HAPPY READING 💎
"Bisakah kamu membantu kami lagi?"
tanya Joshua dengan sopan."Haruskah aku mengantar kalian?"
"Ya, kalau kamu tidak keberatan"
"Aku tidak keberatan, hanya saja...apakah itu tidak akan menjadi masalah?"
"Tentu saja tidak, bagaimana?"
"Baiklah"
Joshua dan The8 tersenyum di balik masker mereka, sedangkan Arin berjuang mati-matian untuk menahan kegirangan yang meluap-luap. Kesempatan langka ini benar-benar membuatnya berdebar-debar.
Joshua menunjukkan foto penginapan mereka di ponselnya, Arin mengakui bahwa dia mengenal tempat itu dan memang tidak terlalu jauh dari lokasi mereka saat ini.
Lalu. Ketiganya berjalan beriringan menuju penginapan anggota Seventeen, dengan Arin berjalan di antara Minghao dan Joshua. Selama perjalanan, Arin tidak banyak berbicara, hanya menunduk dan berusaha menahan dirinya yang terasa sangat ingin melayang.
Bruk
Saking tidak fokusnya, Arin nyaris menabrak tiang, kalau saja kepalanya tidak ditahan oleh sebuah tangan yang sukses membuat mata Arin membulat sempurna ketika menyadari keningnya tak sengaja menyentuh telapak tangan Joshua.
Tangan itu...milik Joshua. Milik idolanya.
Ah, ia benar-benar ingin pingsan rasanya.
Joshua melihat Arin dengan tatapan khawatir.
"Ada apa denganmu?" tanya Joshua lembut.
Alih-alih menjawab, Arin malah menggerutu dengan bahasa Indonesia.
"Aih, Kalian pikir aku bakal baik-baik aja dalam keadaan kayak ini?"
Kemudian, ia kembali mengungkapkan isi hatinya dengan bahasa Korea, "Ini seperti mimpi, aku tidak percaya ini."
Joshua dan The8 tertawa kecil mendengarnya.
" Ini bukan mimpi, apa perlu ku cubit? " kata Joshua menawarkan.
Arin dengan cepat menggeleng dan mundur selangkah ke belakang.
Joshua dan The8 pun sontak menoleh ke belakang tempat Arin berdiri saat ini.
" Ada apa Arin? " tanya The8.
" Minghao-Ssi, Joshua-Ssi, biarkan aku bernapas sejenak, ya? " pinta Arin yang detak jantungnya mulai tak karuan.
Lagi lagi Joshua dan The8 dibuat tertawa oleh Arin. Mereka tau jelas, bahwa Arin pasti sedang gugup saat ini. Hal yang wajar terjadi ketika seorang penggemar bertemu dengan idolanya secara langsung.
Namun, ini lebih dari sekedar bertemu.
Setelah menghabiskan beberapa menit untuk mengumpulkan mental, Arin merasa sedikit lega. Tampaknya ia sudah siap melanjutkan perjalanan mereka.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya The8.
Arin menjawab, "Sedikit lebih baik."
"Sudah bisa melanjutkan perjalanan?"
Arin mengangguk, dan pada detik berikutnya, Joshua dan The8 mengulurkan tangan mereka, mengundang Arin untuk berjalan di depan.
"Aaa, kalian tidak perlu melakukan itu," pekik Arin.
💎💎💎
Jangan lupa klik gambar 🌟 dibawah ya 😉
Nb : This story is just fiction
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY...
FanfictionBisa bertemu dan berinteraksi secara langsung dengan member Seventeen adalah impian semua Carat. Dan Arin, berhasil mendapatkan kesempatan itu lewat pertemuan tak disengajanya di Istanbul. Kesempatan yang mungkin hanya akan sekali ia rasakan dalam...