Bab 11

51.7K 4.1K 59
                                    

Niat hati ingin mengambil minum, tapi baru saja kaki Raya menuruni anak tangga terakhir, terdengar suara Ibu memanggilnya. Mau tidak mau kakinya melangkah ke ruang tengah, menghampiri Ibunya yang sedang duduk sambil memangku tab.

"Jagad udah bilang ke Ibu."

Raya meneguk ludahnya susah payah. Ia takut kalau Ibunya tiba-tiba berubah pikiran dan tidak mengizinkannya untuk bekerja.

"Selama kerja, kamu harus nurut sama Jagad."

Raya mengerjapkan matanya. Sedikit tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. "Hmmm ... aku beneran boleh kerja kan, Bu?" tanyanya memastikan.

"Boleh," jawab Ibu setengah terpaksa. "Kalo bukan karena Jagad yang ngeyakinin Ibu, kamu nggak akan Ibu bolehin kerja" lanjutnya.

"Gimana cara Mas Jagad ngeyakinin Ibu?" tanya Raya penasaran.

"Kamu nggak perlu tau gimana cara Jagad ngomong sama Ibu," jawab Ibu sok misterius.

Raya memajukan bibirnya.

"Tiga bulan," ucap Ibu tiba-tiba. Tab yang ada di pangkuannya ia letakkan di atas meja.

"Hah? Apanya yang tiga bulan?" tanya Raya menatap Ibunya dengan raut wajah bingung.

"Kamu boleh kerja cuma tiga bulan aja."

"Kok gitu?!" seru Raya tak terima.

"Tiga bulan, atau nggak sama sekali?" tanya Ibu memberi pilihan. "Kalo kamu nggak mau, Ibu bisa langsung bilang ke Jagad kalo kamu nggak mau kerja." Ibu mengambil ponsel, berpura-pura hendak menghubungi Jagad.

"Tunggu dulu." Raya dengan cepat merebut ponsel dari tangan Ibunya. Ia mengetuk-ngetukkan jari, berpikir keras soal penawaran Ibunya. "Oke, tiga bulan. Aku kerja selama tiga bulan," lanjutnya.

Ibu tersenyum puas.

"Tapi kalo kinerjaku bagus, setelah tiga bulan aku boleh tetap kerja," ucap Raya mencoba bernegosiasi.

"Semua tergantung Jagad."

"Kok tergantung Mas Jagad?"

"Yang bisa nentuin kinerjamu bagus atau nggak cuma Jagad. Karena dia yang bertanggung jawab penuh sama kamu. Kalo menurut Jagad kinerjamu bagus, mungkin akan Ibu pikirin lagi."

"Mas Jagad pakai pelet ya?" tanya Raya menatap Ibu dengan menyipit curiga.

"Jangan ngawur kalo ngomong."

"Ibu percaya banget sama Mas Jagad dibanding sama aku," gerutu Raya pelan. Setelah itu ia meletakkan ponsel Ibunya di meja dan beranjak ke dapur untuk mengambil makan.

"Ibu habis ini mau ke toko," teriak Ibu memberitahu.

Tak berapa lama Raya muncul membawa piring yang sudah berisi makanan dan juga botol air minum bewarna hijau. "Ibu di toko sampai malam?"

Ibu menggeleng. "Sore udah pulang. Nanti ada arisan PKK."

Raya manggut-manggut. "Yaudah, aku mau ke kamar dulu."

"Kebiasaan banget suka makan di kamar," decak Ibu saat melihat anaknya sudah menaiki anak tangga.

Raya yang masih mendengar ucapan Ibunya tetap melanjutkan langkah kakinya menapaki satu persatu anak tangga.

Kalau tidak ada orang di rumah, Raya memang lebih suka membawa makanannya ke kamar. Biasanya ia akan makan sambil menonton film atau youtube.  Berbeda saat orang tua dan Kakaknya ada di rumah, pasti Bapak akan menyuruhnya untuk makan bersama di meja makan. Itu sudah menjadi suatu keharusan.

Jagad Raya [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang