HIM #31

1.3K 92 3
                                    

HAPPY READING 💎

Arin baru saja selesai sholat isya, dan bersiap untuk keluar kamarnya untuk menemui Song Mi dan Mi Soo. Ia berniat untuk menanyakan perihal apa yang akan mereka makan malam ini, dan ia juga berencana untuk memesankannya untuk dua perempuan yang sudah dianggapnya seperti kakak sendiri itu

Dari dalam kamarnya, Arin dapat mendengar suara dentingan gelas dan beberapa aktivitas di luar kamarnya. Sepertinya, suara itu berasal dari ruang TV. Ruangan yang paling dekat dengan kamarnya. Ia yakin, pasti Song Mi dan Mi Soo sudah berkumpul di sana.

Alhasil, Arin dengan langkah santai menuju pintu kamar dan membukanya. Namun, saat pintu kamarnya terbuka dan pandangannya sampai ke ruang tv, bukan Song Mi dan Mi Soo yang dilihatnya. Melainkan, Hoshi dan Dino yang tengah asik menonton sebuah film dan menyemil.

Arin mengerjapkan matanya berkali-kali, mencoba untuk memastikan bahwa yang dilihatnya saat ini memang Hoshi dan Dino. Belum hilang rasa terkejutnya, sebuah tangan tiba-tiba saja merangkul pundaknya.

"Mei Mei!"

Arin sontak menoleh ke sampingnya dan mendapati The8 di sana.

"Gege?" Arin mengerutkan keningnya keheranan, menatap The8 yang berdiri di sampingnya. Ia menatap pemuda itu dengan tatapan menyelidik, sampai akhirnya mendapatkan sentilan kecil di keningnya.

Tuk!

"Aw?! Gege?!" pekik Arin, menarik perhatian Hoshi dan Dino yang sedang asyik menonton TV. Keduanya serentak menoleh ke arah Arin dan The8.

"Ini bukan mimpi, Arin! Ayo, mari kita bergabung dengan Hoshi hyung dan Dino," ujar The8, menyadari ekspresi Arin yang seolah-olah bertanya 'apakah ini mimpi?' itu.

Dengan santai, The8 mengajak Arin menuju tempat Hoshi dan Dino duduk, tanpa melepaskan rangkulannya.

"Arin-ah, jangan selalu merasa ini semua mimpi, ya? Ini nyata, sangat nyata!" tegas The8.

Arin mendengus pelan, "Gege! Sejak hari dimana aku, kau dan Joshua Oppa bertemu di Istanbul. Sejak itulah aku selalu merasa semua yang kujalani bersama kalian adalah mimpi," ujarnya dengan nada pura-pura mengomel.

The8 hanya tertawa kecil, memilih untuk tidak melanjutkannya. Mereka berdua akhirnya sampai di tempat Hoshi dan Dino.

"Arin-ah! Duduk di sini," ajak Hoshi menarik lengan Arin agar duduk di antara dirinya dan Dino.

"Arin-ah, appa khabar?" tanya Dino tiba-tiba dengan bahasa Indonesia yang dipaksakan. "Baghaimanna keaddannmu? Appakah kau bayik bayik saja?" tambahnya sembari menatap Arin dengan raut wajah menahan tawa.

Arin sontak mengerjapkan matanya berkali-kali. Namun, detik selanjutnya, dia tertawa. Begitu juga dengan Hoshi, dan The8.

"Dino, kenapa kau tiba-tiba berbicara dalam bahasa Indonesia?" tanya Arin.

"Arin-ah, jawablah! Aku sudah hampir satu jam menghafalkan kata-kata itu!" rengek Dino di antara tawa mereka.

"Aku baik, sangat baik. Bagaimana denganmu, Dino?" balas Arin dalam bahasa Indonesia juga.

Namun, alih-alih menjawab, Dino malah terdiam. Dia tampak bingung, tidak tahu harus menjawab apa, apalagi dia tidak tahu arti dari kata-kata Arin barusan.

HE IS MY...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang