|13|

1.3K 150 6
                                    


"Hallo, bibi" Yibo membungkuk hormat pada Mei. Mei memberikan senyuman lebarnya pada Yibo.

"Yibo..... Apakah kamu sudah makan, nak?" Tanya Mei lembut.

"Ibu, Zhan sangat lapar, ingin telur dadar gulung buatan ibu" Sambung Zhan sembari tersenyum memelas pada sang ibu. Tetapi Mei tidak menjawab Zhan dan mengabaikannya.

"Yibo, kamu mau minum apa? Bibi akan buatkan" Bukannya menawarkan Zhan, Mei malah menawarkan Yibo. Membuat sang putra sedih. Ini hukuman dari Mei agar Zhan menyadari kesalahannya.

"Tidak perlu repot-repot, bi" Tolak Yibo secara halus. Zhan menatap ibunya kecewa dan berjalan menuju lantai atas dengan sedih.

"Susul dia" Mei tersenyum pada Yibo yang dibalas anggukan olehnya. Yibo segera menghampiri Zhan yang sudah masuk ke kamarnya.

"Apa kau sudah sadar dengan kesalahanmu?" Tanya Yibo.

"Aku menyadarinya, tetapi ibu tidak ingin bicara denganku" Jawab Zhan sedih mengusap matanya yang hampir meneteskan air mata. Tak ada rasa sakit sesakit diabaikan oleh seorang ibu.

"Apa kau sudah meminta maaf pada ibumu?" Tanya Yibo sembari mengeluarkan bukunya.

"Belum....."

"Ibumu tidak marah, hanya mengujimu" Ya, Mei hanya menguji seberapa besar rasa tanggung jawab Zhan. Mei memberitahukan rencananya itu kepada Yibo kemarin malam.

"Apa?! Benarkah?!" Tanya Zhan antusias.

"Sekarang belajar!" Yibo membentangkan bukunya di meja. Sembari menepuk-nepuk kursi di sebelahnya agar Zhan duduk. Zhan menghela nafas malas lalu berjalan ke arahnya.

"Belajar, tidak bisakah lain kali saja?....." Keluh Zhan

"Tidak! Kau ingin membanggakan ibumu bukan?"

"Tentu saja! Anak mana yang tidak ingin membanggakan ibunya" Zhan segera duduk lalu membaca buku yang Yibo sodorkan.

"Yibo, jumlah neuron otak di dalam kepala manusia sangat banyak, kira-kira berapa jumlah neuron otakku?" Tanya Zhan menatap Yibo membutuhkan penjelasan agar dirinya tak lagi penasaran.

"Berat otak orang dewasa sekitar 1,3 hingga 1,4 kilogram, jadi sepertinya jumlah neuron otakmu sekitar 100 miliar atau lebih" Jawab Yibo lancar tanpa harus menghitung terlebih dahulu, jawaban itu sudah muncul di dalam pikiranya. Zhan menganga takjub mendengar jawaban Yibo, sangat keren menurutnya.

"Wahhh..... Kau sangat pintar" Puji Zhan takjub sembari memberikan tepuk tangan sebagai penghargaan pada Yibo.

"Tentu saja, aku memiliki otak" Zhan mengernyitkan dahinya bingung, mencerna jawaban Yibo.

"Jika orang yang memiliki otak itu pintar, berarti orang bodoh tidak memiliki otak? Lalu apa kau secara tidak langsung mengatakan aku bodoh karena aku tidak memiliki otak?!"

"BERANI-BERANINYA KAU MENGHINAKU!!!" Zhan sudah salah paham mengartikan ucapan Yibo. Terkadang logika membuat gila. Zhan memukuli Yibo dengan buku.

" Kenapa kau marah? Aku tidak mengatakan kau bodoh, kau sendiri yang mengatakan dirimu bodoh" Yibo berusaha menepis setiap pukulan dari Zhan.

"Orang gila mana yang mengatai dirinya sendiri bodoh?" Jawab Zhan lagi kesal tambah memperkuat pukulannya.

PLAK!
PLAK!
PLAK!

"Zhan! Apa yang kamu lakukan?!" Teriak Mei dari depan pintu membawa nampan berisi makanan dan minuman.
Teriakan dari Mei berhasil membuat Zhan berhenti dan menatap sang ibu dengan rasa bersalah.

Hate Becomes Love {Omegavers}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang