Bagian 24

416 70 2
                                    

Happy Reading



Hari ini acara sidang berlangsung setelah semalam Gaara memergoki adiknya digrepe ah, maksudnya dipeluk oleh laki-laki tak dikenal. Laki-laki berambut merah itu sejak tadi menahan kepalan tangannya agar tak meninju laki-laki kurang ajar yang berani memeluk sepupu pink nya. Jika saja tak ada Karin ia pastikan akan membuat wajah sombong itu remuk.

"Gaara~"

Sakura terus merengek pada Gaara yang terus saja menampilkan aura permusuhan. Bukan padanya, tapi kepada Sasuke yang duduk disebelahnya. Matanya berganti pada kekasih barunya yang setia memegang tangannya erat sesekali mengelusnya. Aihhhh.... Sakura lama-lama akan lumer kalau terus begini.

"Sudahlah Gaara-Kun.... Ini pertama kalinya Sakura menjalin hubungan. Lihat juga perjuangan Sasuke yang jauh-jauh ke Suna hanya untuk mengejar cinta nya. Itu membuktikan seberapa seriusnya dia pada Saku."

Karin terus mengelus lengan kekasihnya dan menengahi keadaan. Semalaman Sakura terus bersembunyi dibalik ketiaknya untuk menghindari amarah Gaara. Sengaja hari ini mengundang Sasuke datang ke rumah untuk menyelesaikan persoalan ini. Dan semoga saja selesai dengan damai.

"Beri aku satu alasan kenapa kau menyukai Sakura."

Pertanyaan Gaara membuat Sasuke ilfeel juga. "Haruskah kau tanyakan itu?"

"Jawab saja!" Ketus Gaara. Wajahnya makin menyeramkan melihat kedua tangan pasangan baru itu terus tertaut.

Sasuke memandang Sakura sebentar dan kembali menatap Gaara yang duduk tepat dihadapannya dengan serius. "Nothing." Ia menatap Sakura yang terpaku dengan tangan berkeringat. " I just love her for no reason. Once I saw her, I only had one thought that she's my future."

Susah payah Sakura menahan senyumnya mendengar suara bass Sasuke yang melantunkan kalimat yang membuatnya melting stadium akhir.

"Future tai!"

Karin menyikut Gaara karena merusak momen. "Kuharap kau bisa bahagia Saku." Matanya memandang Sakura dengan tulus.

"Terimakasih, sepupu!"

Ucapan Sakura malah membuat Gaara dan Karin salah tingkah sendiri. Ah, Gaara itu malu-malu anjing kalau sudah membahas tentang hubungannya dengan Karin.

....

Pagi ini adalah pagi terindah dalam hidupnya. Kupu-kupu di perut nya tak berhenti menggelitik membuat Sakura mesem-mesem sendiri.

"Pagi, Bibiku yang cantik~" Ucap Sakura bersemangat saat melihat Bibinya masuk ke ruang makan.

Bibi Karura tersenyum senang melihat kehangatan yang terpancar dari keponakannya. "Pagi juga sayang. Cerah sekali ya suasananya." Pasalnya, kemarin-kemarin ia selalu melihat awan mendung mengikuti Sakura.

Sakura nyengir dan mulai duduk mengoleskan selai di roti yang baru ia panggang untuk Bibinya dan ia sendiri.

"Ah ya, Bibi... Aku mau keluar hari ini boleh?"

"Boleh, saja. Lagi pula kamu libur hari ini. Jadi, tak ada alasan untuk menahan anak muda untuk pergi bersenang-senang. Asal pulang sebelum jam makan malam ya."

Senyum Sakura makin melebar, "baik!"

Bibi Karura memang tak membatasi lingkar pertemanan anak-anaknya. Ia bahkan membebaskan Gaara ikut menjadi geng motor asal tak membuat anak orang lain celaka, ia fine saja.

Deheman Gaara membuat Sakura sedikit berjengkit. Mendapatkan tatapan sinis tak pelak membuatnya cemberut seketika. Seolah menegaskan kalau 'aku mengawasimu'.

"Gaara, duduk nak!"

"Kau juga mau keluar hari ini?"

Sebelah alis Gaara naik mendengar Ibunya. Ia melirik Sakura dan menyeringai. "Tentu. Aku akan pergi berkencan."

"Sering-seringlah ajak Karin kesini. Ibu juga ingin berkencan dengannya."

Gaara memutar bola matanya malas mendengar ocehan ibunya. Kalau ia mengajak kekasihnya kesini, bisa jadi obat nyamuk dia di tengah kedua wanita yang asik bicara ngalor ngidul.

Sakura terkikik geli melihat ketidakberdayaan sepupu garangnya. "Aku ke atas dulu ya." Ujarnya setelah meletakkan piring yang ia cuci ke rak. Ia sedikit mencipratkan air ke muka Gaara dan dibalas dengan delikan mata.

"Baiklah, setelah ini Bibi akan langsung berangkat arisan. Jadi, yang terakhir pergi jangan lupa kunci rumahnya ya."

Mereka menyahut bersamaan dan Sakura langsung ngacir dengan riang sementara Gaara menyeringai melihat tingkah Sakura melalui sudut matanya.

Plak

"Jangan macam-macam dengan Saku. Biarkan dia bersenang-senang dengan pacarnya." Ujar Bibi Karura setelah menggeplak lengan anak lelakinya. Heran sendiri melihat kelakuan Gaara yang selalu usil padahal tubuhnya sudah mengembang penuh otot padat dan beranjak dewasa. Ah, sebentar lagi ia punya menantu.

"Ibu tau?" Mengabaikan lengannya yang lumayan nyeri. Ia lebih penasaran kenapa Ibunya bisa tau segalanya.

Kedua tulunjuk Karura mengarah pada matanya. "Ibu punya banyak mata asal kau tau."

"Mata kaki." Gaara langsung mengelak dan berlari kecil ke arah wastafel ketika melihat tangan Ibunya sudah terayun.

"Aishh.... Sudahlah, pokoknya jangan usil dengan adikmu. Dia sudah puber dan wajar kalau punya pacar."

Aku hanya menjalankan pesan Sasori.

Gaara menggumam dan melenggang pergi. Sudahlah, ia tak mood untuk keluar. Inginnya mengunjungi Karin. Tapi gadis itu pasti sibuk dengan buku tebalnya untuk persiapan kompetisinya. Hahh, hari libur terkutuk!

...

Sakura terus menebar senyumnya melihat pemandangan kota dari jendela taxi yang ia tumpangi.

Akhirnya, aku akan merasakan rasanya berkencan di akhir pekan seperti Karin dan Ino.

Setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit, ia akhirnya sampai di depan hotel bintang lima. Ia berogiji sebentar setelah keluar dari taxi kemudian melangkah masuk ke lobi hotel. Matanya berpendar dan menemukan lelaki yang ia cari tengah duduk tenang di sofa sudut tengah asik dengan ponselnya.

Semakin dekat ia bisa mendengar suara perempuan familiar dari ponsel yang saat ini menjadi fokus utama lelaki tampan itu. Jantungnya berdebar memandang dengan bola matanya yang mendadak memanas laki-laki yang baru semalam mengajaknya pacaran.

"Sasuke-Kun."

Tbc

YOUtubeR LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang