Bagian 26

468 69 6
                                    

Happy Reading



"Wisss..... Lama tidak terlihat gantengnya masih belum hilang ya, bro!" Naruto cengengesan melihat sahabatnya akhirnya masuk juga setelah beberapa hari menghilang tanpa kabar.

Sasuke melirik malas dan duduk di bangkunya langsung bermain ponsel.

"Bah! Ini anak bukannya say hai malah diam-diam aja." Terang saja si berisik kuning langsung tantrum dicuekin seperti itu. Sumpah! Kalau Sasuke bukan temannya dia pasti akan memiting-nya dan membuangnya ke kali.

Kiba malah dengan somplaknya duduk di bangku depan Sasuke dan menghadap langsung lelaki dingin bin sok cool ini sembari sangga uang dengan sok imutnya. Tentunya yang dipandang mengernyit jijik dan mengibaskan tangannya bak mengusir ayam.

"Jadi bagaimana?" Neni nimbrung dan langsung duduk di bangku kosong di sebelah Sasuke. Pemuda yang sebelas duabelas kelakuannya seperti Sasuke ini sepertinya tak bisa menahan rasa KEPO yang menggelitiknya sejak Sasuke menghilang tak bisa dihubungi dan malah mendengar kabar dari Itachi kalau dia sedang mengejar cintanya. Tindakan impulsif menjurus gila sih menurutnya.

Sasuke melirik Neji sekilas. Matanya mengedar melihat Sai juga sudah berdiri bersidekap bersandar pada meja. Dia sudah seperti tersangka yang mau diinterogasi. Tapi, apa ia terintimidasi? Tentu tidak kawan-kawan.

"Kami sudah jadian." Ucapnya dengan bangga dan kembali menekuni ponsel nya dengan tenang. Meninggalkan keadaan teman-temannya yang hening mencoba meresapi perkataannya.

"KAU JADIAN DENGAN SAKURAKU?" Kiba yang pertama bereaksi dengan teriakan heboh.

BANG

Seisi kelas bahkan terkejut dengan suara gebrakan yang Sasuke buat.

"Berhenti bilang Sakuraku!" Ucapan tajam disertai tatapan tajam menusuk jelas saja membuat Kiba ciut.

"Sa-santai dong, bung."

"Wah, kau hebat sekali Sasuke-Kun~"

Naruto berkaca-kaca bak ibu yang melihat anaknya meraih prestasi. Sungguh, ia merasa bersalah kemarin. Jadi saat tau endingnya mereka jadian ia tak jadi merasa bersalah amat. Walau yang sebenarnya ia takuti dari kemarin adalah putusnya tali pertemanan mereka.

"Penjelasanku kurang detail." Celetuk Sai malas.

"Kau juga pasti sudah tau dari kekasih pirangmu kan." Sasuke mengatakan itu bahkan dengan mata yang masih fokus pada game yang sedang ia mainkan.

Dan kini giliran Sai yang mendapat tatapan elang dari mereka bertiga membuatnya merengut tak suka.

"Meh, Sai sudah dapat bocoran duluan ternyata."

"Punya info tapi dikekepin sendiri. Tak setia kawan."

"Harusnya kasih clue lah biar kita bisa gibah seru di grup chat."

"Jahat sekali kamu~"

Kepala Sai mendadak pening mendengar suara Kiba dan Naruto yang dari tadi bersahutan. Ia mendekatkan ponselnya ke telinga dan berpura-pura mendapat panggilan.

"Halo, sayang. Iya... Aku sudah makan... " Dengan begitu ia cepat berlalu secepat kilat keluar kelas.

"Hei, jangan lari kau penghianat!"

"Kampret kau Sai!"

Duo berisik itu malah mengejar Sai.

"Pintar sekali kau mengecoh mereka." Mata Neji melirik Sasuke yang menyeringai.

"I do."

. . . .



"Aku merindukanmu."

Sasuke memperhatikan kekasihnya yang asik memakai perintilan skincare nya dengan bandana telinga kelinci di kepalanya terlihat menggemaskan.

"Aku juga merindukanmu. Sangat!"

Lihatlah senyum manis yang gadis pink itu berikan padanya. Andai ia ada di depan matanya pasti langsung ia cubit kedua pipinya. Sayang, ia harus berpuas diri dengan hanya video call. Menderita sekali ya bagi kaum LDR. Tapi ini lebih baik daripada tak berkabar sama sekali seperti kemarin.

"Tolong jangan melihatku dengan intens begitu. Aku jadi ingin menciummu tau."

Sasuke tertawa pelan dalam baringnya. Ia semakin menenggelamkan wajahnya yang memerah di balik guling. Kembali terlintas di kepalanya adegan yang pernah ada di mimpinya. Ah, sekarang ia malah seperti remaja mesum.

"Kemari, cium aku sepuasmu." Tantangnya.

Sakura cemberut, "benar ya.... Kalau kita bertemu nanti aku akan memastikan seluruh inchi wajahmu penuh bekas lipstik ku."

Sasuke tergelak, "oke... Aku akan berpasrah diri kalau begitu." Ia tak pernah merasa sereceh ini sebelumnya.

"Tapi bohong!" Kini giliran Sakura tertawa melihat raut wajah Sasuke yang merengut.

"Haruskah aku ke Suna untuk menagihnya?"

"Kalau aku bilang iya, kau pasti akan kesini kan. Jadi, lebih baik aku bilang tidak." Sakura menepuk kedua pipinya bahagia merampungkan step perawatan sebelum tidurnya.

"Kenapa?"

"Lebih baik kita fokus ujian dulu. Kita bisa bertemu setelah kelulusan." Kali ini Sakura memandang serius Sasuke yang malah cengengesan.

Perasaan dulu Sasukenya itu orang yang cool dan terlihat pendiam. Kenapa sekarang ia seperti melihat komedi lawak di televisi. Untungnya wajah tampannya tidak berubah. Malah semakin tampan karena kebanyakan senyum yang bisa memicu diabetes.

"Baiklah, Nona. Hamba manut saja."

Lihat! Wajahnya yang tengil itu membuat fans nomor satu Sasuke berakting seperti melumer dan berakhir tawa keduanya pecah.

Setelah sesi Video Call yang membahagiakan, Sasuke berbaring bersiap menuju alam mimpi. Tapi harus terjeda ketika menghadap kesamping dan menemukan baka Anikinya datang bak jelangkung yang tau-tau sudah berjongkok di samping tempat tidurnya dengan mata melotot bak film horor membuatnya berteriak dan reflek berjengkit menjauh.

"SIALAN!" Lemparan bantal sukses mengenai wajah sok polos Itachi.

"HEH! Lebay, sakit tau wajahku. Kalau sampai geger otak gimana?!" Itachi meraba seluruh wajahnya di depan cermin.

"KAU YANG LEBAY! BERAPA KALI KUBILANG JANGAN MASUK KAMARKU TANPA IZIN!"

Teriakan Sasuke makin membahana saking jengkelnya.

Itachi hanya berdecak malah membaringkan tubuhnya di kasur. Tapi tak lama tubuhnya tersungkur ke lantai karena tendangan tidak beradab dari adik satu-satunya.

"BAJINGAN KAU SASUKE!"

"Heh, ini kamarku. Dan jangan bertindak sesuka hati. Pergi kau dari sini!"

Sasuke sudah siap melayangkan bantalnya kembali dan Itachi tanggap keluar kamar adiknya meninggalkan pintu terbuka lebar. Tentu saja hal itu memicu kemarahan si bungsu Uchiha.

"BANGSAT KAU ANIKI!"

Teriakan itu menggelegar ke penjuru rumah.

"Kau apakan lagi adikmu, Itachi?"

Tuan Fugaku senewen tiap hari disuguhi adegan Tom and Jerry di rumahnya.

"Aku hanya ingin menggodanya karena dia asik sekali telfonan dengan pacarnya." Itachi malah cengengesan.

"Haahhh.... Anakmu Bun."

"Anakmu juga." Dan jawaban santai istrinya yang tengah menikmati dorama kesayangannya malah membuat Fugaku frustasi sampai ke ubun-ubun.

TBC

Maap agak lama ya....
Happy new year semuanya 🥳

YOUtubeR LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang