36

11 1 0
                                    

"sriiiiiiiiiiii" kooky menghempaskann badannya ke sofa sambil membuka dua kancing atas kemeja nya.

"Sriiiiiiiiiiii" merasa tidak digubris kooky memanggilnya lagi. Sri berlari dari arah belakang.

"Ada apa sih teriak teriak Mulu" Sri kesal.

"Ya kamu aku panggilin dari tadi ga nyahut"

"Lah oppa budeg? Tadi aku sautin loh"

"Aku ga denger. Emang kamu dari mana"

"Dibelakang nyiram tanaman. Ada apa??"

"Rinduuuuuu" Sri yg melihat raut wajah kooky sok keimut imutan itu mendadak mual.

"Hueeekkk" ucapnya...

"Oh begitu ya sama calon suami. Kudu cepet dinikahin ini bocah biar ga gitu mulu" ancam Sri.

"Saya tidak mau menikah dengan anda"

"Tidak mau menolak kan?" Kooky menaik turunkan alisnya menggoda Sri.

"Huuftttt. Kalau tidak ada yg penting saya mau lanjut bekerja" Sri hendak pergi dari sana tapi kooky secepat kilat menarik tangan gadis itu sehingga Sri teduduk tepat disebelah kooky nyaris dekat.

"Disini sebentar aku kangen" ucap pria itu dan langsung memeluk Sri.

"Jangan begini nanti ada yg lihat" Sri berusaha mendorong dada kekar kooky tapi itu sia sia.

"Tidak ada orang disini. Eomma ikut appa kekantor. Dan yg lainnya juga blm pulang" bisik kooky tepat ditelinga Sri, membuat bulu kuduk gadis itu merinding.

"Tapi aku berkeringat, bau juga"

"Sama aku juga.. sudah jangan banyak alasan. Biarkan begini sebentar! Aku sedang mencharger tenagaku" kooky mempererat pelukannya. Dan gadis itu mau tak mau membalasnya dan mengambil posisi nyaman.

Kruuukkkkk...

Suara perut kooky membuat pelukan mereka terlepas.

"Kau lapar ternyata haha" gadis itu tertawa.

"Hehe iaa.. buatkan aku makanan yaa. Bawakan kekamar aku mau ganti baju dan makan disana. Minta tolong ya" pinta nya lembut.

"Mau makan apa?"

"Mie goreng saja. Ahh sama susu hangat jangan lupa." Kooky beranjak dari sofa dan berjalan ke arah tangga "ah satu lagi, jangan lupa ya. Aku ingin melanjutkan yg tadi" lanjutnya sambil mengedipkan mata genit pada Sri. Sri yg mendapatkan itu hanya mengusap wajah nya malu. Lalu segera memasak mie goreng untuk pria tercintanya itu.

***

"Yeyeyehyee....besok kekoreaaaa" ucap shyren senang sambil memeluk kakak lelakinya itu.

"Kau begitu bahagia sekali tampaknya."

"Ia oppa.. aku sangat merindukan mereka."

"Kalau begitu kajja kita berbelanja. Bukan kah kau ingin membawa kan mereka sesuatu. Sebagai hadiah pertemuan pertama untuk beberapa tahun tidak bertemu"

"Ideeeee bagussss... Ayo oppaaaaaaaaaaa". Dua Kaka beradik itu pergi kearah mobil sport yg terparkir rapi di parkiran perusahan besar itu.

***

"Ya namjoon cepatlah kesini aku sudah terlambat. Murid ku sudah lama menunggu" gadis cantik itu mengambil tasnya dan segera keluar dari kamarnya. Dia tidak langsung turun kebawah melainkan pergi keruangan pojok lebih tepatnya kamar sang oppa.

Cekleg.

"Oppa aku pergi dulu ya" sunyiii.. tidak ada sahutan. Nuha menutup pintu kamar bercat putih itu kembali. "hufff pasti dia belum pulang. Padahal harus izin. Mau kirim pesan. Hp oppa tinggal dikamar" ucap wanita itu lesu. Ketika ingin menuruni tangga, Nuha berpapasan dengan Sri yg sedang memegang nampan yg berisi mie goreng dan segelas susu hangat..

"Eohh eonni baru pulang sudah mau pergi lagi?" Tanya Sri.

"Aku? Dari tadi aku sudah pulang dua jam yang lalu."

"Tapi kata kooky oppa tidak ada orang dirumah"

"Hahah kau dibohongi bayii kelinci itu. Ngomong ngomong itu untuk siapa? Maya eonni kah?"

"Tidak eonni, ini untuk kooky oppa".

"Oh baiklah kalau begitu. Sri aku boleh berpesan padamu. Nanti jika Suga oppa pulang. Katakan aku pergi untuk mengajar menari. Sama namjoon"

"Baik eonni."

Tinn tinn tinn...

"Nah namjoon sudah sampai aku pergi dulu yaa.. babayyy" gadis itu pergi meninggalkan Sri. Sri melanjutkan langkahnya menuju kamar bercat biru langit itu.

Cekleg.

Terlihat kooky yg tertidur di kasur sambil memainkan handphonenya.

"Kau sudah datang. Letakkan dimeja itu." Sri patuh. Gadis itu meletakkan makanan dimeja dan menyusunnya. Sedangkan kooky. Dia bangun dan berjalan kearah pintu. Kritt. Pintu dikunci dari dalam. Sri yg mendengar segera membalikkan badan menghadap kooky.

"Kenapa dikunci?"

"Ya agar kau tidak keluar"

"Sinting, aku mau bekerja"

"Tidak tidak. Sini duduk. Temani kekasih mu ini makan"

Sri kaget. Kooky menyebut kata kekasih

"K-ke-kekasih katamu?"

"Iya memangnya kenapa?" Ucap kooky santai sambil menyuapkan sesendok mie goreng kemulutnya.

"Masakan mu yg terbaik sayang. Jika aku lulus kuliah dan menggantikan appa diperusahaan. Aku akan tinggal diapart saja dan kau akan ikut dengan ku"

"Tidakk" tegas Sri.

"Kenapa selalu tidak mau sih?"

"Kita tidak ada hubungan. Jangan berbuat konyol."

"Siapa bilang? Kau kekasih ku. Calon istriku"

"Jangan berkata seperti itu hanya untuk membuat ku senang oppa. Kita tidak bisa bersama. Kau harusnya mengerti itu" ucap Sri sedih. Gadis itu terlihat sudah menutup wajah nya dengan telapak tangan sepertinya hendak menangis.

Kooky meletakkan sendoknya lalu meminum susu hangat itu. Dia memutar badannya menghadap Sri dan mengambil tangan yg sudah menutupi wajah cantik itu.

"Lihat akuuuu...dan dengarkan aku" ucapnya. Sri menurut. Dengan mata berkaca kaca, dia berusaha menatap mata Bambi itu.

"Kau tidak percaya aku mencintaimu Hem? Aku tulus Sri. Emang nya kenapa kalau derajat kita tidak sama? Aku tidak peduli. Orang tua ku juga kau juga tahu kan?. Kau gadis baik cantik. Dan hati mu lah yg pertama kali menarik hati ku. Jadi tidak ada alasan untukku tidak jatuh cinta padamu. Bahkan aku lah yang takut. Jika nanti kau diambil orang. Sebenrnya jika aku memiliki modal yg cukup aku ingin menikahi mu sekarang juga kau tau?" Jelas kooky panjang lebar. Sri berusaha mencari kebohongan disana, tapi sialnya malah kejujuran yg dia dapatkan.

"Kau bodoh atau gimana? Aku juga jatuh cinta padamu oppa. Bagaimana bisa aku mencintai laki laki lain lagi" ucap Sri refleks.

"Nah chagi sekarang kau resmi pacar kuuu.. dan sebagai hukuman karena kau menunda makan ku. Suapi aku" ucap kooky.

"Mana bisa begitu"

"Eitts eittts eitttssss cepattttt.. aaaaaaaa" kooky membuka mulut nya pertanda dia ingin disuapi. Dengan terpaksa Sri mengambil piring mie goreng itu dan menyuap kan sendok demo sendok ke lelaki menyebalkan ini.

Kalau terdapat typo yg banyak mohon dimaklumin aja yaah 😩🙏

A FUTURE WITHOUT A PLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang