Bab 16

47K 4.2K 117
                                    

Raya bertopang dagu sambil memperhatikan ruangan yang diisi oleh beberapa orang yang sedang meeting di dalamnya. Ruangan itu hanya dibatasi sebuah kaca yang memudahkan siapapun untuk bisa melihat ke dalamnya. Walaupun ia bisa melihat apa yang terjadi di dalam ruangan itu, tapi tak ada suara yang bisa ia dengar.

Tatapan mata Raya teralihkan karena suara notifikasi ponselnya. Driver ojek online sudah sampai di depan kantor. Buru-buru ia berjalan keluar untuk mengambil pesanannya.

"Atas nama Mbak Raya?"

Raya mengangguk. Ia menerima beberapa kantong kresek dari driver ojek online. "Sudah bayar ya, Pak."

"Iya, Mbak."

"Makasih."

"Sama-sama, Mbak."

Raya yang hendak melangkah masuk ke dalam kantor, samar-samar mendengar namanya dipanggil. Saat berbalik badan, ia menemukan sosok Zizi sudah berdiri di dekat parkiran motor.

Zizi menaruh helm-nya di kaca spion dan membuka jok motornya mengambil barang bawaannya. Setelah itu ia berjalan ke arah Raya sambil menenteng rantang plastik bewarna hitam.

"Mbak Zizi."

"Wah, ternyata kamu kerja di sini juga," ucap Zizi begitu sudah berdiri di hadapan Raya.

"Mbak Zizi ngapain ke sini?"

"Mau nganterin makan siang buat Jagad. Kebetulan hari ini aku libur dan masak agak banyak. Makanya kirim makanan ke sini."

"Mas Jagadnya baru aja meeting, Mbak. Kemungkinan meeting-nya agak lama."

"Oh nggak papa. Aku nunggu aja di dalam," sahut Zizi dengan senyuman lebar. "Aku udah biasa nunggu kok."

Akhirnya Raya berjalan berdampingan bersama Zizi memasuki kantor.

"Aku balik ke meja ya, Mbak. Soalnya masih ada pekerjaan yang harus aku selesaiin."

Ucapan Raya tidak sepenuhnya berbohong. Ia memang berniat menyelesaikan pekerjaannya sambil menyantap makan siangnya. Ia kembali ke meja kerjanya dan mulai membuka satu persatu makanan yang sudah ia pesan. Baru saja ia menyumpit siomay ke dalam mulutnya, ia sadar kalau botol minumnya sudah kosong. Akhirnya ia berjalan ke pantry untuk mengisi botolnya.

"Itu cewek mau ketemu sama Mas Jagad lagi?"

Raya menutup botol minumnya dan menoleh ke samping. Di sana ada Endah dan Sellia, pegawai kantor yang sedang menghangatkan makanan di microwave.

Sadar kalau pertanyaan itu ditujukan untuknya, akhirnya Raya menjawab. "Iya, Mbak."

Sellia menarik kursi dan mendudukinya. "Dia sering tuh ke sini."

Raya yang sudah selesai mengisi air, bukannya kembali ke menjanya, malah ikut duduk bersama Sellia. "Mbak Sellia juga kenal sama Mbak Zizi?"

Endah yang berdiri di dekat Raya, menepuk pundak perempuan itu. "Kita sih nggak mau kenalan, tapi dia aja yang tiba-tiba memperkenalkan diri."

"Dia sering datang bawa makanan buat Mas Jagad," sahut Sellia

"Kayaknya Mas Jagad jarang ada di kantor gara-gara dia sering datang deh."

Sellia mengangguk-angguk setuju. "Mungkin risih didatangin mulu."

"Kenapa Mbak Endah sama Mbak Sellia kayak nggak suka gitu sama kedatangan Mbak Zizi ke kantor?" tanya Raya menatap Endah dan Sellia secara bergantian.

Endah mengambil makanan miliknya dari dalam microwave, sebelum ikut bergabung dengan Raya dan Sellia. Ia menawari makanannya pada Raya dan Sellia, tapi hanya Sellia yang mau. "Awalnya sih baik-baik aja. Zizi kelihatan kayak orang benar. Baik banget setiap datang."

Jagad Raya [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang