Bagian 18

1.7K 333 32
                                    

Happy Reading

Mereka berdua sampai di restoran bergaya Eropa yang terlihat mewah dan elegan. Tak menunggu waktu lama, Sasuke langsung menggandeng Sakura untuk masuk ke dalam bukan karena ingin mencari kesempatan, hanya saja di luar udara cukup dingin. Anggap saja memegang tangan Cherry itu sebagai bonusnya.

Sasuke sengaja memesan meja VVIP untuk acara kencan pertamanya. Sengaja ingin membuat Cherry terkesan dengan hal yang ia persiapkan sesuai hasil QnA Cherry tahun lalu.

"Apakah aku punya pacar? Nah, jawabannya.... Tidak! Aku belum pernah pacaran sama sekali. Kalau ditanya kenapa, sebenarnya alasannya cukup sederhana."

Cherry mendekatkan dirinya pada kamera. "Aku lebih suka oppa Korea," Bisiknya. Ia kembali duduk dan tersenyum malu. "Lagipula, belum ada laki-laki yang berhasil membuatku berdebar, " Ia tertawa lepas ke arah kamera.

"Ah, sebenarnya aku pernah membayangkan kalau aku punya pacar. Kami berdua akan kencan seharian. Mulai dari makan di tempat romantis, menghabiskan waktu bersama, dan saat sore kami akan pergi ke padang bunga untuk melihat sunset. Apa aku berlebihan?" Cherry sekali lagi tertawa.

Sasuke merapalkan itu dalam otaknya. Ia sungguh berharap suatu hari akan bertemu Cherry dan merealisasikan rencana yang telah ia buat sedemikian rupa.

Ruang ini terkesan mewah dan elegan dengan nuansa romantis yang begitu kental. Mulai dari musik, dekorasi, dan bahkan perlakuan Sasuke juga membuat Sakura tak henti-hentinya tersipu.

Semua makanan telah tersedia di atas meja. Lengkap dan menggugah selera membuat Sakura sumringah karena semua adalah makanan kesukaannya.

Sasuke menyeringai bangga melihat ekspresi wajah Cherry yang terlihat bahagia. Ia sengaja memesan semua sebelum mereka sampai karena, ia tak mau ada pelayan laki-laki yang memandang wajah Cherry nya. No.. No... Itu tidak boleh terjadi.

Meskipun pagi harinya harus diawali dengan rentetan panjang cuitan sangat Bunda yang heboh saat melihatnya menstater mobil Lexus yang terparkir lama di garasi. Yah, bisa dibilang mobil kesayangan karena saking sayangnya sampai ia tak sampai hati untuk memakai dan memilih motor sport untuk pergi kemana-mana.

Dengan cepat Nyonya Uchiha mencegat anaknya dan memberi kiat-kiat menaklukkan hati wanita yang sebenarnya sudah ia tahu berkat les privat dengan Hinata. Lain kali ia akan mentraktir Naruto untuk berterima kasih.

Well, Sasuke sebagai anak baik hanya diam dengan wajah malas mendengar celotehan Bunda nya yang sepertinya akan memakan waktu agak lama.  Untung saja ia sudah bersiap tinggal tancap gas.

Mungkin Bunda Mikoto bermaksud baik dengan memberi petuah bijak mengingat anaknya ini sangat anti perempuan di luar sana. Tentu, ia tak mau menantu idamannya harus pergi disaat ia sudah sayang-sayangnya karena minimnya pengetahuan Sasuke tentang pacaran.

Setidaknya, itu yang Bunda tau tentang anaknya yang polos?

Hati Sasuke serasa melonjak ke angkasa melihat wajah yang selama ini ia lihat di layar kaca dan mimpinya terpampang nyata sedang meliriknya malu-malu. Ingin sekali ia memeluknya erat karena gemas. Namun otaknya telah terdoktrin untuk bersikap keren setiap saat. Ajaran siapa ini?

Mereka menghabiskan makanan dengan tenang walaupun dalam batin mungkin sedang berdisko.

"Emmm.... Sasuke,"

Sakura mencoba memecah keheningan. Namun, rasanya kata-kata itu harus tertelan kembali melihat wajah tampan Sasuke yang memandangnya dengan raut penuh tanya.

Menggemaskan!

"Ah, itu... Bagaimana dengan sekolahmu?" Ia mencoba mencari topik setelah beberapa menit bungkam karena ditatap sedemikian rupa.

YOUtubeR LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang