31. Hasil - End

24.7K 1.4K 50
                                    

Setelah kejadian di Loby Hotel, Rachel tidak pernah lagi menampakkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian di Loby Hotel, Rachel tidak pernah lagi menampakkan diri. Alan dan Luna menikmati bulan madu mereka seperti pasangan pengantin baru pada umumnya. Berjalan-jalan di pantai dan mencoba berbagai permainan, menikmati sunset, berkunjung ke desa wisata, pasar cinderamata serta berbelanja. Tak lupa berusaha mewujudkan apa yang Putri mereka pinta.

Atas bujukan Istrinya, Alan tidak jadi memperkarakan Rachel dengan alasan akan menyita waktu keduanya yang seharusnya dipakai buat bersenang-senang. Mereka pernah berpapasan ketika wanita itu chek out, tapi ia terus menunduk dan menutup kepalanya dengan hoodie.

Luna tersenyum melihatnya, Rachel akan terus seperti itu paling tidak selama setengah tahun, kecuali dia bisa menemukan ahli yang mempu mengatasi kerontokan rambutnya

"Rasanya aku masih ingin terus liburan seperti ini?" Keluh Alan sambil goleran di ranjang sementara Luna mulai mengepak barang-barang mereka"

"Kalau begitu tetaplah disini, aku akan pulang dan menemui anakku" balas Luna sengit, sejak kemarin Suaminya itu terus mengeluhkan hal yang sama, ingin menambah masa liburan.

"Ajak saja dia kesini, kita bisa liburan bertiga, pasti semakin menyenangkan"

"Apa aku pernah memberi tahumu kalau aku tidak suka lelaki pemalas" sindir Luna.

Alan langsung bangkit dan mendekati Istrinya. "Sayang, barang mana lagi yang ingin dimasukkan ke dalam koper biar aku bantu, atau kau istirahat saja biar aku yang selesaikan, wah aku sangat bersemangat ingin pulang bertemu Putri kita dan kembali bekerja seperti biasa"

Luna tak mampu menahan senyumnya menyadari sisi Alan yang kekanakan ternyata sangat menyenangkan.

🍈

Begitu mengetahui waktu kepulangan Sang pengantin baru, Erwin membawa Wulan untuk menjemput orang tuanya di Bandara. Begitu ketiganya bertemu, mereka melepas rindu seolah setahun tidak berjumpa. Erwin dengan sigap mengambil alih koper di tangan Alan agar atasannya itu bisa menggendong Wulan.

"Papa, mana adik yang kalian janjikan, kenapa hanya ada Papa dan Mama saja?"

"Adikmu masih di perut Mamamu sayang, nanti kalau sudah siap, dia akan keluar menemui mu"

"Berhenti membohinginya terus, itukan belum pasti" geram Luna pada Suaminya sambil berbisik. Ia takut Wulan nanti kecewa jika terlalu lama menunggu.

"Aku tidak berbohong sayang, kita sudah dan akan terus berusaha dengan keras, anak kedua kita pasti akan segera hadir"

"Jangan bahas hal itu di depan anak kecil Alan" Luna mencubit gemas pinggang suaminya, ia malu apalagi ada Erwin di dekat mereka.

"Kenapa harus sembunyi di perut Mama? Apa dia tidak mau menemuiku? kalau begitu biar aku saja yang menemuinya. Ma, lewat mana kalau mau masuk ke perut Mama" tanya Wulan polos membuat semua orang dewasa yang menemaninya mati kutu.

Sweet Lime (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang