Gefe berusaha berfikir positif dengan makanan yang sudah tersedia di hadapan nya siang ini. Tapi sudah sekitar 10 menit makanan itu belum juga di sentuh oleh nya."Gue makan nggak ya?" monolog nya, entah sudah berapa kali ia menanyakan hal yang sama kepada dirinya sendiri.
"Duh, kalo ada racun gimana?" ucap nya lagi dengan wajah lesu. Perutnya sudah sangat perih karena ia belum makan dari kemarin. Ingatkan?
Jika Gefe ditusuk saat masih di sekolah, dan ia tidak sadarkan diri hingga pagi tadi. Itu artinya ia juga tidak makan ataupun minum."Makan aja deh. Kalo mereka memang ada niat jahat sama gue udah dari kemarin gue di apa-apain" ucap Gefe akhirnya. Dengan cepat ia melahap semangkuk sub dan nasi putih yang sedari tadi seperti mencantengi nya untuk melahap mereka. Sambil memakan makanan nya, Gefe kembali meneliti isi rungan yang ia tempati saat ini, ukuran nya tidak besar, di dalam nya hanya ada satu set tempat duduk dan kasur yang sekarang ia tempati. Setelah sadar dari pingsan nya, Gefe baru sadar sekarang jika ia masih mengenakan baju seragam sekolah nya, bahkan di bagian dada nya masih terdapat banyak darah yang sudah mengering. Sepertinya mereka tidak memiliki perempuan di sini, hingga tidak ada satu pun yang mengganti pakaian nya.
"Ada yang nyariin gue nggak ya, gue ngilang kaya gini?" tanya Gefe sambil mengaduk-aduk sup dalam mangkuk di hadapan nya.
Tak mau memikirkan hal itu terlalu jauh, Gefe kembali menyuapkan nasi kedalam mulutnya dan melahap nya dengan hening. saat ia tengah asik memakan makanan nya, pintu kamar yang ia tempati terbuka dan menampilkan sosok dokter yang tadi ia temui. Wajah nya sedikit ramah dari pria yang tadi bersamanya, jadi Gefe bisa sedikit santai menghadapi nya.
"Kau belum selesai "
Gefe sedikit tersedak mendengar pertanyaan dokter itu, tidak mungkin kan ia mengatakan jika ia telat memakan makanan itu karena berfikir hampir dua puluh menit untuk menyakinkan dirinya jika di dalam makanan itu tidak ada racun.
Al memicingkan mata nya curiga
"Jangan bilang jika kau berfikir dulu sebelum memakan nya " tebak Al tepat sasaran. Gefe yang mendengar perkataan pria di hadapan nya kembali tersedak dan belingsatan meminum air yang sudah di sediakan di hadapan nya.
"Uhuk...uhuk....hah...hah.....a....itu, aku, aku" Gefe tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena tingkah laku nya saja sudah memperlihatkan dengan jelas jika tebakan dokter itu benar.
Al menghela nafas pelan
"Aku bisa maklum, kau seorang perempuan yang sekarang tengah berada di tempat asing dimana isinya hanya pria saja. Jika aku jadi kau, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama, bahkan mungkin mencoba untu kabur"
Gefe nyengir mendengar ucapan Al. 'Gue juga mau nya gitu, tapi dada gue terlalu sakit buat ngelakuin nya' gumam Gefe dalam hati
"Baik lah sekarang waktunya untuk meminum obat. Lupakan saja kejadian tadi, kau sudah selesai kan?" tanya Al sambil melirik sup dan nasi yang masih tersisa di hadapan Gefe.
Gefe mengikuti arah pandang Al dan dengan cepat menjawab
"Ah, ya. Aku udah selesai"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story Transmigrasi [TAMAT]
Teen FictionGeferia Kesha Salavoka, gadis cantik berusia 25 tahun yang berhasil meraih kesuksesannya meski terbilang masih muda. Memiliki keluarga dan pasangan yang sangat menyayanginya membuat hidup Gefe terasa sempurna. Hidupnya tak pernah kekurangan sedikit...