HAPPY READING 💎
Alarm Arin berdering, menandakan waktu sholat subuh. Ia terbangun dari tidurnya dengan sedikit kaku karena tidur dalam posisi duduk. Saat matanya terbuka sepenuhnya, Arin terkejut melihat selimut yang merosot dari tubuhnya. Ia berasumsi bahwa mungkin Hoshi atau Dino yang menyelimutinya semalam.
Mengingat semalam mereka tidur lebih akhir. Arin melirik Hoshi dan Dino yang masih terlelap dalam posisi yang sama seperti semalam.
Kapan lagi tidur ngemper bareng idol gini kan? batin Arin disusul kekehan kecil.
Beberapa saat kemudian, dengan gerakan perlahan, Arin melipat selimutnya dan berniat untuk meletakkannya kembali di sofa. Namun, ia terkejut ketika melihat seseorang yang sedang tertidur di belakangnya. Orang itu adalah Joshua, tidur dengan posisi meringkuk di atas sofa tanpa selimut.
Arin mendekati Joshua dengan hati-hati. Ia membuka kembali selimut yang baru saja dilipatnya, dan menutupi tubuh Joshua dengan lembut. Matanya memanas saat melihat Joshua begitu dekat dengannya. Ia masih merasa seperti dalam mimpinya ketika berada di dekat pemuda yang begitu istimewa dihatinya. Arin merasa bersyukur dan bahagia, bahkan jika semua ini hanyalah sebuah mimpi.
Dalam keheningan subuh yang tenang, Arin duduk di dekat Joshua dan membiarkan dirinya terpesona oleh keindahan momen ini. Ia merasa beruntung bisa berada di samping orang yang begitu istimewa baginya. Dalam hati, Arin berharap bahwa momen indah seperti ini bisa terus berlanjut, baik dalam mimpi maupun dalam kenyataan.
***
Usai sholat subuh dan tadarus Al-Qur'an, Arin yang merasa tubuhnya masih membutuhkan istirahat dengan lembut kembali merebahkan dirinya di atas kasur yang empuk. Tangan kanan Arin meraba-raba sesuatu di atas kepalanya, ia menemukan sebuah buku berwarna pink nude yang selalu menjadi temannya.
'A Milion Dreams'
Begitulah kalimat yang tertulis dengan indah di sampul buku tersebut.
Arin, dengan semangat mengubah posisinya menjadi tengkurap. Dia membuka buku tersebut, siap untuk mengabadikan dunia dalam pikirannya.
Senyum Arin merekah, saat tangannya yang sudah memegang pulpen mulai menari-nari di atas lembaran buku itu. Dia menulis, menciptakan dunia baru dalam kata-kata.
"Hidup ini penuh dengan misteri yang menakjubkan. Doa kita, hanya Tuhan yang tahu bagaimana Dia akan menjawabnya," gumam Arin, menulis pikiran dan perasaannya di buku impian tersebut.
Setelah itu, ia membalik lembaran buku tersebut hingga ke bagian paling akhir. Bagian yang berisi semua impiannya dalam kehidupan ini.
Satu, dua, tiga.
Tiga impiannya terkabul dalam satu malam. Dan itu semua tentang mereka. Seventeen.
Arin merasa seperti berada di atas awan, merasakan kebahagiaan yang tak terhingga. Dia menatap buku impian tersebut, matanya berbinar-binar. Dia merasa seperti sedang bermimpi, tapi ini nyata.
Semua impiannya tentang Seventeen, grup musik favoritnya, telah menjadi kenyataan.
Arin menutup buku tersebut dengan lembut, menaruh pulpen di atasnya. Dia merasa beruntung dan bersyukur. Dia tahu, ini baru permulaan dari perjalanan hidupnya yang penuh warna.
Drttt...drttt...
Sebuah notifikasi pesan masuk di ponselnya. Dari Sasa.
"Oh, iya. Gimana caranya gue bilang ke Sasa soal ini..." gumam Arin bertanya pada dirinya sendiri.
💎💎💎
Jangan lupa klik gambar 🌟 dibawah ya 😉This Story is Just Fiction
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY...
FanfictionBisa bertemu dan berinteraksi secara langsung dengan member Seventeen adalah impian semua Carat. Dan Arin, berhasil mendapatkan kesempatan itu lewat pertemuan tak disengajanya di Istanbul. Kesempatan yang mungkin hanya akan sekali ia rasakan dalam...