Extra Part

78.6K 3.6K 41
                                    

Hal yang paling menyebalkan adalah saat melihat pacar kita disentuh oleh lawan jenis lain. Siapapun akan merasa kesal jika hal itu terjadi. Tepat di depan mata Raya sekarang, ia bisa melihat dengan jelas Jagad sedang dipegang-pegang oleh seorang klien perempuan.

Seorang perempuan cantik dengan pakaian yang minim. Dari ujung kepala sampai ujung kaki, semua barang yang melekat pada perempuan itu adalah barang branded. Wajahnya terlihat cantik, tapi Raya yakin sudah banyak permak yang dilakukan. Mulai dari hidung, dagu, bahkan payudara. Dari tempatnya, Raya bergidik melihat betapa lancipnya dagu perempuan itu. Jangan lupakan pemilihan pakaian yang cukup seksi. Di cuaca Malang yang dingin dan sering turun hujan, perempuan itu memilih memakai tanktop dan rok jeans selutut.

Sudah beberapa kali perempuan itu datang ke kantor. Dia adalah klien penting bagi Jagad dan Gandi. Tidak mungkin dua laki-laki itu mengusir klien penting dari kantor. Meski begitu, klien genit itu membuat Raya kesal setengah mati. Bukan hanya menggoda Jagad, tapi perempuan itu juga menggoda Gandi. Kalau saja ia tidak memiliki pertahanan diri yang baik, mungkin ia akan berlari masuk ke ruang meeting dan menjambak dan menyeret keluar klien itu. Untung saja ia masih waras untuk tidak melakukan hal itu.

Daripada kesal melihat perempuan lain menggoda pacar dan Kakaknya, akhirnya Raya memilih menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Saat jam istirahat, Jagad menghampiri meja kerjanya dan mengajak untuk makan siang. Meski masih kesal, ia menerima ajakan Jagad. Mereka makan siang di luar, yang lokasinya cukup jauh dari kantor.

"Kamu kenapa sih?" tanya Jagad yang makan sambil memperhatikan Raya. Perempuan itu nampak cemberut.

"Pikir aja sendiri," jawab Raya dengan wajah tertekuk.

Jagad yang sudah kelaparan, memilih untuk menghabiskan makanannya dulu. Urusan Raya yang nampak cemberut semenjak diajak makan siang, biar dipikirkan nanti. Ia yakin bisa mengembalikan suasana hati Raya yang telihat sedang tidak baik-baik saja.

Saat Jagad lahap memakan menu makan siangnya, Raya hanya memperhatikan Jagad sambil mengaduk-ngaduk makanannya tanpa minat. Rasa kesalnya masih tidak hilang meski Jagad sudah mengajaknya makan siang. Ingatan soal Jagad yang digoda oleh perempuan lain, masih terbayang jelas di kepalanya.

"Kamu nggak makan?" tanya Jagad setelah menghabiskan dua porsi sekaligus. Ada mangkok mie ayam dan bakso yang sudah ludes tak bersisa. Saat ini perutnya terasa penuh. Begitu melihat piring Raya, terlihat kalau makanan itu tidak berkurang sedikitpun. 

"Malas," jawab Raya singkat.

Jagad menumpuk dua mangkok kosong di hadapannya. Kemudian ia melipat kedua tangannya dia atas meja dengan tatapan tertuju lurus pada wajah cemberut Raya. "Kamu sebenarnya kenapa?"

"Nggak papa."

Jagad menghela napas panjang. Dalam kamus perempuan, nggak papa itu berarti ada apa-apa. Dan Jagad tahu kalau ada yang tidak beres dengan pacarnya.

Raya meletakkan sendok dan garpu ke piring dengan bantingan sedikit keras. "Aku sebal sama Mas Jagad."

"Kamu sebal sama aku?"

"Iya!" seru Raya kesal.

"Kenapa?" tanya Jagad dengan sabar.

"Karena Mas Jagad mau-mau aja dipegang sama klien perempuan tadi."

Jagad mengerjapkan matanya. "Kamu lihat?" tanyanya dengan ekspresi bodohnya.

"Iyalah, Mas Jagad sama Mas Gandi ngobrol sama klien di ruang meeting yang full kaca. Semua pegawai bisa lihat betapa genitnya tuh klien pegang-pegang Mas Jagad."

"Tunggu dulu," ucap Jagad menyela cepat. "Mau koreksi dulu. Kalo kamu perhatiin, aku udah berusaha menghindar setiap Bu Nara mau nyentuh aku. Dan yang terpenting, di sana aku nggak berdua aja. Ada Gandi juga yang meeting bareng sama Bu Nara."

Jagad Raya [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang