Gadis berambut sepinggang itu merebahkan badannya di atas sofa, ia merenggangkan badan nya yang sedikit kaku karena terlalu lama berada di dalam mobil. Macet. Itu adalah hal yang paling ia benci ketika berada di negara ini.
"Sudah jam sembilan.." gumam nya ketika melihat jam di pergelangan tangan nya.
"Apa tempat ini tidak jauh dari subjek?" lanjutnya lagi bertanya kepada salah satu pria di ruangan itu, yang wibawanya sedikit berbeda dari para pria lain yang juga berada di Rungan yang sama.
"Iya" Jawabnya
"Hmm....mau langsung bermain?" tanya gadis itu dengan senyuman manis nya. Namun sedikit terlihat mematikan.
"Apa kau serius akan melakukan ini?" tanya pria itu sedikit ragu.
"Ayo lah. Tidak seru jika kita hanya berduduk diam saja di sini. Bagaimana jika kita mulai dengan pak tua itu dulu?" ucap gadis itu dengan semangat yang membara di kedua bola mata nya. Dan jangan lupakan senyuman yang sedari tadi menghiasi wajah cantik nya.
"Claresta!!" bentak pria itu kepada gadis di depan nya.
Claresta tercekat
"Kenapa?. Kenapa kamu membentak ku?"
"Pikirkan lagi rencana mu itu. Kita bukan sedang di Italia. Negara ini berbeda dengan negara asalmu, kau tau itu?"
"Kau tidak melupakan aku siapa kan?"
Pria itu terdiam cukup lama ketika mendengar pertanyaan yang di lontarkan claresta. Urat-urat di lehernya bermunculan pertanda ia sedang menahan emosi yang bersarang di rongga hati nya.
"Aku tau. Tidak mungkin aku melupakan itu. Tapi apa ini tidak terlalu terburu-buru?. Kau tau kau baru saja sampai" ucap pria itu setelah terdiam cukup lama. Emosinya mulai mereda, di gantikan dengan tatapan tajam kepada gadis di depan nya.
"Aku sudah menunggu cukup lama. Aku menunggu wanita itu yang melakukan nya, tapi kenapa dia sangat mengecewakan ku?. Apa susah nya hanya menunjukan file di dalam flashdisk itu" jawab claresta dengan nada tidak senang. Senyuman nya yang cerah sedikit memudar setelah mengatakan kalimat itu.
"Itu karena ia tidak seperti dirimu" ucap pria itu menekan Kan kata di akhir kalimat nya.
Alis claresta mengerut tipis, wajah nya sedikit masam dengan di sertai mata nya yang menajam.
"Kau tidak tau bagaimana rasanya. Jadi tutup mulut mu!!" ucap claresta penuh penekanan.
"Aku memang tidak tau bagaimana rasanya. Tapi apa hal itu pantas di lakukan oleh remaja seperti mu?"
"Remaja seperti ku?. Jangan berlagak sok suci. Kau lupa apa yang menyebabkan adik mu meninggal wahai tuan robert yang terhormat?"
Wajah robert memerah, untuk yang kedua kalinya gadis di depan nya ini membuat ia emosi. Robert mengatur nafasnya yang sedikit tersengal karena emosinya. Setelah tenang, ia kembali menatap mata gadis cantik di depan nya.
"Jangan bawa-bawa dia. Lakukan semuanya sesuka hati mu. Dan setelah semua ini selesai, ada harga yang harus kamu bayar"
"Ya...jika aku sempat" jawab claresta kembali dengan senyuman cantik nya.
****
Bel tanda jam istirahat menggema di seantero sekolah. Gefe beranjak dari duduk nya dan berniat untuk pergi ke kantin, karna perutnya sudah sangat lapar. Sejauh ini tidak ada yang mengganggu nya, tidak tau nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story Transmigrasi [TAMAT]
Novela JuvenilGeferia Kesha Salavoka, gadis cantik berusia 25 tahun yang berhasil meraih kesuksesannya meski terbilang masih muda. Memiliki keluarga dan pasangan yang sangat menyayanginya membuat hidup Gefe terasa sempurna. Hidupnya tak pernah kekurangan sedikit...