40

15 1 0
                                    

Maaf yaa.. kalau rada ngebosenin.. itu udah berusaha banget. Akhir akhir ini lagi sibuk bgt 😭🙏

****

Disini, dikediaman keluarga Park tidak jauh beda dengan mansion Kim. Teriakan seorang wanita paruh baya selalu memenuhi ruangan semenjak dia datang...

"Yuhuuuuuu, bangun bangunnnnnnnnnnnn... Sarapan sudah siap teng teng teng" ucapnya ketika memasuki kamar anak bungsunya sambil mengetuk ngetuk sendok dan gelas secara bersamaan, memang sengaja dia bawa. Katanya alarm pembangun anak anak nakalnya.

Devya yg memang sudah bangun dari tadi langsung menutup telinga nya dengan kedua tangannya. "eommaaaa.. aku sudah bangun jangan seperti ini" protesnya.

"Hehehehe.. eomma kira kan kamu belum bangun sayang. Yasudah sana turun, appa sudah menunggu dimeja makan. Eomma akan kekamar oppa mu dulu"

"Baiklah eomma. Tapi kau jangan membunyikan benda aneh mu itu. Kalau tidak mau oppa mengamuk."

"Ck, iaaaaaa aku eommanya jadi aku tau. Heran banget sih aku. Heran banget deh. Kedua anak ku itu sangat cerewet padahal eommanya lemah lembut" ucapnya sambil meninggalkan gadis yg tengah menatapnya kesal.

"Whatt the fuckkk, lemah lembut katanya?" Kesal devya pelan. Gadis itu pun keluar dari kamarnya menutup pintu lalu turun untuk bergabung dengan sang appa dimeja makan.

"Sayanggg, ayo sarapan" ucap nyonya Park yg membuka pintu kamar anak pertamanya itu. Terlihat Jimin yg sudah fresh tengah menyisir rambut nya didepan cermin. Pria itu menyudahi aktivitas nya dan menatap lembut wanita yg tengah berdiri didepan pintu bercat putih itu. Dia tersenyum "ayo eomma"

"Waahhh kamu cerah sekali. Sepertinya tidak sabar untuk nanti malam".

"Ia eomma. Jimin bahagia sekali. Tidak gampang meluluhkan perempuan itu. bertahun tahun Jimin coba dan hampir putus asa"

"Tapi sekarang kamu berhasil. Anak eomma sudah besar. Emm anak lelaki yg dulunya menangis karena dihinggapin kupu kupu tau taunya sekarang ingin melamar seorang gadis" nyonya Park menangis terharu.

"Eommaaa jangan menangis" Jimin memeluk eommanya. "Yasudah ayo sarapan. Nanti jika kita terlalu lama. Suami mu itu pasti mengomel dan menuduhku bangun kesiangan" ajaknya.. mereka pun turun kemeja makan.

"Lama sekali sih" benar saja. Pria itu sudah protes.

"Benar kan eomma" Jimin.

"Sudah sudah kalian ini. Ayo sarapan" nyonya Park.

Mereka pun sarapan dengan hikmat.

"Jimin untuk nanti malam semuanya sudah siap?" Ucap tuan Park disela makannya.

"Sudah dong. Kan cincin doang" Jimin.

"Apa kata mu? Kau hanya memberi gadis Kim itu Cincin saja? Tidak ada yg lain?" Tuan Park

"Hufftt.. tadinya aku ingin memberi barang gitu sebagai apa sih namanya buah tangan untuk keluarganya kan. Tapi Maya menolak dengan tegas. Dan ini juga tunangannya hanya dihadiri keluarga inti saja. Keluarga kita dan keluarga mereka. Tidak ada yang lain" jelas Jimin.

"Oh begitu."tuan Park

"Tapi appa jangan khawatir. Cincinnya dari toko yg terkenal" Jimin

"Ya emang harus." Tuan Park beralih menatap istrinya "sayang. Kau sudah menyiapkan pakaian ku kan. Aku mau terlihat keren" ucapnya bangga.

"Kau sudah tidak muda lagi ya park jadi jangan sok tampan" nyonya Park.

"Buu-bukan begitu sayangku. Kan kita harus terlihat keren dihadapan keluarga Kim" jelasnya takut.

A FUTURE WITHOUT A PLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang