11

12 0 0
                                    

"Aku selesai aku pergi dulu ya." Maya yg sudah selesai dengan acara sarapan nya pun beranjak ingin pergi kebutiknya.

"Nuha juga, Nuha ada kuliah pagi Babay eomma Babay appa.. eonniiii tungguin Nuha mau nebeng" Nuha sedikit berlari mengejar kakanya yg sudah pergi duluan.

"Loh kook ko pakai baju santai ga kuliah" tanya nyonya Kim yg melihat kooky masih pakai kaos rumahan.

"Tidak eomma, hari ini cuma ada jadwalnya kimsaem dan beliau ada urusan diluar kota jadi kelas diliburkan"

"Aaa begitu.. oke"

Tuan Kim berdiri dan melihat istri dan anaknya sejenak "aku berangkat dulu ya. Kooky jaga eomma. Kamu dirumah aja kan ga kemana maana mengerti?

"Ndee appa". Setelah itu tuan Kim berlalu dari sana diikuti sang istri untuk mengantarkannya kedepan pintu rumah.

"Sriiiiiiiiiiiiii" teriak kooky yg masih ada dimeja makan

"Yaa tuan muda."

"Beresinn"

"Tanpa tuan kasih tau juga saya akan beresin ga perlu teriak saya ga budeg"

"Wah wah wahhhhhhhh... Kamuuuuu-"belum selesai kooky berbicara sudah dipotong oleh Sri

"tuan muda sudah selesai kan jadi silahkan meninggalkan meja makan ini krna saya ingin kerja tanpa ada gangguan. Apa tuan muda mau membantu saya? Wah baik sekali kalau memang ia saya bersedia"

"Ogahhhhh". Setelah itu kooky pergi meninggalkan Sri yg masih membatin dalam diam melihat tingkah laku majikan muda nya yg ini "sabarrrrrrr"

***

"Suga Hyung mau makan siang dimana" itu park Jimin sekretaris Suga sekaligus org yg mencintai adiknya.

"Aku makan siang dirumah saja."

"Wahhh sepertinya Suga Hyung akhir akhir ini betah dirumah yaaa.. apa jangan jangan yg dibilang kooky itu benar?"

"Kooky? Dia blg apa?"

"Katanya Suga Hyung lagi naksir sama pembantu cilik cantik!. Apa benar Hyung?"

"Tidaaaakkk..udah sana ga usah kepo sama urusan orang. Lagian kalau aku makan dirumah kamu jadinya bisa pergi kebutik adikku itu"

"Aaah Suga Hyung tau saja.. aku memang ingin kesanaa, sehari tak bertemu aku tidak bisa"

"Alay, berjuang saja mendapat kan hatinya"

"Hyunggg bantulah adik mu itu kaku sekali"

"Sebagai pria sejati, berusaha lah sendiri. Sudah ya aku mau pulang selamat berjuang bantet".

"Aisss dasar kauu hyungg,. Hem Kim Maya bisakah kau seperti oppa mu saja? Dia cuek dengan orang lain tapi tidak dengan kerabatnya". Jimin pun meninggalkan ruangan Suga dengaan lesu.

Setelah sampai diparkiran dia segera melajukan mobil sport nya menuju butik kesayangannya eh tidak bukan butiknya tapi pemiliknya.

***

"Selamat si....." Jimin tidak melanjutkan ucapannya kala melihat pemandangan didepannya. Terlihat Maya yg sedang memakai kaos kebesaran yg menutupi sebatas paha saja dan sambil menggulung rambutnya keatas..

"shitt pemandangan apaaa ini" batinnya memaki.

"Heh kenapa kau memakai pakaian seperti ini dibutik?"marahnya pada Maya.

"Bisa kah duduk dulu kalau bru datang?"

"Tidak bisa, jelaskan kenapa"

"Kau cerewet sekali padahal yg perempuan itu aku. Tadi baju ku kena tumpahan jus pelanggan lumayan banyak., Dan aku ingat kalau ada baju ganti kaos ini disini yasudah aku memakainya"

"Ya dengan cara hanya memakai kaos dan tidak ada celana begitu.. yakk Kim mayaaa.. untung aku yg masuk kalau orang lain gimana"

"Sembarangan! Aku memakai celana" Maya mengangkat sedikit bajunya dan terlihat hotpants yg sedang dia pakai.. Jimin menghembuskan nafas legaa.

"Kau berlebihan sekali park bantet"

"Yaaakk kau mengatai ku, ya wajar aku berlebihan.. pria mana yg rela melihat calon istrinya berpakaian seperti ini". Degg kalimat sederhana yg sukses membuat jantung Maya disko didalam sana.

"Tidak ada makan diluar, kau tunggu diruangan ini jangan keluar aku akan pergi membeli makan sekalian training untukmu, awas saja"

"Ck. Iaaa iaaaaaaaa bawel banget".

***

Kooky yg berdiri disamping tangga tengah memperhatikan pembantu nakalnya yg sedang membersihkan area ruang tamu.

"Adem banget sih dia, gabisa ini gabisa aku harus mengacaukan sesuatu". Bak mendapatkan ide kooky langsung beranjak mendekati Sri.

"Sri, buatin kukis dong" suruhnya.

"Baiklah".Sri berlalu dari menuju dapur untuk mengambil sesuatu.

"Ini tuan muda"

"Lah cepat amat mba. Jangan jangan kamu punya ilmu yaaa.. aku baru nyuruh 5 menit udah jadi dong"

"Itu kan emg udah saya bikin dari pagi. Ya mana mau lagi saya bikinnya.. capek capekkan tangan saja"

"Kan aku cuma nanya sih." Kooky pun diam sambil menikmati kukis yg dibawakan oleh Sri. 5 menit kemudian
"Ambilin air dong haus" kooky terlihat berbicara lagi.

"Baik"
Sri datang membawakan segelas air dingin.

"Terima kasih. Oh ya ambilin remot dong"

"Baik"

"Ambilin hp dong dikamar"

"Baik"

"Aku lupa ambilin buku aku dong aku sambilan mau belajar"

"Baik"

"Srii ambilin itu dong"

"Tuan mudaaaa gabisa nyuruh itu sekali saja?" Bentak Sri sedikit jengah.

"Ada apa ini" nyonya Kim bertanya karena mendengar keributan..
"Nah Lo srii.. ini eomma Sri gamau kooky suruh"

"Maafkan saya nyonya tapi tuan muda mengganggu pekerjaan saya" jelasnya dengan menunduk karena takut nyonya Kim bakalan marah.

"Kooky astaga kamu ini. Bisa ga jangan gangguin Sri terus. Udah Sri sana kamu lanjutin"

"Baik nyonya"

"Loh ko eomma Mala belain dia sih"

"Udh jangan membantah eomma kenal kamu yaa. Kasihan loh Sri udah cape jangan dijahilin"

"Hahahaaa iaaa eomma maafin kooky"

A FUTURE WITHOUT A PLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang