HAPPY READING 💎
Jika pagi hari Arin berperan sebagai seorang penerjemah. Maka, begitu malam tiba -setiap konser Seventeen- ia beralih peran menjadi seorang fotografer.
Seperti saat ini, ia sibuk memotret penampilan para member Seventeen dari depan panggung. Dengan kamera yang selalu siap di tangannya, Arin berusaha menangkap momen-momen indah dari setiap anggota saat mereka tampil di atas panggung.
Arin dengan penuh semangat dan senyum kebahagiaan yang terpancar diwajahnya, mengatur sudut dan pencahayaan yang tepat untuk menghasilkan foto-foto yang menakjubkan. Ia berusaha menangkap ekspresi dari setiap member, serta kekompakan mereka saat tampil di atas panggung.
Di tengah kesibukannya memotret, Arin tiba-tiba mendengar suara riuh dari belakangnya. Ia penasaran dan segera menoleh ke arah sumber suara tersebut. Ternyata, ada seorang perempuan yang sedang berteriak dengan bahasa Prancis ke arah beberapa staff yang berada dekat pagar pembatas. Meski agak samar. Arin yakin bahwa gadis itu sedang mencoba memanggil seseorang yang ia duga harusnya adalah seorang staff.
Arin merasa bahwa gadis itu seperti membutuhkan bantuan. Tanpa ragu, ia mendekati gadis tersebut dengan ramah.
Namun, saat Arin mendekat, gadis itu tiba-tiba menarik tali ID card-nya dengan kuat, sehingga tubuh Arin menabrak pagar besi dengan keras.
"Aduh!" rintih Arin kesakitan, sambil berusaha menjauhkan kameranya agar tidak menyentuh pagar dan merusaknya.
"Kamu?! Tolong bantu aku, tolong bantu aku agar Scoups mau berfoto selfie dengan ponselku?!" teriak gadis itu, sambil masih mencengkram erat tali ID card Arin sehingga ia masih terjepit di pagar.
Kedua lututnya pun sampai masuk ke sela-sela pagar tang sempit.
"Awh....seben...tar," desisnya sambil terus berusaha menarik tubuhnya menjauh dari pagar itu.
Beberapa orang di sekitar gadis yang rusush itu berusaha untuk menghentikan perbuatannya yang memaksa Arin. Mereka mencoba melerai situasi yang semakin runyam itu.
"Tolong lepaskan aku!" ucap Arin dengan susah payah, sambil berusaha menahan rasa sakit di tubuhnya akibat tarikan gadis rusuh yang semakin keras itu.
Suara keributan itu sampai ke telinga salah satu bodyguard yang berjaga di sekitar panggung.
Dengan sigap, bodyguard itu menghampiri mereka dan dengan sekali tepis, ia berhasil melepaskan cengkraman tangan gadis yang ribut itu dari tali ID card Arin, sehingga Arin berhasil menjauh dari pagar.
Entah apa alasan sebenarnya sampai gadis itu nekat memaksa Arin seperti tadi.
"Tolong jangan kasar pada staff kami, jika kau masih ingin di sini?!" tegas bodyguard itu menggunakan bahasa inggris. Bahkan, ia tak segan-segan menunjukkan telunjuknya tepat di depan wajah gadis yang berbuat onar barusan.
Detik selanjutnya, bodyguard itu kembali berbalik menghadap Arin, "Apa kau baik-baik saja?" tanyanya.
Arin mengangguk meskipun sangat jelas bahwa gadis itu tampak tidak baik-baik saja. Nafasnya terengah-engah, tubuhnya lemas, sekaligus sakit dibagian bahu dan lututnya. Lebih dari itu, ia terkejut bukan main dengan insiden yang baru saja menimpanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY...
FanfictionBisa bertemu dan berinteraksi secara langsung dengan member Seventeen adalah impian semua Carat. Dan Arin, berhasil mendapatkan kesempatan itu lewat pertemuan tak disengajanya di Istanbul. Kesempatan yang mungkin hanya akan sekali ia rasakan dalam...