Chapter-18

21 2 0
                                    

Happy Reading






•••

Brakk

Suara gebrakan pintu mengejutkan Devina yang sedang melamun. Dia tahu pasti ulah siapa yang tidak lain adalah Devira saudara kembarnya. Devina bahkan tidak menoleh sama sekali saat Devira masuk ke dalam kamar dimana tempat dia di kurung selama ini.

"Nih makan, gue masih punya hati untuk membawa makanan untuk lo". kata Devira sambil meletakan makanan di nakas dan memperhatikan Devina sambil tersenyum remeh "mau sampai kapanpun tidak ada seorangpun yang bisa selamatin lo darisini, jadi jangan terlalu berharap hahaha". tawanya.

"Dan ingat satu hal, gue selalu ngawasin lo, jadi lo jangan coba kabur dari sini." katanya dan pergi saat telponnya berdering.

Devina hanya diam dan menatap kosong pantulan dirinya di cermin dan tiba-tiba dia berteriak. "Aaaakhh gue gak sanggup lagi" katanya sambil menjambak rambutnya "mau sampai kapan gue terus disini, terus tersiksa gue mau pulang hiks hiks" tangisnya memilukan.

•••

"Gue gak sabar lagi bro melihat mereka menderita." kata sih A sambil menuangkan bir ke dalam gelas dan meminumnya hingga habis.

"Sama bro, gue sudah muak dengan ini semua. Dengan drama yang kita lakukan setiap harinya, kita pura-pura jadi teman yang baik buat mereka tapi mereka tidak tahu kalau kita ini bakalan bikin hidup mereka tersiksa haha." tawa sih B sambil memainkan rokok dijarinya.

"Kapan lo mau bertindak lagi? Sudah lama kita tidak main-main sama DIA." Sahut sih C dan menoleh ke seseorang saat ini tengah mentatapnya dengan seringai menyeramkan.

"Dengan secepatnya." kata sih D yang merupakan salah satu dalang utama dari semua teror.

Ddrtt ddrtt

"Halo lo dimana bangsat!"

"Biasa bro, gue ada di ****** sama mereka. Lo sudah nelpon Dia belum?

"Sudah dan rencana kita berhasil. Dia terlalu bodoh untuk masuk di perangkap kita hahaha"

"Bagus bagus. Ya sudah gue tutup dulu telponnya"

Oke"

Tut

Sambungan telepon terputus dan dia tertawa mengerikan "rencana kita berhasil" katanya dan pergi darisana disusul beberapa orang.

•••

- Siapa lo! Kenapa lo ngikutin gue! Gue salah apa sama lo!

Orang berjubah hitam yang memegang kapak terus menerus mengejar Junkyu dimanapun dia berlalri.

Tengah malam yang sunyi sepi hanya terdengar suara nafas Junkyu. Junkyu terus berlari tidak tentu arah dari kejaran orang berjubah hitam tersebut.

Junkyu sangat ketakutan keringat bercucuran. Dia sangat yakin bahwa orang tersebutlah yang meneror dia dan teman-temannya selama ini.

Junkyu terus berlari dan tanpa sengaja dia tersandung dan terjatuh dan entah bagaimana orang berjubah tersebut sudah berdiri berjarak 5 meter dari tempat Junkyu.

Junkyu terus mundur dan memohon agar orang berjubah tersebut pergi. Namun orang tersebut semakin melangkahkan kakinya lebih cepat dan jangan lupakan kapak yang dia pegang. "Siapa lo sebenernya? Kenapa lo ngikutin gue? atau jangan-jangan lo dalang peneror dari ini semua! bentak Junkyu dan terus mundur dan Junkyu semakin ketakutan karena orang berjubah tersebut mengangkat kapaknya tinggi dan hampir mengenai kepala Junkyu kalau saja Junkyu tidak mengelak.

Orang berjubah tersebut tanpa henti terus mengayunkan kapaknya ke arah Junkyu dan kali ini mengenai pundak Junkyu. "Aaarrgghhh" teriak Junkyu dan darah menguyur deras membasahi baju yang dia kenakan. "Gue mohon jangan bunuh gue" namun orang berjubah tersebut menatap Junkyu tajam di balik topeng.

"Lo mau tahu siapa gue? kata orang berjubah tersebut membuka topeng dan membuat Junkyu sangat terkejut. "Bangsat! Jadi selama ini lo dalang dibalik ini semua? Kenapa lo lakuin ini? KENAPA? Bentak Junkyu dan menatap orang di depannya tidak percaya.

"Gue lakuin ini karena dendam! Karena keluarga lo pembunuh! Keluarga lo yang telah membunuh ayah ibu gue! Nyawa harus di balas nyawa! Gue gak peduli kalau lo adalah sahabat gue dari kecil!" katanya dan mengayunkan kapak "ada kata-kata terakhir Junkyu? sebelum gue kirim lo ke neraka? tanyanya kepada Junkyu yang menunduk.

Junkyu menoleh kearah orang berjubah dengan tatapan tidak kepercayaan "Gue gak percaya lo bisa lakuin ini semua sama gue! Gue adalah target utama lo disini, kenapa lo bunuh mereka juga! DASAR BAJINGAN! DASAR BERENGSEK! DASAR PEMBUNU-

Trasssshh

Dengan sekali ayunan kapak mampu membuat Junkyu tewas seketika. Cipratan darah dimana-dimana dan mengenai wajahnya. Dia menatap datar jasad Junkyu dan tertawa mengerikan.

"AYAH IBU AKHIRNYA GUE BISA MEMBALASKAN DENDAM ATAS KEMATIAN KALIAN HAHAHA"

"AAAAAAAAAAA" dengan nafas tersengal-sengal Junkyu terbangun dari mimpinya dengan keringat bercucuran. Junkyu sangat ketakutan dan gemetaran mengingat mimpi buruk yang sangat mengerikan tersebut. Junkyu spontan memegang lehernya, di dalam mimpi tersebut, orang berjubah menebas lehernya.

"Tidak mungkin kan dia dalang di balik ini semua? Ini hanya mimpi buruk. Gak mungkin dia melakukan itu." kata Junkyu mengingat orang di mimpinya. "Aaaarggghhh lama-lama gue bisa gila." teriak Junkyu dan menjambak rambutnya frustasi.

Tanpa Junkyu sadari di depan rumahnya berdiri orang berjubah hitam menatap rumahnya sambil menyeringai"

•••

"Woi Jun diem-diem bae ngopi apa ngopi." kata Haechan menepuk pundak Junkyu.

"Ngapain lo disini? Pake ngelamun segala, kesurupan tahu rasa lo." sambungnya.

"Oh anu itu gue, gue gapapa kok. Emangnya gue dimana?." tanya Junkyu linglung.

"Ayo Hwall pergi darisini gue takut, serem tahu disini lama-lama." kata Haechan merinding melihat sekelilingnya.

Hwall merasa ada yang tidak beres dengan temannya tersebut dia membawa Junkyu menjauh dari gudang. Hwall membawa Junkyu ke tempat biasa mereka kumpul.

Hwall telah menceritakan semua kepada teman-temannya, dimana dia menemukan Junkyu melamun di bawah pohon besar di samping gudang yang sudah tidak terpakai. Untung saja Hwall dan Haechan lewat kalau tidak basa-bisa Junkyu jadi penunggu tuh pohon.

"Lo kenapa sih Jun? Gue cari-cari ternyata lo disana, jangan bikin gue khawatir." kata Jihoon menatap Junkyu khawatir "kalau lo ada masalah curhat ke kita" sambungnya yang masih menatap Junkyu.

"Gue gapapa Ji, tapi gue merasa kayak ada yang bisikin gue dan tanpa sadar gue ada di bawah pohon besar. Untung saja ada Hwall dan Haechan." kata Junkyu menatap Hwall dan Haechan.

"Lain kali lo jangan banyak melamun Jun. Kalau lo mau kemana-mana minta ditemenin jangan sendirian." kata Yoshi disampingnya.

Meskipun Junkyu berada di tengah-tengah temannya, namun dia merasa takut dan was-was. Dia sama sekali tidak menceritakan mengenai mimpinya semalam. Dia takut dan dia tidak berani melihat ataupun menatap salah satu temannya yang sedang bercanda gurau.

Dia masih ingat betul di dalam mimpinya semalam orang yang memakai jubah adalah salah satu temannya, dengan takut-takut Junkyu memberanikan diri untuk menoleh ke temannya tersebut dan hingga akhirnya mata mereka berdua saling bertatapan dan temannya tersenyum yang menurut Junkyu sulit diartikan.








Hayolo Junkyu kenapa?

Cerita ku ga seru ya? Vote dong agar aku semangat :)






Jangan lupa vote komen pren.

Mistery Rumah Kosong || 00 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang