Matahari bersinar menerangi seisi bumi, membawa kehangatan bagi setiap makhluk hidup di bawah nya. Dan juga membawa lari segala ketakutan orang-orang dari gelap dan sunyi nya malam.
Dia atas ranjang nya, rio tampak memijat pelan pangkal hidung nya. Terhitung hanya empat jam ia memejamkan mata, itu dikarenakan semalaman ia kesana kesini mencari keberadaan laura, namun sampai subuh pun ia tidak menemukan keberadaan adik nya itu. Dan akhirnya memutuskan untuk pulang
Ia sangat menghawatirkan laura karna mungkin orang yang meneror rumah mereka juga melakukan sesuatu kepada adiknya. Ia sudah meminta tolong kepada teman-teman nya untuk mencari laura, bahkan informan kepercayaan nya pun tidak bisa melacak di mana keberadaan laura.
"Akhhh...lo kemana sih?. Suasana rumah lagi genting lo malah nggak ada dirumah. Gimana kalo tu orang juga nyelakain lo ra!!" geram rio mencengkram kuat pinggir kasur nya
Kepalanya sedikit pusing karna waktu tidur yang singkat dan tidak terlalu nyaman.entah lah, sejak saat hari dimana ia meminta maaf kepada laura, sejak saat itu ia mulai menyayangi adik nya, yang dulu bahkan ia tidak sama sekali melirik, apalagi menyayangi laura.
"Hah....kenapa jadi kacau gini ya?. Siapa yang udah ngelakuin ini semua" Ucap Rio sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur. Baru ia akan memejamkan kan matanya lagi suara dering handphone membuatnya mengurungkan niatnya
Tanpa menunggu lama ia langsung mengangkat panggilan tersebut, yang ternyata dari defan
"Halo...kenapa?"
"Jahat lo jadi sodara. Gue sendiri di rumah sakit, nggak ada niatan mau nemenin?"
"Ck. Udah gede juga"
"Gue kan lagi sakit nyet!! Laper nih gue, nggak ada yang ngasi makan"
"Alesan lo, dari rumah sakitnya kan ada. Bilang aja lo kangen sama gue kan?"
"Najis!!. Bubur nya nggak enak, gue mau yang lain. Pokok nya lo harus bawain gue. Ti-tik."
Tut...
"Bocah. Ujung-ujung nya gue juga kan yang dia cari. Waktu sehat bilang nya andre sodara terdebes dia. Waktu sakit nyariin gue. Monyet!!" kesal Rio membanting asal HP nya di atas kasur. Untung ia sudah mandi waktu ia terjaga subuh tadi jadi tinggal pergi kerumah sakit. Sebenarnya ia agak tidak ikhlas karna waktu tidurnya di ganggu oleh defan. Tapi mau gimana lagi, defan saudaranya. Dan ia mau tidak mau harus kesana
Zzzzzz
"HOAMMM......udah pagi ya?" gefe mengucek pelan kedua matanya. Dengan nyawa setengah terkumpul ia mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Tangan kirinya ia angkat guna melihat jam di pergelangan tangan nya
"Hah....masih awal. Ada air nggak ya disini, gerah gue. Mau mandi" mata gefe celingak celinguk mencari pintu lain di kamar yang ia tempat saat ini, tapi tidak menemukan apapun selain pintu keluar dan pintu lemari
"Hm....Di luar kali ya. Gue liat lemari nya aja deh, siapa tau ada baju" gefe beranjak dari duduk nya dan berjalan menghampiri lemari kayu yang terletak di dekat pintu. Setelah sampai di depan lemari itu, ia mengulurkan tangan nya membuka pintu lemari itu dengan pelan
"Uhuk...uhuk..." debu tipis menyeruak membuat gefe terbatuk-batuk.tangan gefe mengibas-ngibas udara di depan nya guna menghilangkan debu yang terus masuk kedalam indra pencium nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story Transmigrasi [TAMAT]
Teen FictionGeferia Kesha Salavoka, gadis cantik berusia 25 tahun yang berhasil meraih kesuksesannya meski terbilang masih muda. Memiliki keluarga dan pasangan yang sangat menyayanginya membuat hidup Gefe terasa sempurna. Hidupnya tak pernah kekurangan sedikit...