30. Proses

14.2K 1K 11
                                    

Sebagaimana Rachel memperlakukannya seperti itu pula Luna bersikap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebagaimana Rachel memperlakukannya seperti itu pula Luna bersikap. Perempuan itu tetap tenang dan melanjutkan makannya seolah tidak mendengar apapun, saat Alan kembali diapun menyambutnya dengan senyum terbaiknya.

"Apa ada masalah?"

"Tidak juga hanya beberapa masalah pekerjaan yang belum sempat kuselesaikan" sama halnya Luna, Alan tidak menggubris Rachel yang mulai mendengus karena emosi. Namun wanita berkuncir tinggi tidak mudah menyerah.

Dengan sengaja ia memesan minuman beralkohol lalu minum beberapa gelas, agar bisa pura-pura mabuk.

"Alan bisakah kau membantuku kembali ke kamar, kepalaku pusing, aku tidak akan bisa berjalan dengan benar" dengan gaya dramatis Rachel memegang kepalanya sambil bergerak gelisah, tubuhnya seolah tak bertulang dan lunglai sehingga butuh di papah.

"Biar aku saja" tawar Luna lalu berdiri mendekati Rachel, saat hendak menyentuh tubuh wanita itu, ia malah di dorong hingga anggur merah yang ada di meja tumpah dan mengenai gaun putihnya.

"Kau tidak apa-apa sayang?" Alan meraih tubuh Luna yang hampir terjatuh, untung saja ia sempat berpegangan pada pinggiran meja.

"Rachel kau sudah keterlaluan, aku tidak akan membantumu dan sebaiknya jangan muncul lagi dihadapan kami, sikapmu sudah menghancurkan kesan baikmu selama ini"

Sebenarnya Alan tidak ingin bersikap kasar, tapi jika tidak begitu, wanita itu bisa makin menjadi-jadi. Dia bukan lagi Rachel yang dulu baik dan ramah tapi sudah satu species dengan Karen.

"Tenangkan dirimu! Orang-orang mulai memperhatikan kita" tegur Luna mengapit lengan suaminya.

"Kau yang berubah Alan, dulu kau tidak pernah mengabaikanku, tapi kini kau bahkan enggan menatap wajahku, padahal aku mencintaimu sejak lama, aku lebih segalanya darinya, kenapa kau tidak memilihku? Kenapa?"

Rachel mulai kehilangan kontrol, alkohol mulai mempengaruhi otaknya hingga ia tidak segan mempermalukan dirinya sendiri. Wajahnya yang tadi angkuh kini penuh air mata, mulutnya yang tadi culas terus meracau mengunkit masa lalu.

"Kita tidak bisa membiarkannya disini, lapor saja ke Manajer Hotel biar mereka yang mengantarnya ke kamar.

Usul Luna disetujui Alan, selang 15 menit setelah melapor, dua orang staf wanita datang dan bantu memapah Rachel.

🍈

"Bagaimana kalau kita pindah hotel saja atau kita sewa vila biar lebih private" saran Alan begitu keduanya tiba di kamar, ia lansung merebahkan dirinya di kasur karena penat dengan ulah Rachel.

"Tidak usah, anggap saja ini ujian pertama pernikahan kita, kau istirahatlah, aku mau mandi dulu"

Luna membawa handuk dan piyama masuk ke kamar mandi, melihatnya membuat Alan menghela nafas, mengganggap istrinya badmood karena Rachel. Malam pertamanya bisa gagal kalau begini.

Sweet Lime (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang