Bagian 7

2.8K 349 16
                                    


Happy Reading

Suara penuh haru mewarnai keberangkatan pasukan tim basket KHS. Bus mereka sudah terpampang indah di depan gedung sekolah dikerumuni para gadis kurang kerjaan yang menenteng rantang?

Mungkin, mereka ingin membawakan bekal untuk tim basket. Mulia sekali perbuatan mereka untuk menunjukkan dukungan terhadap anggota tim basket.

Lihatlah, bahkan ada yang membawakan satu boks makanan dan cemilan. Wow, ada juga yang membawakan selimut dan bantal. Uuuuhhhh... Perhatian sekali.

Yah, jarak antara Suna dan Konoha memang lumayan jauh. Sebenarnya, bisa ditempuh menggunakan pesawat. Namun, untuk menghemat biaya mereka memilih memakai bus sendiri. Toh, hanya 12 jam dan mereka akan sampai disana. Di bus pun, mereka bisa beristirahat sekaligus mempersiapkan mental. Ini semua demi kebaikan bersama kan?

Hampir setengah jam kumpulan siswa KHS belum juga bubar. Bus pun belum bergerak pergi. Apa yang mereka tunggu? Apa iya mereka menunggu rantang-rantang itu diisikan ke bagasi?

Kyaaaaaaaaa

Entah siapa yang memulai, teriakan itu bergema begitu saja. Mengguncang jiwa raga para orang cuek yang sudah duduk santai di dalam bus.

Heemmm.... Dari arah barat daya seorang makhluk Tuhan mendekati sempurna melenggang santai diikuti teman-temannya yang tak kalah pesona.

Ternyata, bus ini sedang menunggu sang kapten basket yang baru menampakkan batang hidungnya setelah sekian lama.

Sasuke memakai kaos putih polos yang dibungkus Hoodie biru dongker. Ia memakai bawahan jeans hitam dan dilengkapi topi hitam polos menutupi rambut emo nya. Sepatu Nike putih keluaran terbaru menempel indah di kaki handsome nya.

Keren!

"Hei, Sasu. Kau benar-benar tak mau membawa semua bekal Bunda Mikoto?" Tanya Naruto serius. Pasalnya, ia sedari tadi ngiler melihat masakan lezat yang terbungkus rapi di kotak besar berukuran jumbo ini.

Sasuke mengerling malas pada Naruto dan bergumam sambil merebut ranselnya yang sedari tadi dipeluk Kiba.

"Sasuke, kalau kau bertemu Cherry. Katakan padanya, kalau Kiba adalah fans nomor satunya," ujar Kiba menggebu. Namun, ia langsung bersembunyi dibalik punggung Shikamaru yang sedari tadi menguap kala melihat tatapan maut menghujam tubuhnya.

"Sudahlah, Sasuke fans nomor satu Cherry," ucap Neji sebelum pertumpahan darah terjadi. "Cepat masuk, mereka akan jamuran karena menunggumu terlalu lama." Neji menatap jengah pada Sasuke yang menatapnya datar.

Sasuke bersalaman singkat pada teman-temannya dan beranjak menaiki bus menghiraukan para wanita yang menyodorkan berbagai kebutuhan komplit hanya untuknya.

Kasihan sekali para fans yang tidak diakui itu.



Pandangan Sasuke mengedar ke seisi bus dan menemukan Sai menunjuk bangku kosong disebelahnya. Sasuke bergegas duduk dan mengeluarkan barang keramatnya mengabaikan senyum menyebalkan yang terpampang indah di wajah aneh itu.

"Haahh, kau ini bucin sekali ya." Sai tersenyum mendapati apa yang menjadi fokus triplek hidup itu. Melihat Sasuke yang sudah berada di dunianya, Sai juga ikut memainkan ponselnya.



Perjalanan mereka ke Suna hanya diisi oleh suara dengkuran dan suara tidak jelas dari Guy-Sensei yang bersemangat.

Untung saja, Sasuke membawa earphone yang menjadi penyelamat di segala situasi saat ia ingin menikmati quality time bersama sang kekasih(khayalan).

YOUtubeR LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang