilas. "Mau ketemu sama Gandi."
"Mas Gandi aja belum bangun. Ngapain Mas Jagad pagi-pagi udah ke rumah?" tanya Raya lagi.
"Mau numpang sarapan," jawab Jagad ringan.
Raya mendengus. "Emang dikira rumahku restoran," cibirnya.
"Terus, ini kamu mau kemana?" tanya Jagad. Mobilnya sudah keluar dari area perumahan, tapi perempuan itu tidak mengatakan tujuannya.
Raya menyandarkan punggungnya. "Terserah Mas Jagad," sahutnya. "Kalo bisa sih beli sarapan dulu. Soalnya tadi aku belum sempat sarapan. Aku nggak mau sarapan yang berat-berat. Nasi pecel aja nggak papa."
"Katanya terserah, tapi minta beli sarapan dulu," dumel Jagad pelan. "Gimana konsepnya terserah aku, tapi kamu yang nentuin," lanjutnya.
Raya pura-pura tidak mendengar dumelan Jagad. Matanya malah sibuk menjelajah interior mobil baru Jagad. Saat membuka laci dashboard, ia menemukan sebuah undangan bewarna biru tua berbentuk persegi panjang.
"Siapa yang nikah, Mas?" tanya Raya menunjukkan undangan yang baru ia temukan.
Jagad menoleh sebentar, melihat apa yang dipegang oleh Raya. "Teman sekolah," jawabnya. Lalu tiba-tiba senyumnya terbit saat satu pemikiran muncul di kepalanya.
"Kenapa kok senyum-senyum?" tanya Raya menyipit curiga. "Lihat jalan, Mas!" tegurnya.
Mendengar teguran itu membuat Jagad sontak melihat ke arah depan. Untung saja kondisi jalanan pagi ini cukup sepi dikarenakan hari Minggu. Tidak banyak kendaraan yang ada di jalan raya.
"Raya," panggil Jagad dengan pandangan fokus ke depan.
Raya menyahuti dengan gumaman pelan.
"Kamu pengangguran, kan?"
Raya mencebikkan bibirnya. "Iya," jawabnya nyolot. "Kenapa nanya-nanya?!" sentaknya kesal.
Jagad terkekeh pelan. "Temanin aku ke nikahan teman."
"Idih, ogah banget. Ajak aja pacarnya Mas Jagad," tolak Raya.
"Nggak ada pacar."
"Yaudah, kalo gitu ajak Mas Gandi sama Mas Rafli aja. Mereka pasti datang ke acara nikahan itu. Iya, kan?"
"Mereka pada bawa pacar sendiri-sendiri."
"Mas Gandi udah punya pacar?!" pekik Raya tidak bisa menutupi raut wajah terkejutnya. Kalau Rafli ia tidak terlalu kaget. Teman Gandi yang satu itu memang suka gonta-ganti pacar. Berbeda dengan Gandi dan Jagad yang tidak pernah membicarakan soal perempuan. Makanya ia heran saat Jagad mengatakan kalau Kakaknya sudah punya pacar. Menurutnya suatu pencapaian yang luar biasa.
Jagad mengangguk membenarkan.
"Kok bisa aku nggak tau?" tanya Raya dengan nada merajuk.
"Belum jadi pacar, baru gebetan," ralat Jagad cepat.
"Kenapa Mas Gandi nggak pernah cerita ke aku kalo lagi dekat sama cewek?"
"Soalnya mulutmu ember kayak bebek."
Raya mencebik kesal karena laki-laki di sampingnya selalu mengatainya kayak bebek. "Kayaknya Mas Jagad perlu kaca yang besar," sindirnya.
"Buat apa?"
"Karena seingatku, dulu Mas Jagad yang mulutnya kayak bebek," ucap Raya mengingatkan. "Mas Jagad yang ngasih tau Mas Gandi waktu aku punya pacar," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jagad Raya [Completed]
ChickLitJagad jatuh cinta pada Raya, Adik temannya yang manja, cerewet, berisik, tapi cantik luar biasa. Selama ini ia tidak bisa menunjukkan rasa sukanya dengan cara yang benar. Raya tidak terlalu suka dengan Jagad, teman Kakaknya yang sering main ke rumah...