16

15 0 0
                                    

****

"Hayyy" sapa devya kepada chim yg baru saja sampai didepan butik Maya. Ya awalnya devya akan pulang bersama Maya, tapi oppanya kirim pesan. Kalau oppanya akan berkunjung setelah meeting. Dari pada menjadi nyamuk, lebih baik pergi bersama pacar saja pikirnya.

"O hayy.. tadi makan kan?"

"Makan dong"

Chim pun tersenyum gemas pada pacarnya ini.

"Pacar siapa sihhhh"

"Kim chim dong"

"Nah, sekarang tuan putri ku ini mau kemana?"

"Kemana yaa? Kepantai yuk liat sunset. Udah lama juga kan?"

"Yaudah ayo naik jangan lupa pegangan, karena motor ini tidak akan jalan jika permaisurinya tidak berpegangan"

"Haha siap yg kesatria".

Pasangan itu pun berlalu dengan canda tawa.

***

"Pulang sama siapa?"tanya namjoon pada Nuha yg baru saja keluar dari kelasnya

"Haii namjoon-ah, aku pulang sama Hoseok. Kau duluan saja ya"

"Kenapa? Biasanya juga sama aku"

"Iya, tapi kami ada janji buat latihan. Dan sepertinya juga akan lama. Kasihan jika kau menunggu terlalu lama".

Hoseok pun keluar setelah membereskan beberapa bukunya. Dan sampai didepan pintu kelas mata nya saling tatap dengan mata namjoon. Tapi kali ini beda. Itu mengisyaratkan tatapan persaingan.

"Namjoon kami duluan ya" sapa hoseok sedikit mengejek.

Namjoon tidak menjawab dia hanya terus menatap sepasang manusia yg telah berlalu sambil tertawa itu.

"Kau sudah sangat jauh hosoeki. Jangan sampai kau menyakiti dia" batin namjonn.

****

"Permisiii nona baju putih" Jimin tiba disana. Ya seperti yg dia katakan sehabis meeting dia langsung kebutik Maya. Tidak singgah kekantor lgi.

"Hem" Maya cuma membalas dengan deheman singkat.

"Pacar lagi apa?"

"Kau lihat aku lagi apa?"

"Ya menggambar. Aku kan hanya basa basi. Hem sepertinya aku harus mengajarkan mu romantis"

"Buat apa?"

"Ya biar aku bisa bermanja dengan mu"

"Aku bukan ibu mu"

"Ya kau bukan ibuku but my future wife"

"Ayo pulang"

Jimin mengulurkan tangannya. Dan disambut hangat oleh Maya.

****

Sepasang suami istri yg sudah lanjut usia sedang menikmati angin malam dibalkon kamarnya.

"Yeobo aku ingin bertanya" nyonya Kim membuka percakapan.

"Bertanya apa? Ayo katakan" tuan Kim menatap istrinya lembut.

"Bagaimana jika anak kita menyukai seseorang yg derajat nya tidak sama seperti kita?"

"Maksudmu?"

"Mungkin dibawah kita"

"Ya tidak apa2. Aku tidak masalah asal anakku bahagia itu nomor satu."

"Kau tidak keberatan?"

"Tidak. Dan perlu kau ingat, kau juga bukan dari keluarga kaya kan? Tapi aku sangat mencintaimu. Cinta bukan diliat dari betapa kaya nya seseorang. Tapi dilihat dari betapa berharganya kita diperlakukan seseorang" jelas tuan Kim yang membuat nyonya Kim sukses menitikkan air mata...

A FUTURE WITHOUT A PLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang