hujan

569 53 6
                                    

☘ — 🆂︎🅾︎🅾︎🅽︎ 🆃︎🅾︎ 🅱︎🅴︎ — ☘

Hari itu Acha jalan kaki dari kost ke kampus, engga jauh jauh banget sih. Cuma 15 menit doang. Dan sesampainya di kampus, dia duduk di meja paling pinggir. Deket jendela. Merenung sambil memandang jauh ke hamparan perkotaan yang berkilau diterpa cahaya pagi.

Dia keinget tentang janinnya yang mungkin masih seuprit. Sedih rasanya kalo inget. Masih muda udah berbadan dua. Kayanya ini karmanya gara gara sering nyanyiin lagu JJ ku hamil duluan deh.

Air matanya menetes turun, mengalir di atas permukaan pipinya yang putih. Nyesel banget pernah ngelakuin hal yang seharusnya ngga dia lakuin sebelum married.

"Tuh, ingusnya meler."

Tiba-tiba seseorang nyodorin tisu ke dia, Acha menengok sekali dan membuang muka sambil mengambil beberapa lembar dari wadah itu.

"Ga usah liat!"

Raka terkekeh melihat gadis itu, "Kenapa sih? Gue perhatiin Lo jadi pendiem seminggu ini."

Dengan mata yang sembab perempuan itu menatapnya, hidungnya juga merah. Raka dengan sabar menunggunya buka mulut.

"Obatnya ga guna," ujarnya dengan mata kembali memerah, "gue isi."

Cukup dengan dua kata itu, Acha mampu membuat Raka syok luar biasa. Dia kehilangan kata kata, dan senyumnya pun seketika sirna.

"Cha, kita ga lagi bercanda." Raka memegang kedua bahu perempuan yang kini kembali menjatuhkan air matanya itu, "Lo beneran minum obatnya kan?"

"Hiks, Lo kan juga liat sendiri! Gue udah minum!"

Acha benar, bahkan perempuan itu meminum morning pills nya di depan mata kepala Raka saat itu. Mustahil Acha melepehnya, karena setelah minum itu dia makan biskuit dan mengeluhkan rasa pait yang tersisa di lidahnya.

Pria itu memejamkan matanya rapat, ia tak habis pikir dengan ini semua. Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi?  Raka merasa kecolongan, ia menghela napas panjang.

Kelas mulai ramai, dia nggak bisa melanjutkan percakapan ini dengan Acha. Mungkin nanti setelah kelas ia akan mengajak gadis itu bicara di tempat yang lebih private.

"Udah, nangisnya entaran lagi. Gue keluar dulu mau cari angin," pesan Raka kemudian mengambil tasnya dan keluar dari ruangan.

Perempuan itu tidak menyahuti perkataannya, ia menghela napas. Sedikit lega karena si ayah dari jabang bayi sudah mengetahui keberadaan benihnya.

-

Setelah kelas, Selma mengajak Acha untuk makan seblak. Dan tanpa mikir dua kali, Acha mengiyakan ajakan temannya itu. Mereka pergi ke kedai seblak yang jaraknya cukup jauh dari kampus.

Acha duduk di boncengan motor Selma. Selama perjalanan mereka bercerita tentang banyak hal. Dia melupakan masalahnya untuk sementara. Thanks to Selma yang sibuk cerita tentang cowok yang sedang dia taksir akhir-akhir ini.

Mereka memesan dua porsi seblak dengan varian yang berbeda. Setelah memesan, Acha menunggu Selma yang sedang membayar di ruangan yang akan menjadi tempat mereka menyantap seblak nanti.

"Sel, gue pengin es buah deh!" Celetuk Acha.

Selma menatapnya aneh, "Apaan es buah? Lo tadi pesen es teh anjir!"

"Iya, tapi gue pengen es buah juga. Beli yok ntar," ajak Acha dengan wajah bersemangat.

"Acha, Lo tuh makan seblak aja sering ga habis. Ntar perut Lo meledak kalo ditambah es buah, bodoh!"

Wajah Acha mendadak murung, "Yaudah deh!"

Setelah itu mereka memperbincangkan banyak hal seputar dunia perkuliahan. Selma mengeluh tugasnya banyak yang belum selesai akibat kelompoknya yang ga mau kerja. Emang nyebelin sih.

"Hujan, Cha! Duh, sialan! Jemuran gue ga ada yang ngangkat di kost!" Ujar Selma panik.

Acha menoleh menatap rintik gerimis yang mulai melebar di luar sana. Dan saat itu juga ponselnya berbunyi.

Bg Raka
Dmn?
Bg Raka
Gw selesai kls
Bg Raka
Acha

Gue uda ngga di kampus

Bg Raka
Share loc
Bg Raka
Ayo ngomong

Ga bisa

Bg Raka
Knp???
Bg Raka
Gw jemput gpp

Gue lagi sama Selma
Jajan seblak hehe

Bg Raka
Ydh ntar klo udh pulg bilg

Iyaa

Selma yang ngelihat Acha fokus mainan hp berniat buat ngintip tapi Acha keburu sadar dan naruh hpnya. Perempuan itu mendengus, "Cowo baru lagi?"

"Ngga dih!"

"Acha Lo tuh buaya cewek, gue udah hapal sama tabiat Lo. Udah, jangan bohongin gue. Buruan cerita."

༺ 𝙩𝙤 𝙗𝙚 𝙘𝙤𝙣𝙩𝙞𝙣𝙪𝙚 ༻

Soon to be.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang