Chapter-20

22 2 0
                                    

Happy Reading






•••

Berita Bomin mengalami kecelakaan membuat mereka sangat syok dan khawatir. Apalagi keadaan Bomin yang bisa di bilang cukup parah.

Bomin tidak sadarkan diri sejak pertama kali dibawa ke rumah sakit. Menurut dokter, Bomin mengalami luka di kepala sangat serius, patah tulang rusuk serta patah tangan kanan membuat Bomin koma. Dokter belum tahu sampai kapan Bomin koma.

Mereka yang mendengar penuturan dokter sangat-sangat syok dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain berdoa agar Bomin cepat sadar dari koma.

Mereka belum bisa masuk ke dalam ruang inap Bomin. Mereka hanya bisa melihat Bomin di balik jendela. Sungguh mereka sangat sedih melihat Bomin tertidur dengan beberapa kabel di tubuhnya.


"Bomin sayang bangun. Maaf aku belum bisa jadi pacar yang baik buat kamu hiks hiks." tangis Fina pacarnya Bomin menangis tersedu-sedu melihat pacaranya terbaring tak sadarkan diri.

"Sudah Fin, Bomin begini bukan kehendaknya. Lo mending bedoa agar Bomin cepat siuman dari koma nya." kata Alesa yang sejak tadi memeluk Fina agar dia lebih tenang.

Mereka semua yang ada disana menangis kecuali beberapa orang yang berpura-pura nangis padahal mereka sangat senang.

Mereka semua memutuskan untuk bolos sekolah, mereka ingin menjaga Bomin. Sejak pagi mereka disana dan sekarang menunjukan pukul 12 siang, beberapa dari mereka memutuskan ke kantin rumah sakit untuk membeli makanan dan minuman.


"Fina makan dulu, lo belum makan sejak pagi, nanti lo sakit. " ucap Zaura yang hendak menyuapkan nasi ke mulut Fina namun di tolak.

"Gue gak butuh makan, yang gue butuhkan Bomin cepat sadar. Gue gak mau dia kenapa-napa Za hiks hiks." tangis Fina pecah.

"Iya gue tahu Fin, tapi setidaknya lo harus makan. Bomin pasti gak senang lihat lo begini, lo harus semangat Fin dan selalu berdoa agar Bomin cepat siuman." ucap Zaura menahan tangisnya.

"Bener kata lo, gue harus semangat gue gak boleh begini nanti Bomin sedih." katanya sendu.

"Begitu dong. Ayo makan sekarang." ucap Zaura menyuapkan nasi.

Mereka yang ada disana hanya bisa menunduk. Mereka tahu bagaimana perasaan Fina saat ini.


"Sayang aku takut." kata Junkyu memegang tangan pacarnya.

"Takut kenapa sayang? Apa yang buat kamu takut." tanya Devina namun dia tahu betul yang membuat Junkyu takut.

"Aku merasa diawasi, aku selalu dihantui rasa ketakutan sayang. Aku gak bisa begini terus hiks hiks." kata Junkyu memeluk pacarnya.

"Jangan takut sayang, ada aku yang selalu ada disampingmu." kata Devina mengelus pucuk kepala Junkyu dan tersenyum penuh arti.

"Ini belum seberapa Junkyu. Bahkan ini belum dimulai"

•••

Malam telah tiba, mereka masih berada di rumah sakit. Mereka memutuskan untuk menginap. Beberapa dari mereka pulang ke rumah untuk mengambil beberapa barang dan datang ke rumah sakit lagi.

Jam menunjukan pukul 12 malam, beberapa dari mereka belum tidur, sebagian dari mereka bermain game untuk menghilangkan rasa bosan mereka.

Ting

Tiba-tiba mereka semua mendapatkan pesan dari seseorang yang membuat mereka bingung.

Saat mereka baca pesan tersebut mereka sangat marah dan takut.

Mistery Rumah Kosong || 00 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang