HIM #8

1.9K 114 0
                                    

HAPPY READING 💎

HAPPY READING 💎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai berkirim pesan dengan sang ibu, Arin langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai berkirim pesan dengan sang ibu, Arin langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur. Menatap langit-langit kamar yang kosong. Entah apa alasannya, ia ditempatkan di sebuah kamar yang sendirian. Tidak seperti staff yang lain. Apa karena ia baru? Atau tidak ada staff yang ingin sekamar dengannya?

Pikiran-pikiran itu membuatnya tak bisa langsung tidur.

"Huft..."

Arin akhirnya bangkit dan beranjak keluar kamar. Daripada penasaran, lebih baik ia bertanya kepada staff yang mungkin masih terjaga. Atau kalu memungkinkan, ia akan bertanya langsung pada manager Kim.

Tok tok tok

Belum sempat membuka pintu kamar, seseorang mengetuknya dari luar. Arin segera membukanya.

Ternyata orang itu adalah Song Mi. Salah satu staff perempuan bagian penerjemah juga.

Ia mengantarkan selimut untuk Arin.

"Kebetulan sekali, Mi eonni," seru Arin seraya mengambil alih selimut yang dibawa oleh Song Mi.

"Ada apa Arin?" tanya Song Mi Ramah.

"Ada yang ingin aku tanyakan, boleh?"

"Tentu saja boleh,"

"Sebelumnya maaf eonni, tapi kenapa aku tidak sekamar dengan staff yang lain?" tanya Arin hati-hati.

"Kau takut tidur sendirian? " tebak Song Mi.

"Bukan Eonni, aku hanya penasaran saja. Mungkinkah karena aku anggota baru? "

Song Mi tampak berfikir sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Aku rasa karena kamu sebenarnya adalah tamu kami. Bukan benar-benar staff seperti yang dikatakan manager Kim,"

"Tamu?"

Song Mi mengangguk, "Biasanya kalau kami kekurangan staff, manager Kim yang akan mencarinya sendiri, atau kalau tidak ya sesama staff yang mencari. Member tidak pernah ikut campur soal itu. Tetapi kamu berbeda,"

Arin manggut-manggut meski tidak sepenuhnya paham. Namun, ia tidak bertanya lagi. Baginya, tau bahwa ia dipisahkan dengan staff lain bukan karena ketidaksukaan itu sudah cukup.

"Apa ada lagi yang ingin kamu tanyakan? " tegur Song Mi yang langsung disambut gelengan kepala oleh Arin.

"Kalau begitu, aku pamit ya. Datangi aku dikamar sebelah kalau kamu butuh sesuatu, ya? "

"Baik, Eonnie. Terimakasih banyak"
Selepas Song Mi keluar dari kamarnya. Arin memutuskan untuk duduk kembali di pinggiran kasurnya lalu mendengus pelan. "Masih ngga bisa tidur... " lirihnya.

Detik selanjutnya ia beranjak dari kasurnya menuju pintu kamar, lalu membukanya perlahan. Melihat situasi di sekitar kamarnya. Sepi. Mungkin orang-orang sudah kembali ke kamarnya masing-masing untuk beristirahat.

Arin bernafas lega sebelum akhirnya membuka pintu kamarnya dan

DOR!

"Allahu Akbar! Dino-ya?! Ups! "

💎💎💎

Jangan lupa klik gambar 🌟 dibawah ya 😉

This Story is Just Fiction

This Story is Just Fiction

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HE IS MY...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang