Bambu merah

47 1 0
                                    

"Athar!" Teriak Keena. Athar melirik ke arah Keena, "Sini!" Ucap Keena. Athar segera menghampiri Keena dengan berlari kecil ke arah nya.

Tepat sudah Athar di hadapan Keena, namun Athar terlihat sangat kebingungan sembari menoleh ke kanan dan ke kiri.
Di sisi lain, Keena mengangkat kain berwarna merah itu untuk Athar kolongi.

"Tar! nunggu apa,cepetan!"Ucap Keena. "Lewat mana!" Tanya Athar. Keena mengangkat kain itu lebih naik. "Lewat sini! cepet ngolong!" Ucap Keena sembari menahan kain itu.
Athar tetap melirik ke sekeliling nya. "ATHAR! NUNGGU APA AYO CEPET!" Kesal Keena.

Athar mengolongi bambu berselimut kain itu. Keena dan Athar segera menaiki atas panggung, namun ketika mereka akan naik ke atas panggung. Keena dan Athar di halangi oleh banyak sekali anak anak yang akan tampil di atas panggung.

Dengan rasa tidak sabar nya Keena dan Athar terus maju dan berusaha naik ke atas panggung itu.

Mereka terdiam di sisi panggung berdampingan. Sangat sulit mereka melewati sisi panggung itu ketika banyak sekali anak kecil yang mengantri menaiki atas panggung.

Sesekali Keena menghadap ke arah depan panggung, tepat di samping kiri panggung itu, Elena melihat Keena dan Athar sembari tersenyum.Elena menyadari bahwa Keena melihat ke arah nya, Elena sontak tersenyum kepada Keena, dan Ia membalas senyum dari Elena.

Sungguh indah.

"Maju, permisi, maju" Ucap Elena dari kejauhan.
"Susah, banyak bocil" Jawab Athar. Keena hanya bisa tersenyum melihat perbincangan itu.

Ruang terbuka lebar untuk Keena dan Athar lewati. Keena dan Athar bertugas di atas panggung bersamaan.

Para Panitia lainnya, melaksanakan tanggung jawab masing masing. Keena dan Athar, memisahkan diri di samping kanan panggung sembari menghitung beberapa jumlah uang bersama sama.

Sesekali, melakukan perbincangan dan obrolan.

Terdengar suara dari asal mic, nama Hizam Alaqsa yang di sebutkan menandakan bahwa ia akan segera tampil.
Dengan rasa percaya diri yang di miliki oleh Hizam, ia menampilkan diri nya di hadapan semua orang serta memberikan senyuman manis dari diri nya.

Elena tersenyum dengan lebar sembari memotret bangga Hizam. Ketika Keena melihat kepada Athar, ia pun melakukan hal yang sama. Athar tersenyum, tetapi senyuman itu seperti meledek.
..........

"Tar, kamu nginep?" Tanya Keena. "Engga, Ibu sama Hizam udah nunggu" Ucap Athar. Keena mengangguk mendapatkan jawaban dari Athar.

Terlihat dari kejauhan, seorang wanita memakai jaket berwarna biru serta kerudung hitam melambaikan tangan ke arah Keena. Sosok wanita itu adalah Anna.

Senang rasa nya Anna bisa turut hadir dalam acara ini dan menyaksikan Keena menjadi Panitia.

Anna melihat Keena dan Athar yang sedang berada di pojok kanan panggung. Anna mengeluarkan ponsel nya dan memotret Keena dan Athar.

Bisa bisa nya!.

Alhamdulillah, selesai sudah acara ini. Para Panitia segera membereskan panggung dan kursi yang terpajang serta beberapa sampah yang berserakan.

"EH FOTO DULU SEBELUM KE AULA!"Teriak Riel. "Ayo! ayo foto dulu!"Ucap Rey.

Para Panitia berkumpul di atas panggung untuk melakukan pemotretan bersama sama.

Setelah semua nya selesai, Keena masuk ke ruang guru untuk menyimpan beberapa barang, ia tidak di temani oleh panitia lain nya. Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul 00.03!.

Ketika Keena baru saja keluar dari ruang guru tersebut, ia terdiam. Melihat sekeliling nya tidak ada orang satu pun!.
"ANJIRT!pada kemana!gua harus buru buru ke aula!" Panik Keena.

Takdir Lain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang