24

14 1 0
                                    

Mau semanis apapun cara mu berpamitan.
Yg namanya perpisahan itu tetap berteman dengan kesakita.

~maya alpiana~

****

Siang ini mansion Kim kembali sunyi. Satu persatu tamu sudah meninggalkan rumah besar itu. Tinggalah kooky, Suga, devika dan Sri saja yg tengah berkumpul dimeja makan.

Mereka sedang sibuk dengan aktivitas masing masing. Suga dengan laptopnya, kooky dengan handphonenya, Sri yg sedang menulis bahan dapur yg mulai habis serta devika yg menontonnya dengan rasa bosan.

"Hyung, tumben bekerja Disni. Kenapa tidak diruangan mu saja?" Tanya kooky.

"Tidak apa apa. Aku hanya ingin. Tidak mengganggu mu kan?" Jawab suga sedikit nyolot.

"Bertanya saja tidak boleh." Kooky.

Sesaat pun suasana hening kembali.

"Maaf Suga oppa, aku ingin bertanya. Kapan nyonya dan tuan akan kembali" itu devika yg bertanya.

Seketika Suga berhenti mengetik dan menoleh kearah devika sembari tersenyum manis. "Sepertinya besok. Apakah kau merindukan nyonya mu itu? Hem?" Tanya nya teramat lembut.
Kooky yg mendengarnya pun ikut menoleh kearah Suga dengan tatapan julidnya.

"Emang begitu ya, kalau sama orang yg kita suka. Jangan kan ngebentak, sewot aja kita ga tega" ucapnya menyindir.. yg disindir hanya memutar mata malas.

"Katakan kau merindukanny?" Tanya nya lagi.

"Hehe iaa, biasanya jam segini nyonya akan mengajak ku keteras untuk bercerita.. dan sekarang aku merasa sunyi sekali krna tak ada beliau" jawabnya lesu.

"Besok mereka akan pulang" Suga Kembali fokus dengan pekerjaannya.

"Yeiiii akhirnya selesai juga. Ayo Dev temani Kaka belanja semua ini" ucap Sri riang. Kooky hanya menoleh dan tersenyum tipis sebelum matanya kembali fokus pada benda pipih yg sedari tadi dia pegang, entah apa yg dilihatnya disana..

"Ayoo , tunggu sebentar aku akan bersiap" devika bangkit dan sedikit berlalri menuju kamarnya. Rupanya kelakuannya itu tidak luput dari mata kucing pria dingin yg dari tadi memperhatikannya.

"Adik mu lucu sekali Sri" ucapnya dan tertawa kecil.. Sri yg mendengar itu pun ikut tersenyum.

Tap tap tap terdengar kecil suara langkah kaki yg sedikit berlari kearah mereka.

"waahh pada kumpul disini semua ternyata. Pantes diruang tamu pada sepi" ucap Nara yg tiba tiba datang.

Suga dan Sri hanya melihat dan tersenyum tipis, sedangkan kooky peduli pun tidak. Nara melirik kooky dan menghampirinya lalu duduk disamping kursi sebelahnya.

"ISS kenapa disini sih. Noh! Disamping Suga Hyung ada yg kosong." Bentak kooky tak suka.

"Nara kan mau dekat kooky oppa" Nara

Kooky tidak menjawab nya lagi, dia menggeser kursinya sedikit jauh agar tidak berdekatan dengan perempuan brisik itu.

"Maya eonni dan Nuha eonni kemana ya? Dari tadi Nara tidak melihat mereka"gadis itu bertanya lagi.

"Maya eooni tidur sedari pagi tadi. Kalau Nuha eonni ada di kamarnya." Sri.

"Eonni? Kau memanggil mereka eonni? Sungguh tidak sopan sekali memangg majikan begitu" Nara

Sri yg mendengar ucapan menyakitkan Nara hanya bisa terdiam. Dia tidak mengelak malah membenarkan.

"Kau brisik sekali. Itu kemauan nuna nuna ku jadi kau tidak usah ikut campur" kooky berkata dengan nada tinggi kalau melihat perubahan raut wajah Sri.

"Ayo ka, aku sudah siap" devika datang. Agaknya gadis itu sangat bersemangat untuk pergi berbelanja.

"Kalian biar aku yg antar" kooky bangkit hendak mengambil kunci mobilnya.

"Tidak usah opp, eh maksud saya tuan muda. Biarkan kami dengan supir saja" ucap Sri menolak

"Siapa yg kau panggil tuan? Aku ini oppa" kooky

(Whatt? Oppa katanya? Seperti nya mereka sudah sangat jauh) batin Nara tidak suka.

"Ekhemmm..  tidak, kami dengan supir saja. Kasihan nona Nara disini sendiri. Pasti dia kesini untuk bertemu dengan mu" ucap Sri menolak lagi.

"Kau tau kan oppa tidak menerima penolakan?. Lagian oppa juga tidak peduli dengannya" kooky menekan kata oppa sengaja.

"Baiklah ayo" mereka bertiga berlalu dari sana.

Tinggallah nata dan Suga saja.

"Oke kalau begitu. Aku mau keruangan ku dulu. Terima kasih sudah bikin keributan. Pintu keluar ada disana" ucapnya teramat dingin. Lalu meninggalkan gadis yg sudah kesal itu sendirian.

"Aisssh lihat saja kau pembantu." Ucapnya penuh kebencian dan meninggalkan mansion itu.

Agaak pendek yaaa maafin otaknya belum pulih 😭

A FUTURE WITHOUT A PLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang