|18|

1K 116 2
                                    

Di pagi hari Xiao Zhan terlihat tengah bersiap-siap dengan wajah murung yang menemaninya. Ia sama sekali tak memiliki semangat untuk menjalani hari ini karena ia masih terpikir dengan ucapan Sehun. Bahkan dari kemarin sore Zhan tidak keluar dari kamarnya. Ia terus mengurung diri di kamar sembari menangis. Ibu dan ayahnya sudah berkali-kali membujuknya untuk keluar dan makan malam tetapi Zhan tidak menjawab dan mengabaikan orang tuanya. Mei terlihat sedih karena mengingat kejadian sebelumnya yang membuat Zhan trauma dan mengurung diri di kamar, sama hal nya dengan sekarang. Traumanya kembali tiba.

Setelah selesai bersiap-siap Zhan perlahan turun ke lantai bawah dan menuju dapur yang di sana sudah ada keberadaan kedua orang tuanya tengah sarapan.

"Zhan!" Panggil Mei khawatir melihat kondisi putranya yang baru keluar kamar dari kemarin sore. Untunglah jika ia masih mau keluar.

Zhan tidak menjawab panggilan dari ibunya dan langsung segera duduk di kursi meja makan dengan sandwich dan susu vanilla yang sudah terhidang di atasnya. Mei dan tuan Xiao saling bertatapan seolah takut kejadian beberapa bulan lalu membuat putranya kembali tertekan.

"Zhan..... Apa yang terjadi?" Tanya tuan Xiao lirih. Zhan tidak menjawab dan hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Ceritalah jika ada sesuatu, Zhan" Ujar Mei khawatir sembari membelai rambut Zhan yang tengah duduk termenung. Kemudian ia melahap sandwich nya seolah tidak merasakan kenikmatan yang seperti biasanya ia rasakan. Makanan yang di makan nya tak sama sekali berasa melainkan hambar.

Setelah selesai sarapan, tuan Xiao berpamitan kepada istrinya diikuti dengan Zhan yang terlihat lemah.

"Apakah kamu tidak apa berangkat ke sekolah, Zhan?" Tanya Mei khawatir.

"Tidak apa, bu" Jawab Zhan sembari tersenyum tipis menenangkan ibunya yang terlihat begitu khawatir padanya. Kemudian Zhan berjalan masuk ke mobil ayahnya dan tuan Xiao menancapkan gas mobilnya.

~•°•°•°•°•°•~

Sesampainya di sekolah, Zhan berpamitan pada ayahnya lalu masuk ke pintu gerbang sekolah yang masih terbuka lebar, lalu ia mendengar suara motor yang ia kenali dan menoleh ke sumber suara. Ternyata Yibo. Yibo melajukan motornya melalui Zhan tanpa menghiraukannya. Zhan menatap Yibo sedih lalu menundukkan kepalanya dan berjalan cepat menuju kelas.

Zhan berjalan dengan perlahan sementara Yibo terburu-buru hingga dengan laju melewati Zhan begitu saja tanpa menyapanya bahkan menoleh padanya.
Zhan segera masuk ke kelasnya dan memilih untuk membaca buku. Ia harus sebisa mungkin untuk tidak bergantung pada orang lain. Yibo sedikit melirik Zhan dari ujung matanya dan mengernyitkan dahinya bingung saat indra penciumannya tak sama sekali menghirup aroma vanilla seperti biasanya. Ya, memang Zhan kembali memakai Scent Blocker nya karena ia yang membenci dirinya sebagai omega.

"Hei, Zhan!" Panggil Cheng dengan tersenyum lebar menyapa temannya, tetapi senyumannya memudar saat tidak mendapatkan jawaban dari Zhan, bahkan pria itu tidak menoleh ke arahnya.

"Apa yang terjadi padanya?" Tanya Cheng dalam hati dan memilih untuk pergi ke bangku nya.

Zhan kembali teringat, ia belum mengembalikan seragam Yibo, tetapi untungnya ibunya tadi memasukkannya ke tas sebelum ia berangkat. Zhan segera mengambil seragam Yibo yang berada di tasnya dan langsung memberikanya pada Yibo tanpa mengatakan sepatah katapun, bahkan ia tak sama sekali menatapnya. Zhan menunduk.

"Terima kasih" Hanya ucapan itu yang berhasil lolos dari mulut Zhan. Yibo segera mengambil seragamnya dengan menatap Zhan khawatir.

Hate Becomes Love {Omegavers}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang