Sesampainya di rumah. Gadis itu masih saja memikirkan cara bagaimana menyingkirkan Sri.
"Aku harus berbuat sesuatu" ucap Nara sambil mengeluarkan handphonenya. Dia menekan satu nama dan memanggilnya.
"Ya ada apa" tanya seorang gadis disana.
"Kau dimana va" tanya Nara pada taeva.
"Ada dirumah."
"Aku kesana sekarang." Nara segera bangkit dan hendak pergi lagi sebelum suara Tya mengintrupsi nya "mau kemana lagi?"
"Mau kerumah taeva." Ucapnya singkat dan terus berjalan keluar.
Sesampainya dirumah taeva. Gadis itu langsung menyelonong masuk kekamarnya.
"Kau butuh bantuan" tanya taeva to the poin.
"Ya kau memang yg terbaik."
"Masalah apa kali ini".
"Aku ingin kau berbuat onar dengan keluarga disebelah rumah mu itu." Tunjuk Nara kearah mansion kooky. Jelas saja taeva terkejut.
"Kau gilaaaaa" ucap taeva kaget. "Mereka itu bukan orang sembarangan naraa, mereka itu keluarga besar yg terkenal. Bukan keluarga kecil anak SMA yg sering kau bully dulu". Lanjutnya.
"Ayolah kali ini saja.... Aku juga tak menyuruhmu mengganggu mereka. Hanya saja pembantu nya yg baru itu"
"Yang mana yang cantik itu?"
"Kau mengatakan dia cantik? Huh lebih cantik aku dimana mana,"
"Tapi kan memang mereka cantik. Ada dua yaa. Jadi kau mau aku mengerjakan siapa?"
"Sri" mendengar itu taeva terdiam. "Ya aku kenal gadis itu. Aku sering bertemu dengannya jika aku belanja dimamang sayur depan sana. Kau mau aku melakukan apa? Jangan macam macam karna aku tak ingin mengambil resiko besar hanya karena mu".
"Tidak Kok.. aku hanya ingin kau buat cerita bohong tentang aku dan kooky oppa pacaran".
"Aisss anak ini masih saja mengharapkan si pria dominan itu" ucap taeva lelah.
"Ayolahhhhhh... Yayayaya.. kau kan sahabat ku yg terbaik. " Ucap Nara memeluknya.
"Yaaaaaaa baiklah". Dua gadis itu pun mulai menyusun rencana.
***
(Dikampus)
"Bagaimana materi hari ini" tanya namjoon pada Nuha ketika mereka sudah sampai dikantin. Nuha lemas. Jurusan musik tidak semudah yg ia bayangkan. Dimana biasanya dia hanya memotret suatu objek yg menurutnya bagus dijurusan yg dulu, sekarang malah belajar vocal dan segala jenis musik. Sungguh dia tidak suka. Tapi ini sudah menjadi pilihannya.
"Ini terlaluuuuu rumitttt untukku" ucapnya prustasi.
"Hahaha tak apa. Kau kan suka menari. Musik dan tari itu saling membutuhkan jadi aku yakin kau pasti bisa"
"Kau harus mengajari ku lebih giat. Lagian suara ku tidak sebagus kauuuu"
"Siapp.. apapun untukmu." Nuha tersenyum hangat.
"Jadi apakau juga akan keluar dari organisasi tari?"
"Yappp.. aku tak ingin melihatnya. Tapi aku akan masuk kelas tari diluar. Kau tau kan itu hobi ku"
"Oke baiklah dan aku akan menemani mu setiap ada kelas"
"Memang harus seperti itu tuan namjoon"
"Haha kau mau makan apa? Seperti biasa?"
"Yess,"
"Oke baiklah tunggu disini aku akan kembali."namjoon pergi membeli makanan.
Sementara itu dikelas photography ada Hoseok yg sedang gelisah. Pasalnya dia tidak melihat Nuha dari tadi pagi. "Kenapa gadis itu belum datang juga. Dia sakit berapa lama sih? Bagaimana keadaannya" tanya nya pada diri sendiri. "Hoseoki kenapa kau begini.. ada bekty dirumah. Buang Nuha dari pikiran mu" Hoseok menggeleng ribut dan mengambil tas nya. Dia berencana pulang dan tidak masuk dijam berikutnya.
***
Devika terus saja melamun sejak tadi malam. Bahkan sekarang pekerjaan nya juga sedikit kacau. Sri yg memperhatikannya sedikit merasa jengkel. Dia menghampiri adiknya itu yg sedang mencuci buah.
"Mau berapa lama lagi aku mencuci nya?" Tanya Sri sedikit meninggi.
"Yatuhannnnnnnnnn. Kaka jantungku hampir saja copot" ucap devika mengelus dadanya. Sri mematikan keran air. Dan kembali menatap lekat adiknya itu.
"Ada apa dengan mu? Dari semalam kau diam"
"Aku? Aku biasa saja. Memang nya aku kenapa?"
"Malah nanya balik. Ayo katakan. Aku ini kakakmu bukan teman mu, jadi aku tau jika kau lagi memikirkan sesuatu" ucap Sri serius. Devika diam. Dia memandang kiri da kanan memastikan tidak ada orang disana selain mereka..
"Aku kepikiran perkataan Suga oppa" ucapnya lemas. Gadis itu mengambil kursi dimeja minibar dan duduk dengan lesuh disana. Sri bingung atas perkataan adiknya itu.
"Perkataan yang mana? Kau kalau menjelaskan itu yg jelas Dev"
"Isss Kakak! Dia bilang dia mau nikah" lihat gadis itu menangis. Air matanya menetes begitu saja. Sri yg melihat itu bukannya sedih malah tertawa gemas. "Hahaha"
"Kakak kenapa tertawa. Aaa-aaku sakit hatiii. Bisa bisanya aku menyukainya hikssss"
"Hahahah"
"Kakak diammmm"
"Mianhae miannn.. kau lucu sekali, ternyata kau sedang cemburu"
"Iya, tapi aku sadar diri aku siapa" ucapnya sedih. Sri ikut duduk disamping adiknya dan mengelus bahu gadis yg sedang menangis itu.
"Kakak tauuu.. tapi semalam Suga oppa berkata seperti itu sambil melirik ke arahmu. Kau tidak sadar?"
"Haa? Maksud Kaka?"
"Kau pasti tau maksudku. Lagian jika dia memang menikah dengan pilihannya kita harus terima ya sayang. Kita disini hanya lah pembantu. Arra? Adik Kakak ini tidak boleh seperti itu" Sri memeluk adiknya.
"Tapi aku menyukainya hikss hikss"
"Yaa Kaka tauu sudah sudah." Ucap Sri yg masih menenangkan gadis itu. Tanpa mereka sadari ada Suga yg berdiri dibalik tembok dan mendengarkan semuanya. Pria itu tersenyum.
"Lucuuuuu sekaliiiii.. tapi maaf membuatmu menangis" ucapnya lalu pergi dari sana.
***
(Bandara)
Jimin dan Maya tengah menunggu kedatangan orang tua pria itu. Yaa park Jimin memaksa perempuan itu untuk ikut dengannya.
"Eoommaaaa" teriak pemuda itu kala melihat sepasang suami istri yg sedang mencari seseorang " disiniii" lanjutnya sambil melambaikan tangan. Sepasang pasutri itu pun mendekat dan tersenyum kearah mereka.
"Orang tuamu masih muda ternyata" bisik Maya pada Jimin.
"Ya mereka masih awet muda." Ucap pria itu.
Sepasang pasutri itu tersenyum kearah Jimin dan Maya. "Wah kalian sudah nunggu lama?" Tanya nyonya Park.
"Aaa tidak aunty kami baru saja datang" itu Maya yg berkata. Nyonya Park mendekat kearah wanita itu dan memeluknya.
"Wah jimm ini calon mantuku, cantik sekali" pujinya.
"Jangan memuji ku seperti itu aunty." Maya tersenyum manis.
"Aku pintar memilih kan eomma" Jimin.
Nyonya Park memberi jempol pada park Jimin.
"Bagaimana kau bisa mau menerima anak ini gadis cantik" tanya tuan Park.
"Ya jelas karena aku tampan appa. Pertanyaan apa itu" Jimin
"Aku tidak bertanya padamu, aku bertanya pada Maya" tuan Park
"Aa itu karena dia terus terusan menganggu ku kebutik uncle" ucap Maya tertawa.
"Sudah kuduga kau bermain paksa anak nakal". Mereka beertiga tertawa bersama. Maya sedikit lega. Gadis itu sudah gugup sedari tadi. Takut jika orang tua jimin galak. Tapi ternyata mereka sangat humble bahkan asik.
KAMU SEDANG MEMBACA
A FUTURE WITHOUT A PLAN
Randomhayyyyyyy..... cerita ini cuma hiburan doang yaa.. dan pemeran perempuannya juga memakai nama author beserta teman teman. dan sedikit ada perubahan marga didepannya. ini murni karangan author ya. silahkan tinggalkan komentar yg bagus. kalau ada yg h...