"Kau kenal dia?" Tanya Luna saat Shania masih memperkenalkan diri di depan kelas.
"Tidak, sepertinya dulu dia di kelas lain sebelum pindah, dia terlihat manis dan baik, bagaimana menurutmu?" Tanya Rina balik.
Luna hanya tersenyum menanggapi teman sebangkunya yang belum juga belajar dari pengalaman dan hanya menilai dari permukaan.
Gadis bernama Shania yang berperawakan mungil itu mengakhiri sesi perkenalannya dan duduk di bangku yang di tunjukkan Ibu Indah. Begitu Sang Wali kelas keluar, beberapa siswa mendekat dan mengajaknya berkenalan.
Shania melayani mereka dengan ramah, beberapa ada yang menyapa karena memang sudah kenal sebelumnya.
"Kau tidak kesana Rin?"
"Nggak ah, nanti juga kenal sendiri, kita kan sekelas" jawab Rina cuek "lagian aku nggak suka senyumnya yang terlalu lebar kayak Joker"
"Padahal tadi kamu memuji dia loh" goda Luna tersenyum.
"Iya karena aku cuma lihat sekilas" balas Rina lalu menatap wajah Luna. "Tapi kalau senyummu cantik, ngangenin, kamu tahu nggak yang bikin aku semangat buat Sekolah lagi ya karena pengen ketemu kamu" serunya lagi lalu mengamit lengan gadis yang baru saja ia puji.
"Gombal!" dan keduanya pun tertawa.
🍈
Seoerti biasa, suasana kantin selalu ramai saat jam istriahat, tapi Luna dan Rina sudah duduk manis di meja bagian sudut, di atas meja sudah ada dua gelas es lemon tea dan satu botol air mineral, bekal Luna dan Alan serta bakso pesanan Rina. Kedua gadis itu sudah mulai makan saat seseorang mendekati meka mereka.
"Boleh aku duduk disini?" Luna dan Rina mendongak serentak demi melihat siapa yang mengganggu makan mereka.
"Silahkan!" Jawab Luna singkat, kembali menyantap nasi bekalnya.
Gadis yang sedang membawa sepiring gado-gado dan sebotol Cola itupun duduk di depan Luna "Terima kasih" ucapnya tersenyum. "Kita sekelas kan, boleh tahu nama kalian siapa?"
"Aku Rina dan dia Luna, makanlah dulu! Kalau mau ngobrol nanti saja" tegas Rina karena Shania bertanya ketika mereka sedang mengunyah.
Selang beberapa menit Alan datang, pemuda itu terkejut melihat Shania ada di meja yang sama dengan Luna, namun ia juga tak dapat menutupi rasa senangnya, matanya berbinar ketika mengucapkan nama gadis itu.
"Shania! Kau sudah kembali" Alan langsung duduk di samping gadis itu dan menatapnya lekat seakan masih tak percaya, gadis imut cinta pertamanya kini ada di hadapannya, rasa rindunya terbayarkan sudah.
"Hai Alan, senang bertemu denganmu lagi" balas Shania tersenyum. "Apa kau sudah memesan, ayo makan bersama"
"Apa kabarmu?" Bukannya menjawab Alan makah balik bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lime (End)
RomanceSetelah bangkit dari kematian, Luna tak lagi seperti sebelumnya. Tujuan hidupnya-pun berubah. Ia yang awalnya seperti bayangan kini muncul di permukaan. Kedua tangannya jauh lebih berguna dari sebelumnya, tergantung bagaimana suasana hati dan cara i...