HIM #23

1.4K 99 2
                                    

HAPPY READING 💎

Arin berlari menuruni anak tangga penginapan dengan cemas. Dia berusaha secepat mungkin untuk sampai di kamar lantai bawah, tempat Joshua, sedang beristirahat.

"Arin, hati-hati!" Ucap Jun yang berhasil menahan tubuh Arin tepat waktu sebelum gadis itu hampir terjatuh.

"Terimakasih, Jun Ge," ucap Arin, berusaha menenangkan dirinya dan membenarkan posisinya. Dia menatap Jun dengan mata yang penuh kekhawatiran. "Bagaimana keadaan Joshua Oppa?" tanyanya.

"Masih diperiksa," jawab Jun, mencoba memberikan jawaban yang jujur namun tidak menakutkan. "Tapi kita berharap dia sudah lebih baik."

Arin mengangguk, memilih untuk menunggu dengan sabar. Dia juga berharap semoga Joshua akan baik-baik saja.

Semalam, Joshua hampir pingsan di dapur. Ia demam tinggi dan kesulitan bernafas karena flu yang dideritanya. Arin dan Mingyu, yang kebetulan ada di tempat kejadian, langsung membawa Joshua ke kamar di lantai bawah. Kamar yang sebenarnya disiapkan untuk tim medis Seventeen, namun mereka belum tiba di penginapan karena penerbangan mereka terlambat, alhasil, karena itu satu-satunya kamar yang kosong dan paling dekat dengan tempat kejadian, jadilah mereka, Mingyu dan Arin membawa Joshua ke sana.

Dan tim medis yang baru saja tiba pagi ini pun langsung memeriksa keadaan Joshua.

Selang beberapa menit, dokter yang memeriksa Joshua akhirnya keluar dari kamar dengan wajah yang tenang. Scoups, yang berdiri paling depan, segera mendekatinya dan menanyakan kondisi Joshua.

"Bagaimana keadaan Shua?" tanya Scoups dengan nada penuh harap.

"Syukurlah, tidak ada masalah serius dengan Joshua. Demamnya sudah turun dan flu-nya juga sudah membaik. Kupikir, dia terlalu memaksakan diri beraktivitas padahal kondisinya sedang kurang sehat kemarin-kemarin," jawab dokter itu dengan tenang. "Seharusnya ada yang menjaganya semalam, kan? Penanganan pertama yang dilakukan sangat baik sehingga Joshua bisa membaik dengan cepat." Lanjut dokter tersebut, mengingat kondisi Joshua yang memang sudah membaik, dan ia juga sempat melihat peralatan kompres di kamar tadi.

Mendengar itu, semua member yang berada di sana langsung menoleh ke arah Arin. Mereka tahu bahwa Arin adalah orang yang menjaga Joshua semalaman dan berusaha sebisanya untuk merawatnya.

Arin, yang merasa semua mata tertuju padanya, tampak bingung. "Ada apa?" tanyanya, tidak mengerti mengapa semua orang menatapnya.

Jun dan Dk, yang kebetulan berada di samping Arin, segera merangkulnya dengan penuh kebanggaan. Wajah mereka dipenuhi rasa kagum.

"Kamu luar biasa, Arin!" ucap mereka berdua hampir bersamaan. Hoshi, Scoups, Mingyu, dan Seungkwan, yang juga berada di dekat mereka, mengangguk setuju dengan senyum menghiasi wajah mereka.

Arin menggeleng, "Ah, aku dibantu dengan Scoups dan Mingyu Oppa semalam," ucapnya dengan rendah hati.

Scoups, dengan lembut menambahkan, "Tetap saja, kami melakukannya sesuai dengan instruksi mu."

Arin menggaruk hidungnya pelan. Hal yang biasa ia lakukan ketika sudah bingung harus bagaimana merespon lawan bicaranya.

Kemudian, Manager Kim keluar dari kamar Joshua, dan dokter kembali menjelaskan kondisi Joshua dan meminta agar Joshua dibiarkan istirahat sepanjang hari ini. Manager Kim langsung menyetujui permintaan dokter tersebut.

"Hari ini kita latihan tanpa Joshua dulu. Kalian, bersiap-siaplah! Kita akan berangkat ke venue sepuluh menit lagi!" Pinta Manager Kim kepada seluruh anggota dan staff Seventeen lainnya.

HE IS MY...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang