HAPPY READING 💎
Tiga puluh menit yang lalu, Arin beserta para staff mengadakan diskusi kecil untuk acara fansign Seventeen dengan Carat yang akan dilakukan tiga hari lagi.
Namun, selama rapat berjalan tadi, Arin tidak terlalu fokus karena pikirannya melayang pada kejadian pagi tadi. Saat Yoongi menemuinya untuk menanyakan keadaannya secara langsung.
"Maaf, karena tim kami tidak sengaja membuatmu terluka,"
"Oh, siapa namamu?"
"Awalnya, aku hanya ingin menanyakan keadaanmu lewat Seventeen. Tapi, saat aku tau kau adalah Army...jadi kuputuskan untuk menanyakan keadaanmu secara langsung,"
"Ah, kalau begitu aku pamit ya. Sekali lagi maafkan aku ya. Senang bertemu denganmu, Arin-Ssi,"
Kalimat-kalimat itu terus saja berputar dalam benak Arin, seperti melodi yang tak pernah berhenti. Siapa yang menyangka bahwa idola besar itu kini tahu ada seorang Arin di dunia ini.
Sungguh, memang tidak ada yang tidak mungkin jika Tuhan sudah berkehendak. Dan Arin, ia merasa bersyukur, karena mimpi yang selama ini hanya bisa ia bayangkan, kini menjadi nyata di depan matanya.
Tanpa sadar seutas senyum terbit diwajahnya. Saat nyaris tenggelam dalam dunianya sendiri, Woozi datang menghampirinya.
"Arin-ah! Maukah kau ikut denganku?" kata Woozi menawarkan. Pemuda itu kini berdiri dihadapan Arin yang masih pada posisinya. Duduk diatas sofa.
Arin mendongakkan kepalanya menatap Woozi dan bertanya, "kemana Oppa?"
"Studio musik," jawab Woozi apa adanya.
"Woah! Studio musik milikmu itu oppa?" Tanya Arin antusias. Ia bahkan sampai bangkit dari duduknya dan sempat membuat Woozi terkejut.
Woozi mengangguk sebagai jawaban. Disusul dengan senyumnya yang membuat matanya menjadi lebih tipis.
"Ah, baiklah! Aku ikut?!" pekik Arin girang.
Lalu keduanya sama-sama menuju studi musik milik Woozi yang juga berada di gedung Hype. Sehingga, keduanya tidak butuh waktu lama untuk sampai ke sana.
"Woahhhh! Oppa, nyaman sekali di sini?!" Seru Arin dengan mata berbinar begitu melihat studio musik Woozi. Idol sekaligus produser musik itu memiliki ruangan yang dipenuhi dengan berbagai peralatan dan teknologi canggih yang diperlukan untuk menciptakan dan merekam musik.
Woozi hanya terkekeh melihat ekspresi kagum Arin.
"Duduklah, Arin!" Ucap Woozi lembut sembari menarik kursi kerjanya dan mempersilakan Arin untuk duduk di sana.
"Eh?! Oppa, ini kursimu..." Lirih Arin seraya mendorong kembali kursi tersebut kearah Woozi.
"Tidak apa. Aku sudah sering duduk di sini. Kini giliranmu." sahut Woozi kembali menggeser kursinya mendekati Arin.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY...
FanfictionBisa bertemu dan berinteraksi secara langsung dengan member Seventeen adalah impian semua Carat. Dan Arin, berhasil mendapatkan kesempatan itu lewat pertemuan tak disengajanya di Istanbul. Kesempatan yang mungkin hanya akan sekali ia rasakan dalam...