Happy Reading
***
Rumah mewah yang terletak di pinggir jalan dengan ornamen kuno berdiri kokoh meskipun beberapa bagian telah hancur.Dinding rumah tersebut di tumbuhi oleh lumut-lumut dan seluk berlukar yang tumbuh merayap dan hampir menutupi bagian depan rumah tersebut membuat kesan menyeramkan.
Di samping rumah tersebut tumbuh pohon beringin yang sangat besar dan diyakini banyak makhluk tak kasak mata yang menghuninya.
Rumah berlantai 3 tersebut sangat menyeramkan ketika dilewati pagi, siang atau malam.
Warga yang tinggal di sekitar rumah tersebut sangat engan keluar rumah pada malam hari dan mereka telah menutup rapat pintu rumah sebelum magrib.
Banyak warga sekitar yang sering di gangguin oleh makhluk yang menempati rumah tersebut ketika mereka pulang kerja larut malam.
Sosok-sosok yang sering menganggu warga seperti kuntilanak, pocong, kepala buntung, ular besar dan makluk berbulu hitam besar dengan mata merah.
Warga sekitar sering mendengar suara tembakan dari dalam rumah dan disusul oleh suara teriak minta ampun.
Dan wargapun sering melihat sesosok perempuan bergaun putih penuh darah diatas balkon lantai dua rumah tersebut.
***
Di pagi hari yang cerah Junkyu, Jihoon dan Yoshi serta adik-adik mereka hendak pergi ke sekolah.
Rumah mereka satu komplek yang sama jadi mereka setiap hari pergi-pulang sekolah bersama-sama.
Berhubung komplek yang mereka tinggalin berada tidak jauh dari rumah kosong tersebut membuat mereka mau tidak mau melewati rumah tersebut dengan rasa takut tentunya.
"Dek lo tau kan hahis ini kita harus ngapain?". tanya Jihoon.
Karena Jeongwoo paham maksud dari sang kakak jadi dia mempererat pegangan tangannya di bahu sang kakak sangkin kuatnya tanpa dia sadari telah mencekik leher kakaknya.
Setelah melewati rumah tersebut lumayan jauh, Jihoon langsung hentikan motornya dan langsung dia geplak kepala adiknya dengan tidak ada rasa kasihan.
Plakk
"Lo mau bikin kakak lo mati ah!." ngegasnya.
"Moon maap kak ga sengaja, gue tadi reflek hehe." cengir Jeongwoo.
Setelah itu mereka langsung melanjutkan perjalanan ke sekolah.
***
Setelah sampai di sekolah mereka langsung menuju ke kelas masing-masing.
Singkat cerita, saat ini mereka tengah berada di kantin.
"Eh guys semalam gue mimpi ke rumah kosong di ujung komplek sih J J Y loh, di dalam mimpi itu gue dikejar-kejar sama sosok perempuan pokoknya serem banget." kata Yonghee bergidik ngeri.
"Awas lo hee, itu pertanda sosok itu suka sama lo hihihi." sahut Sanha.
"Gue ga takut! Bukannya lo yang waktu itu pas kita uji nyali dirumah kosong itu lo sampai kecepirit dicelana." kata Yonghee sambil melotot ke Sanha.
"Jangan di ingetin lagi bangke gue malu." kata Sanha menutupi mukanya dengan telapak tangan.
Sontak mereka yang ada disana langsung ketawain Sanha yang lagi pundung.
Brakk
ASTAGFIRULLAH
ASUUUUU
JENO BAJING
CILOK GUE JATUH WOI
Tiba-tiba Jeno mengebrak meja.
AYO KITA UJI NYALI LAGI DIRUMAH ITU
Teriak Jeno tanpa memperdulikan tatapan orang-orang disana.
"Inilah ciri-ciri manusia kelebihan micin." sahut Felix yang lagi jilatin bumbu basreng.
"Bukannya gue ga mau Jen tapi gue takut kena amuk emak gue lagi." kata Soobin bergidik ngeri.
"Pulang-pulang dari uji nyali kemaren aja gue di kepret sapu lidi dan dimandiin sama emak pake daun kelor biar katanya demitnya ga nempel." sahut Hwall.
"Sama gue juga gitu." sahut Yunseong.
"Ga asik lo pada." pundung Jeno.
"Najis pundungan." sahut Bomin.
"Siapa yang mau uji nyali lagi cung tangan. Gue tau kalian penasaran sama tuh rumah kan" sambungnya.
Hening
Karena kasihan jadi mereka sepakat iyain ajakan Jeno biar tuh bocah ga pundungan lagi.
Bener kata Jeno mereka memang penasaran sama rumah tersebut.
Memang bar-bar sekali para bujang kelebihan micin ini, padahal mereka dilarang oleh orang tua mereka untuk uji nyali lagi.
Kalo kata mereka "Larangan adalah sebuah perintah".
Jangan diritu guys.
*
*
*
*
*Lanjut?
Vote dan komen pren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistery Rumah Kosong || 00 line
Mystery / ThrillerRumah kosong yang telah terbengkalai berpuluhan tahun menjadi saksi bisu atas peristiwa pembantaian. Teror demi teror akan mereka dapatkan.