Chapter-22

11 2 0
                                    

Happy Reading





•••

"Ko bisa ya, makin kesini makin parah kejadiannya, gue takut." ujar Jihoon tak habis pikir.

Sebagian dari mereka kini berkumpul di ruang inap Hwall. Mereka bisa saja berkumpul di taman yang berada di rumah sakit tersebut, tapi mereka urungkan mereka ingin menjaga Hwall tapi mereka takut Hwall nya bengek. Apalagi nafas mereka boros dan jangan lupakan sifat mereka yang sangat-sangat aktif melebihin orang normal.

Terlalu banyak orang dan sofa di ruang inap tidak cukup untuk di duduki jadi beberapa ada yang lesehan dan ada juga yang berdiri.

Di pojok ruangan ada Sunwoo yang sedang melamun, dia sangat sedih melihat keadaan Hwall dan Bomin begini. Namun mereka yang ada disana belum mau mengajak ngobrol Sunwoo karena dia lagi mode senggol bacok.

"Gue yakin banget, ini ulah sih peneror bajingan itu." kata Woobin yakin.

Dan dianggukin mereka semua. Tidak mereka semua sih sebagian ada di ruang inap Bomin untuk berjaga-jaga.

"Kalian sadar gak sih kalau kejadian ini terjadi pas kita ke rumah koso-. kata Yonghee belum sempat menyelesaikan omongannya udah di potong oleh Haechan.

"Gue sadarlah bego, kalau gak sadar gak mungkin gue ada disini hehe." sahut Haechan dengan wajah tanpa dosa.

"Peace." sambungnya ketika dia melihat komuk temannya seperti ingin menelannya hidup-hidup.

Yonghee menarik nafas pelan melihat tingkah laku temannya tersebut. Dia tidak habis pikir bisa berteman dengan orang yang modelan badut mampang tersebut.

"Hee lanjut hee jangan ladenin dia." kesel Yoshi.

"Oke. Gue mau ngomong awas aja ada yang potong lagi, gue geplak palanya." kata Yonghee melotot ke arah Haechan.

"Kalian sadar gak, kejadian ini terjadi pas kita terakhir datang ke rumah kosong. Setelah itu kita mendapat teror-teror, mulai dari teror kecil hingga menyebabkan temen kita terluka." ujar Yonghee menjelaskan.

"Benar, gue juga ngerasa begitu Hee. Atau jangan-jangan selama ini yang neror kita anak dari pemilik rumah kosong tersebut?." tanya Sanha tumbenan waras.

"Kalau memang benar, apa salah kita sama dia?. Bahkan gue pernah jadi korban." sambungnya dan menatap teman-temannya.

Mereka yang mendengar menuturan Sanha hanya diam mereka bingung. Apa mungkin yang dikatakan Sanha itu benar, semua teror yang terjadi kepada mereka ulah dari anak pemilik rumah kosong tersebut?.

"Apa mungkin? Tapi kita bahkan tidak tahu siapa dia. Kenapa dia bisa lakuin ini semua sama kita, apa salah kita coba." kata Soobin.

"Tidak ada yang tidak mungkin Bin. Lo tahu kan semua anggota keluarganya terbunuh dengan cara dibantai. Mungkin saja dia dendam kan?." sahut Chani menatap teman-temannya.

"Aaarrgggghhhh lama-lama gue pusing! Kalau memang orang di balik ini semua ulah dia. Kenapa dia neror kita! Apa salah kita coba." ujar Sunwoo sedikit menaikan suaranya.

"Sun pelanin suara lo, jangan teriak kesian Hwall nya." kata Junkyu di samping Sunwoo.

"Huh. Siapapun dia kenapa dia neror kita? Gue gak habis pikir haha." tawa Sunwoo.

Dan mereka disana bisa merasakan apa yang dirasakan Sunwoo, mereka takut, jelas mereka sangat takut. Bahkan hingga saat ini mereka tidak tahu siapa peneror tersebut. Apa mungkin yang dikatakan Sanha itu benar, pelaku di balik ini semua adalah anak dari pemilik rumah kosong tersebut yang entah dimana keberadaannya? Apa motif dia meneror mereka semua? Apa untuk membalaskan dendam atas kematian keluarganya? Atau sekedar hanya untuk bermain-main saja sama mereka?

Mistery Rumah Kosong || 00 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang