"Saya hanya ingin meminta tolong "****
Ceklek
Pintu terbuka, Edrick dan Mira menoleh berbarengan untuk melihat siapa yang barus saja memasuki ruangan tanpa mengetuk terlebih dahulu. Saat sudah melihat siapa orang nya, Mira menghela nafas seraya tersenyum miring melirik kearah Edrick yang kini masih memerhatikan seseorang yang membuka pintu tadi.
"Ada apa kamu kesini?" tanya Edrick tanpa mau berbasa-basi
Yang ditanya hanya terdiam sambil tersenyum tipis kearah mereka berdua. Mira yang geram dengan sikap seseorang yang kini ada di hadapan mereka tak tahan ingin mengeluarkan kata-kata dari mulut nya.
"Laura, apa kamu tidak mendengar?, kalau orang tua bertanya itu di jawab!"
Gefe yang mendengar kalimat dari mulut Mira hanya tersenyum sinis. Ia menghiraukan wanita itu dan memandang kosong kearah Defan
"Anak kesayangan banget ya, ditungguin sampe rela ninggalin kerjaan. Coba kalo aku yang ada di atas ranjang itu..." Gefe tak melanjutkan kalimatnya dan membuang muka, ia berusaha menepis rasa perih di ulu hati nya.
"Ada apa kamu kesini? Kamu sudah sering tidak masuk sekolah, dan hari ini juga tidak. Mau jadi apa kamu hah?, kamu pikir saya mau terus-terusan menanggung kamu?" ucap Edrick yang membuat ulu hati Gefe semakin mencelus sakit. Ia tertawa hambar di dalam hati.
"Papa nggak pernah ngajarin aku buat jadi apa, dan papa nggak pernah ngasi gambaran ke aku seperti itu masa depan. Lagian aku juga nggak bakalan lama di tubuh ini" ucap Gefe dengan nada sedikit rendah di akhir kalimat nya, namun Mira dan Edrick masih bisa mendengar dengan jelas apa yang ia katakan.
"Oh iya, aku ada kejutan untuk kalian berdua" lanjut Gefe lagi dengan raut wajah seakan akan sedang berbahagia.
Mira dan Edrick menatap satu sama lain, memandang aneh Gefe yang sekarang seolah-olah sedang berbincang dengan orang tua nya yang 'sangat baik'. Berbincang seakan-akan mereka adalah keluarga harmonis.
"Kalian lupa? Hari ini kan hari pernikahan kalian, dan tepat satu bulan setelah hari kematian mama" ucap Gefe dengan nada sendu di akhir kalimat nya. Edrick menatap Gefe dengan tatapan yang sulit di artikan. Sedangkan Mira, wanita itu sudah mulai memperlihatkan aura yang kurang bersahabat. Sepertinya intuisi nya cukup kuat.
"Lalu? Jangan menampilkan ekspresi menjijikan itu, cepat selesaikan urusan mu dan cepat keluar dari ruangan ini. Defan sedang beristirahat" sarkas Mira dengan tatapan tajam. Ia bisa merasakan jika gadis di depan nya ini sedang merencanakan sesuatu.
Gefe bersorak dalam hati, akhirnya wanita ular itu mulai memakan umpan nya. Tidak susah untuk membuat ia terbawa emosi.
"Aku kan udah bilang, aku mau kasi kalian kejutan. Spesial di peringatan hari pernikahan kalian"
"Kalau begitu cepat selesaikan. Mama mu benar, Defan sedang beristirahat, jangan membuat keributan di sini" sanggah Edrick yang membuat Mira tersenyum senang.
Gefe menyunggingkan senyum sinis melihat Mira yang merasa di bela oleh ayah nya.
"Permainan akan di mulai, jangan seneng dulu. Habis ini gue nggak yakin lo bakalan bisa senyum lagi"Gefe mengalihkan tatapan nya ke ayah Laura
"Oke. Kalian pasti bakalan terharu, mama bisa siapin tisu, siapa tau saking terharunya sampe nangis kan?" ucap Gefe yang di akhiri dengan kekehan.Edrick dan Mira bertanya-tanya dalam hati tentang 'hadiah' yang akan Gefe tunjukkan kepada mereka, serta ada sedikit perasaan was-was takut sesuatu akan terjadi.
Gefe berbalik dan melangkah membuka pintu ruang inap itu, senyuman nya semakin mengembang kala seorang wanita serta seorang pria yang berada di atas kursi roda memasuki ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story Transmigrasi [TAMAT]
Novela JuvenilGeferia Kesha Salavoka, gadis cantik berusia 25 tahun yang berhasil meraih kesuksesannya meski terbilang masih muda. Memiliki keluarga dan pasangan yang sangat menyayanginya membuat hidup Gefe terasa sempurna. Hidupnya tak pernah kekurangan sedikit...