bujuk

316 31 18
                                    

Budayakan vote sebelum membaca!

☘ — 🆂︎🅾︎🅾︎🅽︎ 🆃︎🅾︎ 🅱︎🅴︎ — ☘

Pagi itu Bunda harus keluar kota, nemuin kliennya. Yang berarti bakal ninggalin rumah selama beberapa hari karena bakal ada rapat juga sama kawan-kawannya. Rumah otomatis cuma bakal ditempatin sama Raka, kakaknya dan Acha, si penghuni baru.

Untuk urusan kemaren, Raka udah nyoba bicara langsung sama Acha. Tapi cewek itu tak acuh padanya. Raka dibikin frustasi pokoknya. Hari ini juga, Raka coba lagi buat ngebujuk Acha biar mau sarapan bareng. Tapi Acha lebih milih sarapan di kampus, katanya.

Lesmana yang menonton drama pagi itu hanya diam sambil mengunyah nasi goreng bikinan sang adik ipar. Masakan Acha pagi ini agak keasinan, tapi ga masalah sih.

“Mau kemana sih, Cha?“ tanya Raka gemes karena didiemin mulu sama Acha.

“Kampus!”

“Loh, kamu mau kuliah? Kok ga bilang dari semalem?” Raut wajah suaminya itu mendadak kecewa.

Acha mengernyit, “Dih, siapa lu?”

Mendengar itu, yang pertama merespon adalah Lesmana. Ia tertawa terpingkal-pingkal, tampak senang sekali melihat adiknya dinitstain. Ia bertepuk tangan seolah puas dengan adegan KDRT alias kekonyolan dalam rumah tangga milik Raka episode ini.

“Achaa!” Rajuk Raka.

“Berangkat dulu, assalamu'alaikum.” Acha mengambil tangan Raka dan menyaliminya sebelum meninggalkan Raka begitu saja, “Wa'alaikumussalaam..”

Seperginya sang istri, Raka kelihatan lemes banget. Dia ngebanting diri di sofa. Kelihatan lunglai betul.

“Gue harus gimana lagi, bangsat..” keluhnya frustasi.

Lesmana yang selesai makan terus nyuci piringnya dan menghampiri Raka, “Saran gue, mending Lo kasih dia space dulu, Rak. Kasian bini Lo, eneg liat Lo. Apalagi dia lagi hamil, ntar kalo stres malah bahaya ke janinnya juga.”

“Gue berangkat kerja dulu. Lo bae bae sama Acha.”

“Sama Acha apanya, orang gue di rumah sendiri!” sewot Raka terus pindah ke kamarnya.

-

Di kampus, Acha duduk di Deket pintu keluar, which is di deretan terbelakang. Dia masih sering mual walau udah ga parah, jaga jaga aja sih. Kalo kerasa kan tinggal keluar aja.

“Makan, Cha!” kata Abdul basa basi, dia lagi makan nasi sayur pake lauk ikan lele.

Acha mengangguk singkat, mempersilahkan Abdul buat menikmati menu makan siangnya. Cewek itu juga belum makan siang sih, tapi ntaran aja deh habis matkul. Pengen makan takoyaki deket preksu deh. Ntar coba dia ajak Selma kalau mau.

“Udah nyicil Tugas Akhir buat matkul Pengembangan Sistem Digital belum?” tanya Abdul.

Gadis itu mengangguk singkat, tiba-tiba dia memperhatikan lele yang tinggal separo itu. Kok kayanya enak banget ya. Lele bumbu kuning pake sambel tomat. Ia menelan ludah, ngiler.

“Lelenya beli dimana, Dul?” tanya Acha.

“Bu Sarmini, tapi abis. Ini terakhir.”

Air muka cewek itu mendadak berubah kecewa, lengkungan bibirnya turun. Abdul yang peka lantas menawarkan lelenya yang tinggal setengah itu ke Acha.

“Mau?”

Perempuan itu memandang lele yang tinggal setengah itu dengan mata pengen banget, tapi dia ragu, “Tapi itu punya Lo..”

Soon to be.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang